Jumat, 26 Agustus 2022 14:32 WIB

Kiat Mengatasi Hipoglikemia pada Penderita Diabetes Melitus

Responsive image
9087
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Hipoglikemia pada pasien diabetes melitus (insulin reaction) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang dapat terjadi secara berulang dan dapat memperberat penyakit diabetes. Hipoglikemia terjadi karena peningkatan insulin dalam darah dan penurunan kadar glukosa yang diakibatkan oleh terapi insulin yang tidak adekuat (English et al., 2015). Hipoglikemia terjadi jika kadar gula darah di bawah 70 mg/dL (3,9 mmol/L). Tetapi bergantung pada kondisi pasien, gejala Hipoglikemia muncul pada kadar gula darah yang berbeda-beda. Hipoglikemia yang terlambat ditangani, dapat mengakibatkan penurunan kesadaran, kejang hingga kerusakan permanen pada otak. Hipoglikemia pada diabetes melitus disebabkan oleh kelebihan insulin relatif atau absolut, namun mekanisme kontrol glukosa berperan penting dalam penurunan gejala klinis (Bilous & Donelly, 2014). Hipoglikemia diabetik lebih sering terjadi pada pasien diabetes tipe 1, tetapi dapat terjadi pada pasien diabetes tipe 2 yang mendapatkan terapi insulin.

Kondisi hipoglikemia sering dialami oleh penderita diabetes, akibat :

1.      Penggunaan insulin atau obat diabetes yang melebihi dosis atau tidak teratur.

2.      Pola makan yang kurang baik seperti makan terlalu sedikit atau menunda saat makan.

3.      Aktivitas fisik atau olahraga berlebihan, sebelumnya tanpa makan yang cukup.

4.      Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Kiat untuk mencegah gejala hipoglikemia :

1.      Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan.

2.      Batasi konsumsi minuman keras.

3.      Pantau kadar gula anda secara berkala.

4.      Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul.

5.      Selalu siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala dimanapun Anda berada.

Komplikasi hipoglikemia terjadi sebagai akibat dari kurangnya glukosa ke otak sehingga pasien dengan hipoglikemia sering mengalami pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, tidak mampu berkonsentrasi, kejang dan koma. Apabila hipoglikemia tidak segera ditangani secara serius akan menyebabkan kerusakan otak secara permanen yang berujung pada kematian (Fatimah, 2015). Deteksi hipoglikemia merupakan usaha menemukan gejala-gejala dari hipoglikemia yang dapat terjadi akibat dari perubahan tentang bagaimana tubuh bereaksi terhadap keadaan gula darah rendah (Chase, 2016).

Kiat untuk mengatasi hipoglikemia :

1.      Mengonsumsi larutan gula atau makanan yang mengandung gula.

2.      Larutan air gula dapat dibuat dengan cara melarutkan 2 sdm gula pasir ke dalam satu gelas air putih.

3.      Jika setelah 15 menit keluhan hipoglikemia masih tetap ada, minum kembali larutan air gula.

4.      Jika hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sudah mencapai normal, segera mengonsumsi makanan utama atau selingan.

5.      Segera konsultasi dengan dokter.

 

Referensi          :

https://p2ptm.kemkes.go.id.

Budiawan Heri, Hikmat Permana, Etika Emaliyawati. 2020. Faktor Risiko Hipoglikemia pada Diabetes Mellitus. Universitas Padjadjaran, RSUP Hasan Sadikin Bandung. Health Care Nursing Journal. Volume 2 Nomer 2. 

Husna Cut, Bahagia Akmal Putra. 2020. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kemampuan Melakukan Deteksi Hipoglikemia pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, Darussalam-Banda Aceh. Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 (2).