Rabu, 07 September 2022 08:37 WIB

Sekolah: Amankah bagi Kesehatan Mental Siswa? Meniliki Fenomena Bullying di Lingkungan Sekolah

Responsive image
1421
Rizky Fajar Bahtiar, Amd. Kep. - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Fenomena bullying di sekolah akhir-akhir ini semakin hangat muncul ke permukaan. Masyarakat disuguhi berbagai macam bentuk bullying yang terjadi di sekolah, entah itu dari guru atau teman sekolahnya. Hal ini tentunya menimbulkan sebuah pertanyaan, amankah lingkungan sekolah bagi perkembangan mental seorang siswa? Mengingat sekolah merupakan “kehidupan kedua” anak usia sekolah menghabiskan sebagian besar waktu di kesehariannya. Kasus bullying di sekolah ini seringkali tidak menemukan solusi tegas agar akar masalah teratasi sehingga tidak terulang kembali jika tidak viral di masyarakat. Mengapa bisa terjadi hal tersebut? Pertama, dampak dari tindakan ini tidak tampak secara langsung, kecuali bullying fisik yang meninggalkan bekas luka yang terlihat. Nyatanya adalah luka psikis dan emosional bagi korban bullying ini sangat dalam dan menyakitkan. Kedua, keengganan dari korban untuk melapor karena takut berada di bawah ancaman, malu, dan perasaan percuma untuk melapor. Ketiga, persepsi bullying yang dianggap sebagai sebuah bahan candaan yang lumrah bagi anak-anak di usia sekolah sehingga tidak menimbulkan dampak yang serius. Keempat, adanya pengetahuan yang kurang memadai dari orang tua dan guru sehingga mereka tidak menyadari adanya masalah serius yang terjadi pada anak-anak.  

Bully sendiri memiliki arti menggertak dan mengganggu orang yang lebih lemah. Bullying sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang berupa perilaku negatif dan berulang, yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, perlakuan tersebut dilakukan dengan sengaja dan intens yang bertujuan menyakiti secara fisik maupun mental. Definisi tersebut mengandung tiga poin utama yaitu adanya perilaku negatif yang dilakukan dengan sengaja, adanya pengulangan bullying terhadap korban, dan adanya ketidakseimbangan kekuatan (baik secara fisik ataupun psikis) antara korban dan pelaku bullying (Olweus, 1993).  Tentunya dampaka yang ditimbulkan akibat perilaku ini tidak hanya terjadi dalam jangka waktu pendek namun akan berpengaruh terhadap jangka panjangnya. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa perilaku bullying yang diterima seseorang saat di bangku sekolah akan menyebabkan terjadinya Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), yang gejalanya mudah cemas, panik, hingga mengalami amnesia sehingga mengganggu produktivitas di masa dewasa. Porsi perempuan dua kali lebih berisiko menderita hal tersebut daripada laki-laki.

Kemudian apa yang bisa dilakukan untuk mencegah ha; tersebut? Tentunya hal tersebut tidak bisa berjalan jika tidak ada kerjasama dan partisipasi dari seluruh pihak yang ada di sekolah, mulai dari penyusun kebijakan, guru, orang tua, siswa, hingga lingkungan masyarakat di sekitar sekolah. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:

1.    Perkuat pemahaman terkait dengan bullying bagi guru, orang tua, dan murid sekolah. Hal ini tentunya dapat melalui kegiatan workshop, pelatihan, atau seminar.

2.    Aplikasikan komunikasi yang aktif antar pihak sekolah maupun orang tua. Informasi terkait dengan kegiatan yang sifatnya non akademik, yang tidak hanya berkaitan dengan pembelajaran saja.

3.   Menguatkan bimbingan konseling di tingkat sekolah dengan kampanya anti-bullying serta membentuk hotline center yang memfasilitasi siswa dan menjamin kerahasiaan serta rivasi masalah yang dihadapi oleh siswa.

Perilaku bullying memiliki berbagai ciri yang harus dikenali baik oleh pendidik dan orangtua, sebab dampak negatif yang dihasilkan oleh perilaku bullying ini tidak hanya berpengaruh pada korban bullying akan tetapi juga pada pelaku bullying. Dengan adanya peningkatan kesadaran terkait dengan bullying di lingkungan sekolah diharapkan perilaku bullying ini dapat dicegah dan diatasi dengan baik sehingga perkembangan mental anak tidak mengalami gangguan.

 

Referensi:

Muhopilah, P., & Tentama, F. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying. Jurnal Psikologi Terapan Dan Pendidikan, 1(2), 99. https://doi.org/10.26555/JPTP.V1I2.15132

Olweus, Dan. 1993. Bullying at school: what we know and what we can do. Massachussetts: Blackwell Publishing

Prasetyo, ABE. Bullying di sekolah dan dampaknya bagi masa depan. Jurnal Pendidikan Islam: El Tarbawi.Vol. 4 (1). 19 -26