Selasa, 30 Agustus 2022 13:23 WIB

Benarkah Kanker Payudara Menjadi Kasus Kanker Terbanyak di Indonesia?

Responsive image
3226
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kejadian kanker payudara terus mengalami peningkatan dan pada saat ini kanker payudara berada pada urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker.

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16.6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Banyak kasus kanker yang terdeteksi ketika sudah di tahap lanjut, padahal kematian akibat kanker dapat dikalahkan ketika pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker itu sendiri.

Selain angka kematian yang cukup banyak, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang semakin membengkak.

Karena tingginya angka kanker payudara di Indonesia, pemerintah memprioritaskan upaya penanganan kanker payudara, namun tidak berarti penanganan kanker jenis lainnya diabaikan. Pada saat yang sama, Kemenkes tetap melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit kanker lainnya seperti yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Kanker. Dalam ketentuan ini, Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia mencakup 3 (tiga) pilar yakni promosi kesehatan, deteksi dini, dan tata laksana kasus.

Tiga pilar ini merupakan metode efektif dalam upaya penanggulangan kanker. Dengan adanya promosi dan edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, deteksi dini seperti Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dapat meningkatkan harapan kesembuhan dan meningkatkan harapan hidup karena dapat mendeteksi kasus sejak dini. Begitu juga dengan tata laksana kasus di awal juga dapat menurunkan angka kematian.

Ketahui gejala dan faktor risiko kanker payudara seperti :

Gejala kanker payudara :

1.      Benjolan pada payudara.

2.      Perubahan tekstur kulit payudara, seperti kulit bersisik atau sangat kering di sekitar puting dan areola, kulit di bagian payudara menebal, dan kadang penderita juga mengalami gatal.

3.      Keluar cairan dari puting. Cairan tersebut bisa encer maupun kental. Warna juga bisa bervariasi mulai dari bening, keruh putih mirip susu, kuning, hijau, atau kemerahan.

4.      Lesung pipi di area payudara.

5.      Adanya pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak.

6.      Nyeri pada payudara.

7.      Puting susu mengalami perubahan bentuk dan ukuran, seperti puting susu terbalik atau seperti melesak masuk ke dalam.

8.      Kulit sekitar payudara berubah warna menjadi merah, ungu mirip memar, atau kebiruan padahal tidak mengalami trauma fisik.

9.      Payudara besar sebelah atau mengalami bengkak.

Faktor risiko terjadinya kanker payudara :

1.      Haid pertama pada usia di bawah 12 tahun.

2.      Wanita yang tidak menikah.

3.      Wanita menikah tetapi tidak memiliki anak.

4.      Melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun.

5.      Tidak Menyusui

6.      Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam waktu yang cukup lama.

Bagaimana upaya pencegahan kanker payudara :

1.      Cek kesehatan secara berkala dan melakukan upaya deteksi dini seperti SADARI.

2.      Menjaga berat badan tetap ideal.

3.      Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

4.      Rajin berolahraga dan beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari.

5.      Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.

6.      Istirahat dan tidur cukup.

7.      Membatasi minuman beralkohol.

8.      Menyusui bayi secara teratur dan membatasi terapi hormon.

9.      Kelola stres

 

Referensi :

Gusti Ayu Triara Dewi dan Lucia Yovita Hendrati. 2015. Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan Usia Menarche). Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Erlina Marfianti. 2021. Peningkatan Pengetahuan Kanker Payudara dan Ketrampilan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) untuk Deteksi Dini Kanker Payudara di Semutan Jatimulyo Dlingo. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.

https://www.kemkes.go.id/