Kamis, 08 September 2022 11:41 WIB

Jantung Berdetak Cepat, Jatuh Cinta atau Atrial Fibrilasi?

Responsive image
1095
dr. Benedictus Hanjaya Suwandi - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Jatuh cinta dapat membuat jantung Anda berdetak lebih kencang dari biasanya. Namun apabila bersama dengan rasa berdebar itu Anda merasa lemah, sesak, nyeri dada, atau sering pingsan mendadak, mungkin yang Anda alami adalah atrial fibrilasi.

Atrial fibrilasi adalah kondisi dimana serambi jantung berdetak tidak beraturan sehingga tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya. Kondisi ini dapat menyebabkan aliran darah pada serambi jantung menjadi lambat dan dapat menimbulkan adanya gumpalan darah. Gumpalan darah yang terbentuk ini dapat bergerak ke seluruh tubuh menyebabkan stroke dan masalah lainnya. Selain itu, detak jantung yang terlalu cepat untuk jangka waktu yang lama dapat melemahkan otot jantung dan menyebabkan gagal jantung.

Apabila jantung Anda disinyalir iramanya tidak teratur, disebut juga aritmia, tenaga kesehatan mungkin akan mengonfirmasi masalah yang Anda alami dengan pemeriksaan peremakan listrik jantung atau elektrokardiografi (EKG). Saat ini juga telah banyak dikembangkan smartwatch ataupun gawai lainnya seperti alat pengukur tekanan darah otomatis, yang dapat mendeteksi atrial fibrilasi dari rumah.

Berikut pilar-pilar penatalaksanaan atrial fibrilasi, yang mungkin akan disarankan oleh tenaga kesehatan untuk Anda:

-  Pencegahan stroke dan gumpalan darah

Antikoagulan adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan darah dan mencegah pembentukan gumpalan darah. Salah satu contohnya adalah warfarin. Namun, perkembangan ilmu dan pengetahuan kedokteran telah menemukan obat-obatan yang lebih mudah digunakan dan tidak memerlukan pemantauan ketat.

Pada pasien-pasien yang tidak dapat mengonsumsi obat antikoagulan misal karena risiko perdarahan atau kontraindikasi lainnya, dapat dilakukan penutupan apendiks atrium kiri untuk pencegahan stroke dan gumpalan darah.

- Kontrol denyut jantung

Dapat diberikan obat-obatan seperti penyekat beta, penyekat kanal kalsium, atau digoksin untuk memperlambat denyut jantung untuk meredakan keluhan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

-  Pemulihan irama jantung

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah mungkin akan menentukan bahwa pemulihan irama jantung mungkin adalah pilihan terbaik untuk pasien, misalnya dengan cara ablasi untuk menghambat sinyal listrik pada jantung.

-  Modifikasi faktor risiko dan komorbid

Beberapa faktor risiko untuk atrial fibrilasi termasuk obesitas, gaya hidup sedentari, tekanan darah tinggi, diabetes, apnea tidur, dan konsumsi alkohol. Apabila kondisi-kondisi ini dapat dikontrol, maka atrial fibrilasi dapat dicegah, dikurangi, maupun dikembalikan ke kondisi sebelumnya.

Apabila Anda merasa jantung Anda berdetak cepat atau berdebar-debar, maupun gejala-gejala atrial fibrilasi lainnya, konsultasikan kepada dokter spesialis jantung dan pembuluh darah atau tenaga kesehatan.

 

Referensi :

Hindricks G, Potpara T, Dagres N, Arbelo E, Bax JJ, Blomström-Lundqvist C, et al. 2020 ESC Guidelines for the diagnosis and management of atrial fibrillation developed in collaboration with the European Association for Cardio-Thoracic Surgery (EACTS) The Task Force for the diagnosis and management of atrial fibrillation of the European Society of Cardiology (ESC) Developed with the special contribution of the European Heart Rhythm Association (EHRA) of the ESC. European heart journal. 2021 Feb 1;42(5):373-498.

Atrial fibrillation. National Heart, Lung, and Blood Institute. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/atrial-fibrillation.

Zipes DP, et al., eds. Catheter ablation: Technical aspects. In: Cardiac Electrophysiology: From Cell to Bedside. 7th ed. Elsevier; 2018.

Sumber gambar: freepik.com