Rabu, 07 September 2022 13:24 WIB

Idiopatik Trombositopenik Purpura

Responsive image
36679
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Idiopatik Trombositopenik Purpura atau disebut penyakit ITP, adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup platelet (trombosit). Trombosit adalah sel darah yang membantu menghentikan pendarahan dengan menempel bersama untuk membentuk gumpalan yang menutup luka kecil atau pecah. Hal tersebut mengakibatkan tubuh mudah memar atau berdarah. Para peneliti percaya bahwa ITP adalah penyakit gangguan autoimun. Tubuh biasanya membuat antibodi melawan infeksi, tetapi dalam ITP antibodi ini menyerang dan menghancurkan trombosit sehat tubuh. Apa yang menyebabkan ini tidak diketahui. Penyakit ITP terjadi pada 50 hingga 150 orang per juta setiap tahun. Sekitar setengah dari orang yang terkena dampak adalah anak-anak. ITP dapat memengaruhi wanita 2 hingga 3 kali lebih sering daripada pria. Istilah idiopatik, digunakan sebagai kondisi sebelumnya, berarti penyebab yang tidak diketahui. Sebelumnya, nama ini digunakan karena penyebab ITP tidak dipahami dengan baik. Namun, sekarang jelas bahwa sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam pengembangan penyakit ITP, dengan demikian namanya yang lebih baru, trombositopenia imun. Dalam ITP, sistem kekebalan menghasilkan antibodi terhadap trombosit. Trombosit ini ditandai untuk dihancurkan dan dihilangkan oleh limpa, yang menurunkan jumlah trombosit. Sistem kekebalan tubuh juga mengganggu sel-sel yang bertanggung jawab atas produksi trombosit normal, yang selanjutnya dapat menurunkan jumlah trombosit dalam aliran darah.

Penyebab ITP

Penyebab ITP belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, dugaan utama penyebab ITP adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang disebut penyakit autoimun. Pada penderita ITP, sistem kekebalan tubuh menganggap trombosit sebagai benda asing yang berbahaya sehingga dibentuk antibodi untuk menyerang trombosit. Hal inilah yang menyebabkan jumlah trombosit menurun.

Selain itu, beberapa hal berikut ini juga dapat memicu munculnya ITP :

1.      Infeksi virus atau bakteri, umumnya pada anak-anak.

2.      Vaksinasi

3.      Paparan racun atau bahan kimia berbahaya, misalnya insektisida.

4.      Penyakit autoimun lain, misalnya lupus.

5.      Pengobatan kemoterapi

Gejala ITP

Gejala utama ITP adalah munculnya ruam merah atau memar di berbagai bagian tubuh dan perdarahan yang sulit dihentikan ketika luka. Beberapa tanda dan gejala tambahan lain yang disebabkan oleh ITP adalah :

1.      Rasa lelah yang berlebihan.

2.      Mimisan

3.      Bercak darah pada urine atau tinja.

4.      Gusi berdarah, terutama setelah menjalani perawatan gigi.

5.      Perdarahan berlebihan saat menstruasi.

Pada anak-anak, ITP terkadang tidak menimbulkan gejala. Jika muncul, gejala biasanya bersifat ringan dan berlangsung kurang dari 6 bulan (akut). Gejala ITP juga dapat berlangsung lebih dari 6 bulan (kronis), tetapi biasanya terjadi pada penderita dewasa.

Kapan Harus ke Dokter

ITP ditandai dengan perdarahan yang dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Konsultasikan dengan dokter bila Anda sering mengalami perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah, atau memar, terutama bila perdarahan tersebut terjadi secara spontan atau tanpa didahului cedera.

Penderita ITP perlu berhati-hati dalam beraktivitas, khususnya aktivitas yang melibatkan kontak fisik dan berisiko menyebabkan cedera atau luka, misalnya bermain sepak bola. Bila mengalami luka, lakukan upaya untuk menghentikan perdarahan dengan menekan area yang berdarah.

Bila perdarahan tidak juga berhenti, segera pergi ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Pemeriksaan ITP

Dokter akan memeriksa seluruh bagian tubuh pasien untuk mendeteksi memar atau perdarahan. Jika terjadi perdarahan akibat luka, dokter akan memeriksa kondisi luka tersebut dan segera mengobatinya.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk melihat jumlah trombosit. Jumlah trombosit normal adalah antara 150.000-400.000 per mikroliter. Penderita ITP memiliki trombosit di bawah nilai normal. Makin rendah trombosit, maka risiko perdarahan akan makin meningkat.

Tidak ada pemeriksaan yang bisa memastikan ITP. Oleh sebab itu, dokter akan mencari dan menyingkirkan kemungkinan perdarahan dan rendahnya jumlah trombosit disebabkan oleh kondisi lain. Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain :

1.      Uji fungsi hati.

2.      Pemeriksaan fungsi ginjal.

3.      Aspirasi sumsum tulang.

Penanganan ITP

ITP yang ringan tidak memerlukan penanganan secara khusus, tetapi dokter akan memantau dan melakukan pemeriksaan trombosit secara rutin untuk mencegah perdarahan.

Sedangkan pada ITP yang lebih parah, dokter akan memberikan penanganan untuk menjaga agar jumlah trombosit tidak turun sehingga tidak terjadi perdarahan.

Penanganan ITP dapat Diberikan Dalam Bentuk :

1.      Obat-obatan

2.      Operasi

Jika ITP sudah parah dan obat-obatan tidak lagi efektif dalam mengatasi gejala, dokter akan melakukan operasi pengangkatan organ limpa atau splenektomi.

Prosedur splenektomi bertujuan untuk mencegah penghancuran trombosit di organ limpa. Meski demikian, prosedur operasi ini jarang sekali dilakukan karena berisiko menimbulkan infeksi.

 

Referensi :

Agnis Tri Giarti. 2016. Upaya Pencegahan Cidera pada Pasien Idiopatik Trombosepenia Purpura di RSUD Pandanaran Boyolali. Jurnal Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamammadiyah Surakarta.

Zainal, A., Salama, A., & Alweis, R. 2019. Immune Thrombocytopenic Purpura. Journal of Community Hospital Internal Medicine Perspectives, 9(1), pp. 59-61.

Nomura, S. 2016. Advances in Diagnosis and Treatments for Immune Thrombocytopenia. Clinical Medicine Insights : Blood Disorders, 9, pp. 15-22.

National Institute of Health. 2022. MedlinePlus. Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP).

Mayo Clinic. 2021. Diseases & Conditions. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP).

Donahue, M. Healthline. 2022. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP).

Hoffman, M. WebMD. 2020. Thrombocytopenia and ITP.