Selasa, 06 September 2022 11:26 WIB

Benarkah Cacar Monyet Ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Global?

Responsive image
625
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Ditengah-tengah harapan masyarakat Indonesia dan bahkan dunia bahwa pandemi ini segera berlalu, WHO kembali menerima laporan tentang adanya kasus penyakit cacar monyet (monkeypox). Saat ini cacar monyet dilaporkan telah meluas ke 12 negara non endemis yang berada di 3 (tiga) regional WHO, yaitu Eropa, Amerika, dan Western Pacific. Hal ini tentu saja membuat para pemangku kebijakan di bidang kesehatan di seluruh dunia menjadi waspada, begitu pula masyarakat umum mulai banyak yang bertanya-tanya tentang penyakit ini.

Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit zoonosis langka yang mirip dengan cacar. Penyebabnya pun berasal dari kelompok virus yang sama dengan cacar air. Disebut cacar monyet karena penyakit ini menular dari hewan monyet. Penyebab cacar monyet adalah virus monkeypox.

Virus monkeypox merupakan anggota genus orthopoxvirus dalam keluarga poxviridae. Genus orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar smallpox).

Sebenarnya, cacar monyet adalah penyakit endemik Benua Afrika, artinya, penyakit ini jarang ditemukan di negara lain selain di Afrika. Pada 2019 lalu, 1 (satu) kasus monkeypox sempat terdeteksi di negara non endemis, yaitu di Singapura.

Cacar monyet ditetapkan oleh WHO sebagai darurat kesehatan global karena kemunculannya yang mulai meluas di luar Afrika. Bahkan, negara yang sebelumnya tidak pernah mencatatkan kasus cacar monyet mulai mengonfirmasi dalam jumlah yang terbilang tidak sedikit.

Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet

Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet :

1.      Sakit kepala

2.      Demam akut >38,5oC.

3.      Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening).

4.      Nyeri otot / myalgia.

5.      Sakit punggung

6.      Asthenia (kelemahan tubuh).

7.      Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh).

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi :

1.      Vaksinasi cacar (smallpox) dapat membantu menurunkan risiko.

2.      Hindari kontak dekat dengan orang sakit, khususnya yang mempunyai gejala cacar monyet.

3.      Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 40-60 detik atau 20-30 detik dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.

4.      Jangan menyentuh wajah, mulut, dan mata dengan tangan yang kotor.

5.      Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

6.      Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

7.      Memasak daging dengan benar dan matang.

8.      Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

 

Referensi :

Lia Qelina dan Risti Graharti. 2019. Human Monkeypox Virus : Respon Kesiapan Darurat Dunia. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

https://www.who.int.

https://litbang.kemkes.go.id.