Rabu, 07 September 2022 13:04 WIB

ASI dan Manfaatnya

Responsive image
8455
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Menyusui dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang cukup besar bagi bayi. Selain nutrisi penting, sel kekebalan dan komponen bioaktif, ASI juga mengandung beragam mikroba, yang penting untuk menjaga kesehatan payudara dan bayi. ASI mempengaruhi kesehatan anak seumur hidup. komposisi mikroba ASI dan oligosakarida susu manusia (HMO), sebagai konstituen penting yang membentuk perkembangan mikrobioma usus bayi dan kekebalan.

ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun yang berasal dari susu hewan maupun dari bahan tumbuhan. Oleh karena itu tidak diragukan lagi meneteki adalah cara pemberian makanan bayi yang paling baik.

Air Susu Ibu (ASI) sudah menjadi salah satu program dari World Health Organization (WHO) bagi anak sejak dilahirkan sampai bayi mampu mencerna asupan lain setelah usia enam bulan. Menurut WHO, ASI eksklusif berarti bayi hanya menerima air susu ibu dan tidak ada cairan atau padatan lain bahkan air, kecuali larutan rehidrasi oral atau tetes/sirup vitamin, mineral, atau obat-obatan. Ada bukti kuat bahwa menyusui mengurangi tingkat infeksi neonatus, dan juga memiliki manfaat kesehatan yang diduga dalam jangka panjang dapat mencegah hipertensi, diabetes, dan bahkan meningkatkan kecerdasan intelektual (IQ). Zat-zat yang terkandung dalam ASI dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, dan untuk kekebalan tubuh bayi terhadap beberapa penyakit serta mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi yang optimal untuk bayi. Selain nutrisi penting (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral), ASI juga mengandung berbagai sel kekebalan dan komponen bioaktif yang memiliki tindakan anti-inflamasi, anti-infeksi dan probiotik. Ini termasuk peptida antimikroba (seperti bakteriosin, laktoferin, lisozim, laktadherin), sitokin, kemokin, imunoglobulin, faktor pertumbuhan, oligosakarida, glikokonjugat, dan asam lemak.

ASI dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang cukup besar termasuk perlindungan dari:

· diare,

· necrotising enterocolitis, 

· infeksi saluran pernapasan (termasuk otitis media akut),

· kandiasis oral,

· infeksi enterovirus,

· dermatitis atopik,

· obesitas dan penyakit alergi.

Manfaat ini khususnya relevan untuk bayi dengan kerentanan yang meningkat, seperti bayi prematur atau bayi yang sakit. ASI mengandung mikrobiota sendiri, yang kemungkinan memiliki implikasi kesehatan yang penting bagi ibu (kesehatan kelenjar susu) dan bayi (kolonisasi usus dan perlindungan terhadap patogen, pematangan sistem kekebalan dan pencernaan nutrisi).

Bayi yang diberi ASI eksklusif memiliki keragaman yang lebih rendah pada mikrobiota usus. Komposisi mikrobiota usus sangat penting untuk perkembangan sistem kekebalan dan gangguan telah dikaitkan dengan efek samping hasil kesehatan di kemudian hari, termasuk perkembangan penyakit alergi, penyakit radang usus kronis, obesitas, diabetes mellitus dan respons vaksin yang berkurang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

a. Faktor pemudah (Predisposing faktors), adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.

Ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah menerima suatu ide baru di banding dengan ibu yang berpendidikan rendah

2) Pengetahuan

3) Nilai-nilai atau adat budaya

Adat budaya akan mempengaruhi ibu untuk memberikan ASI secaraneksklusif karena sudah menjadi budaya dalam keluarganya. Salah satu adat budaya yang masih banyak dilkukan dimasyarakat yaitu adat selapanan.

b. Faktor pendukung (Enabling faktors)

1) Pendapatan keluarga :

ASI memiliki kualitas baik hanya jika ibu mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi baik. Keluarga yang memiliki cukup pangan memugkinkan ibu untuk memberi ASI Eksklusif lebih tinggi dibanding keluarga yang tidak memiliki cukup pangan.

2) Ketersediaan waktu

Ketersediaan waktu seorang ibu untuk menyusui secara eksklusif berkaitan erat dengan status pekerjaannya.

3) Kesehatan ibu :

Kondisi kesehatan ibu mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam keberlangsungan proses menyusui. Ibu yang mempunyai penyakit menular atau penyakit pada payudara sehingga tidak boleh ataupun tidak bisa menyusui bayinya .

c. Faktor pendorong (Reinforcing faktors)

1) Dukungan keluarga : Dukungan dari lingkungan keluarga termasuk suami, orang tua atau saudara lainnya sangat menentukan keberhasilan menyusui.

2) Dukungan petugas kesehatan : Petugas kesehatan yang professional bisa menjadi faktor pendukung ibu dalam memberikan ASI.

 

Referensi:

Amalia, A., & Shaluhiyah, Z. (2013). Langkah peningkatan pemberian ASI eksklusif di kabupaten Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 8(2), 90–99. https://doi.org/10.14710/jpki.8.2.90

Boix-Amorós, A., Collado, M. C., Van’t Land, B., Calvert, A., Le Doare, K., Garssen, J., … Munblit, D. (2019). Reviewing the evidence on breast milk composition and immunological outcomes. Nutrition Reviews, 77(8), 541–556. https://doi.org/10.1093/nutrit/nuz019

Eldridge, J. D., Hartnett, J. O., Lee, F. F., Sekhobo, J. P., Edmunds, L. S., & Eldridge, S. (2019). Implementing a WIC-Based Intervention to Promote Exclusive Breastfeeding?: Challenges , Facilitators , and Adaptive Strategies, 49(7). https://doi.org/10.1016/j.jneb.2017.04.005

Waryantini, & Muliawati, L. (2019). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi Asi terhadap kegagalan pemberian Asi eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Jurnal Kesehatan, VII(1), 50–57.

Zimmermann, P., & Curtis, N. (2020). Breast milk microbiota: A review of the factors that influence composition. Journal of Infection, 81(1), 17–47. https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.01.023

Sumber Foto: https://m.fimela.com/parenting/read/3776415/11-fakta-tentang-menyusui-yang-jarang-diketahui-dan-diungkapkan

( DOC, PROMKES, RSMH)