Selasa, 30 Agustus 2022 09:00 WIB

PENGATURAN DIET PASCA OPERASI BATU EMPEDU

Responsive image
33364
dr. Steffi Sonia, M.Gizi, Sp.GK(K) - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Batu empedu adalah batu yang terbentuk di dalam kandung empedu atau saluran empedu. Angka kejadian penyakit batu empedu di Asia sekitar 3-5%. Sebagian besar penyakit batu empedu tidak menimbulkan gejala, namun terdapat sebagian kecilnya yang menimbulkan gejala yang signifikan hingga membutuhkan operasi. Operasi yang dilakukan biasanya berupa pengangkatan kandung empedu. Dengan diangkatnya kandung empedu pada umumnya tidak menyebabkan efek samping yang signifikan secara jangka panjang. Mekipun demikian, pengaturan diet (pola makan) yang tepat masih diperlukan untuk mengurangi keluhan-keluhan yang terjadi pascaoperasi dan juga untuk mencegah batu empedu terbentuk kembali di saluran empedu yang tersisa.

Keluhan yang dapat terjadi pascaoperasi pengangkatan kandung empedu di antaranya adalah keluhan-keluhan saluran cerna, yaitu diare dan kembung. Diare pasca pengangkatan kandung empedu disebabkan oleh tidak adanya kandung empedu, sehingga empedu langsung masuk ke usus halus dan memicu terjadinya diare. Keluhan-keluhan pascaoperasi ini biasanya menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan. Untuk mengurangi keluhan yang muncul, pasien diminta untuk menghindari makanan tinggi lemak, makanan pedas, makanan/minuman berkafein, makanan/minuman yang sangat manis, dan produk susu. Jika terjadi diare yang cukup berat, pasien perlu memperbanyak minum air atau oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Pasien secara bertahap dan menyesuaikan dengan kondisinya dapat kembali ke diet normal dalam waktu kurang lebih 1 bulan setelah operasi.

Pascaoperasi batu empedu, pasien juga perlu mewaspadai kambuhnya batu empedu. Meskipun kandung empedu sudah diangkat, pasien masih memiliki saluran empedu yang berfungsi untuk mengalirkan empedu dari hati ke usus. Batu empedu masih dapat terbentuk di saluran ini, dengan angka kejadian 4-24% pascaoperasi pengangkatan kandung empedu, dan bahkan kekambuhan ini dapat terjadi lebih dari satu kali. Oleh karena itu, pasien pascaoperasi pengangkatan kandung empedu tetap harus melakukan upaya-upaya pencegahannya.

Diet yang tinggi lemak jenuh dan rendah serat dapat meningkatkan kejadian batu empedu. Oleh karena itu, pasien perlu dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman tinggi lemak jenuh, contohnya daging yang berlemak, gajih, sosis, kulit ayam atau bebek, mentega, krim, susu full cream, keju, kue kering, cake, makanan-makanan yang sangat berminyak (contohnya makanan yang digoreng dan makanan cepat saji). Sebagai pengganti dari makanan tinggi lemak jenuh, pasien dapat dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan tinggi lemak tidak jenuh, contohnya ikan, minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan. Sementara itu, asupan serat perlu ditingkatkan, yaitu dengan meningkatkan konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, whole grain (contohnya nasi merah, nasi cokelat, gandum utuh), kacang-kacangan, biji-bijian, dan oat/havermut.

Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kejadian batu empedu antara lain jenis kelamin wanita, usia 40-an, kegemukan, kurang berolahraga, adanya penyakit kencing manis, berpuasa, dan penurunan berat badan secara cepat. Olahraga yang dianjurkan untuk meningkatkan kesehatan adalah olahraga intensitas sedang sebanyak 150 menit/minggu. Apabila pasien mengalami kegemukan, perlu dilakukan pengaturan diet untuk menurunkan berat badan dengan laju yang tepat, karena penurunan berat badan yang terlalu cepat juga dapat meningkatkan kejadian batu empedu. Target penurunan berat badan yang optimal pada pasien kegemukan adalah sebesar 0,5 - 1 kg per minggu. Selain mencegah kekambuhan batu empedu, upaya-upaya di atas seluruhnya juga dapat memperbaiki kesehatan secara umum dan dapat mencegah berbagai penyakit lainnya seperti kencing manis, darah tinggi, penyakit jantung koroner, dan lain-lain.

 

Referensi:

Kratzer W, Mason RA, Kachele V. Prevalence of gallstones in sonographic surveys worldwide. J Clin Ultrasound 1999; 27: 1– 7.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Zhou B, Hu J, Zhong Y. Surgical treatments for patients with recurrent bile duct stones and Oddis sphincter laxity. Intractable Rare Dis Res. 2017 Aug;6(3):172-176.

<!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Mahan LK dan Raymond JL, editor. Krause’s Food & The Nutrition Care Process, edisi ke-14. St. Louis: Elsevier Inc.; 2017.