Kamis, 08 September 2022 13:03 WIB

Menari dan Dansa : Cara Asyik tuk Kurangi Risiko Penyakit Jantung ?

Responsive image
440
dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini adalah pembunuh nomor satu secara global. Diperkirakan sebanyak 17,9 Juta orang meninggal karena penyakit jantung dan pembuluh darah pada tahun 2019, dimana jumlah tersebut mereprentasikan 32% dari total kematian secara global. 85% kematian tersebut diakibatkan oleh serangan jantung mendadak dan stroke. Sebagian besar dari penyakit jantung dan pembuluh darah diakibatkan oleh pola perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, pola makan dan obesitas, kurangnya aktivitas tubuh (sedentary life style) serta konsumsi alkohol yang berlebihan. Kurangnya aktivitas fisik/sedentary life style sangat berpengaruh akan munculnya resiko penyakit jantung pembuluh darah, dan American Heart Association memberikan laporan bahwa sebayak 250.000 kematian di Amerika Serikat dihubungkan dengan kurangnya aktivitas fisik.1 Namun, kurangnya aktivitas fisik ini merupakan salah satu faktor resiko yang “modified” atau yang dapat diubah, artinya dengan melakukan aktivitas fisik yang cukup dan sesuai maka kita dapat menurunkan risiko penyakit jantung.Begitu pentingnya aktivitas fisik dalam mengurangi resiko penyakit kronik seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, pada tahun 2014, negara Australia merilis Australian Physical Activity and Sedentary  Behaviour Guidelines untuk membantu rakyat disana melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan masing-masing.

Bagaimana meningkatkan aktivitas fisik? Banyak cara yang dapat kita lakukan, bisa dengan hal kecil yaitu memilih naik tangga daripada lift atau eskalator, memilih sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari daripada mobil atau motor, jogging, olahraga berlari , olahraga senam aerobik, dan menari atau dansa. Ya, dari contoh-contoh kegiatan diatas, menari mungkin salah satu cara yang paling menarik dan menyenangkan bagi sebagian orang. Menari atau dansa dikatakan mampu memberikan efek yang sama baiknya dengan aktivitas fisik lain, bahkan memiliki keuntungan berupa meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan tubuh. Menari yang efektif tentu saja tidak harus jenis tarian yang memiliki tempo cepat, dengan tempo yang sedang bahkan lambat seperti dansa Waltz pun tetap memiliki efek yang baik untuk jantung dan metabolisme tubuh secara umum.1 Menari selain memiliki aspek fisik yaitu gerakan-gerakan yang dilakukan, namun dikatakan memilki aspek psikologis, dimana dikatakan orang yang menari apalagi dengan kelompok memiliki efek stress relief atau pereda stress, dimana kita tahu bahwa stress juga merupakan salah satu faktor untuk penyakit kardiovaskular dan metabolik.2 Dari aspek-aspek yang dipengaruhi tersebut dapat dilihat bahwa menari memiliki paket lengkap untuk mengurangi kejadian atau resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Sebuah studi di Inggris dilakukan dengan melibatkan 11 populasi dengan jumlah subyek mencapai 48.390, berusia diatas 40 tahun dan tidak memiliki Riwayat sakit jantung sebelumnya,  diobservasi sejak tahun 1995 sampai 2007, kemudian dianalisis pada tahun 2014, menunjukkan bahwa menari merupakan salah satu “olahraga” yang bersifat protektif untuk resiko penyakit jantung.2 Pada tahun 2016, dilakukan sebuah studi meta analisis di Brazil untuk melihat efek dari menari pada resiko kardiovaskular yang terkait dengan proses penuaan, hasil yang didapatkan adalah menari memperbaiki kemampuan jantung dan paru pada populasi orang tua yang merupakan populasi paling berisiko terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah.3

Pada akhirnya, aktivitas fisik apapun diatas akan membantu untuk mengurangi risiko kejadian munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah, namun harus dilakukan secara teratur dan tentunya dengan perasaan yang senang. Menari adalah salah satu kegiatan yang tidak hanya menyenangkan, namun memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh. Bila hati senang ketika melakukan sesuatu, maka kita pun akan melakukannya secara teratur. Jadi menarilah dengan wajah tersenyum dan hati yang senang, demi jantung yang sehat.

 

Referensi :

Belardinelli R, Lacalaprice F, Ventrella C, Volpe L, Faccenda E. Waltz dancing in patients with              chronic heart failure: new form of exercise training. Circ Heart Fail. 2008;1(2):107–14.

Merom D, Ding D, Stamatakis E. Dancing Participation and Cardiovascular Disease Mortality:              A Pooled Analysis of 11 Population-Based British Cohorts. Am J Prev Med [Internet].                            2016;50(6):756–60. Available from: https://dx.doi.org/10.1016/j.amepre.2016.01.004

Rodrigues-Krause J, Farinha JB, Krause M, Reischak-Oliveira Á. Effects of dance                                interventions    on cardiovascular risk with ageing: Systematic review and meta-analysis.                      Complement Ther Med [Internet]. 2016;29:16–28. Available from:                                                           https://dx.doi.org/10.1016/j.ctim.2016.09.004

Sumber gambar: freepik.com