Jumat, 26 Agustus 2022 14:42 WIB

Amankah Diet Menurunkan Berat Badan secara Instan?

Responsive image
597
dr. Steffi Sonia, M.Gizi, Sp.GK(K) - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Saat ini banyak beredar di situs web ataupun di media sosial berbagai cara menurunkan berat badan (BB) secara instan, baik melalui diet tertentu ataupun penggunaan produk-produk tertentu. Semuanya menjanjikan penurunan BB dalam jumlah banyak dalam waktu yang cepat. Sebagian bahkan diikuti dengan testimoni keberhasilan menurunkan BB. Yang jarang dipublikasikan adalah efek sampingnya, atau bahwa penurunan BB tersebut diikuti dengan kenaikan BB lagi dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Oleh karena itu, sebaiknya kita mempelajari secara menyeluruh efek dari penurunan BB secara instan.

Pertama-tama, kita perlu memahami terlebih dahulu bahwa kunci dari setiap penurunan BB adalah penurunan asupan kalori dan/atau pembakaran kalori dengan cara olahraga. Semakin rendah kalori yang dikonsumsi dan semakin banyak kalori yang terbakar, maka penurunan BB menjadi semakin cepat. Agar terjadi penurunan BB yang cepat diperlukan diet yang mengandung kalori sangat rendah. Diet dengan kalori yang sangat rendah (diet ekstrim) seringkali diikuti dengan penurunan pada hampir semua zat gizi. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko kesehatan pada orang-orang yang melakukan diet tersebut.

Apa saja risiko dari penurunan BB instan?<!--[if !supportLists]-->

  1. Batu empedu, yang disebabkan oleh asupan lemak yang terlalu sedikit
  2. Dehidrasi, yang disebabkan oleh kurangnya asupan cairan, atau penggunaan suplemen yang menyebabkan diare
  3. Penurunan massa otot, yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein. Akibat dari penurunan massa otot adalah penurunan metabolisme tubuh, sehingga kebutuhan energi menjadi turun. Hal ini menyebabkan tubuh mudah mengalami kenaikan BB kembali setelah diet dihentikan.
  4. Defisiensi vitamin dan/atau mineral, yang disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin dan mineral. Beberapa contoh akibatnya adalah rambut rontok, kelelahan, anemia, penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan osteoporosis
  5. Ketidakseimbangan elektrolit, yang disebabkan oleh rendahnya asupan elektrolit selama diet, atau penggunaan suplemen yang menyebabkan diare

Risiko-risiko ini bisa terjadi pada orang yang melakukan diet ekstrim dalam waktu beberapa hari hingga beberapa bulan.

Dengan mempertimbangkan banyaknya risiko di atas, maka diet yang bertujuan untuk menurunkan BB dengan cepat perlu supervisi dari dokter yang mengerti masalah nutrisi. Tujuannya adalah agar kebutuhan zat-zat gizi penting tetap dapat dipenuhi sehingga akan meminimalkan risiko kesehatan yang dapat terjadi. Setelah BB yang diinginkan tercapai, dokter tetap akan meminta pasiennya mempertahankan pola makan yang sehat dan berolahraga teratur. Jika hal tersebut tidak dilakukan, biasanya berat badan kembali naik dengan cepat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan penurunan BB yang sifatnya permanen, sebaiknya dilakukan dengan cara-cara (diet dan olahraga) yang dapat dipertahankan jangka panjang. Selain untuk mencapai penurunan BB jangka panjang, hal ini juga bertujuan supaya orang yang menerapkannya dapat membentuk kebiasaan gaya hidup sehat yang dapat dipertahankan hingga bertahun-tahun ke depan.

Jadi bagaimana caranya agar BB bisa turun dengan aman? Berikut ini ada beberapa tips untuk menurunkan BB:<!--[if !supportLists]-->

  1. Konsumsi protein lebih banyak. Konsumsi protein yang cukup bisa membantu mempertahankan massa otot dan laju metabolisme, serta menghasilkan rasa kenyang lebih lama. Meskipun demikian, penderita penyakit hati dan ginjal sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu mengenai jumlah protein yang boleh dikonsumsinya.
  2. Hindari gula dan karbohidrat berlebihan
  3. Hindari makanan-makanan yang digoreng dengan banyak minyak, karena mengandung tinggi lemak dan tinggi kalori.
  4. Makan dengan perlahan, bisa membantu menghasilkan rasa kenyang dengan jumlah makanan yang lebih sedikit.
  5. Istirahat yang cukup. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan hormon yang memicu rasa lapar.
  6. Cobalah olahraga jenis high-intensity interval training (HIIT). Sesuaikan dengan kemampuan. Olahraga ini terus membakar kalori bahkan setelah olahraga selesai.
  7. Cobalah latihan resistensi (resistance training) atau olahraga beban, bisa membantu mencegah penurunan massa otot dan penurunan laju metabolisme.
  8. Konsumsi serat, bisa membantu menurunkan kadar lemak tubuh dan menghasilkan rasa kenyang.

Sebagai kesimpulan, penurunan BB sebaiknya dilakukan secara perlahan. Penurunan BB secara cepat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, namun dapat diminimalisir apabila dilakukan dalam supervisi oleh dokter. Penurunan BB yang tidak diikuti dengan membangun kebiasaan gaya hidup sehat sangat mungkin menyebabkan berat badan meningkat kembali ketika diet dihentikan. Membangun kebiasaan gaya hidup sehat berupa pola makan sehat dan olahraga yang teratur secara jangka panjang lebih penting daripada penurunan BB yang sifatnya sementara.

 

Referensi:

Mahan LK dan Raymond JL, editor. Krause’s Food & The Nutrition Care Process, edisi ke-14. St. Louis: Elsevier Inc.; 2017.