Senin, 22 Agustus 2022 11:08 WIB

Makanan untuk Anak Autis yang Sehat dan Kaya Manfaat

Responsive image
42287
Minarni,SST. RD - RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Pengertian Autis

Autis merupakan salah satu dari gangguan pada anak yang ditandai munculnya gangguan keterlambatan dalam bidang kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial dan perilakunya. Autis juga merupakan kelainan perilaku yang penderitanya hanya tertarik pada aktivitas mentalnya sendiri.

Penyebab Autis pada Anak

Penyebab autis belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan ada keterlibatan faktor-faktor physikologi,phisiologi dan sosiologi. Pada umumnya belum sepenuhnya para ahli dapat menerima bahwa autis disebabkan fungsi dan struktur otak yang abnormal.Berbagai hal yang bisa menghambat pembentukan sel otak janin seperti virus rubella, toxoplasma,herpes, jamur (candida),oksigenasi (pendarahan) atau keracunan makanan. Selain gangguan tersebut, ternyata faktor genetik juga bisa menyebabkan autis Ada gen tertentu yang mengakibatkan kerusakan khas pada sistem limbic atau pusat emosi di jaringan otak

Cara Orangtua  agar dapat Mendeteksi Autis pada Anaknya

Orangtua dapat mengamati beberapa hal pada anaknya untuk mendeteksi gejala autis, diantaranya:

1. Anak pada usia 30 bulan belum bisa bicara untuk komunikasi

2. Memiliki sikap cuek dan cenderung hiperaktif terhadap lingkungannya

3. Anak tidak mampu bermain bersama teman sebayanya

4. Terjadi pengulangan pada perilaku yang tidak sewajarnya, contohnya menggoyang-goyangkan kepala atau badan berulang-ulang

Gangguan Gizi  yang Dialami Anak Autis

Gangguan gizi pada anak autis, diantaranya:

  • Kekurangan asam lemak omega-3 :  Asam lemak omega -3 merupakan asam lemak essensial yang dibutuhkan tubuh, sedangkan tubuh tidak dapat mensintesanya.
  • Kekurangan zink/seng :  Zink diperlukan untuk perkembangan mukosa usus yang sehat, pengembangan sistem imun yang sempurna dan metabolisme tulang
  • Kelebihan zat tembaga :  Kelebihan zat tembaga dapat meningkatkan penghancuran asamlemak dalam sel terutama sel otak dan juga menyebabkan serosis hati
  • Kekurangan kalsium dan magnesium :  Fungsi kalsium untuk pembentukan tulang, gigi dan kontraksi otot. Magnesium berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi biologis di dalam sel jaringan . Di dalam cairan ekstraseluler berperan di transmisi saraf, kontraksi otot/mengendurkan otot dan pembentukan darah

Pengaruh Gluten, Kasein, Phenol dan Food Additive Terhadap Anak Autis

Sebaiknya hindari memberikan anak penderita autis makanan dan minuman yang mengandung gluten, kasein, phenol dan bahan tambahan makanan. Kandungan-kandungan tersebut diperkirakan sebagai salah satu pemicu munculnya sikap agresif di otak. Untuk lebih jelasnya akan diterangkan bagaimana pengaruh zat-zat ini terhadap sikap agresif di otak.

  • Gluten dan kasein

Gluten terdapat pada gandum, havermut atau oat dan gluten biasanya memberi kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu. Sementara kasein merupakan protein susu. Anak autis pada umumnya tidak dapat mencerna gluten dan kasein secara sempurna, akibatnya akan menghasilkan peptida (asam amino rantai pendek) yang secara biologis masih aktif dan dapat berfungsi seperti “opioid”—zat yang bekerjanya mirip morphine yaitu untuk penekan/pengurang rasa sakit yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Kadar opioid gliadomorphin (peptida dari gluten) dan casomorphin (peptida dari kasein) pada urine anak autis meningkat. Diduga beberapa opioid peptida tersebut keluar dari usus halus, masuk ke dalam aliran darah terus ke otak sehingga menyebabkan gangguan syaraf. Oleh sebab itu pemberian diit/makanan tanpa gluten dan kasein dapat membantu mengurangi produksi opioid.

  • Phenol Sulfurtransferase (PST)

Enzim ini berperan untuk memecah hormon dan beberapa komponen makanan dan cara utama detoksifikasi/pembuangan zat kimia beracun. Pada anak yang kekurangan enzim ini biasanya menjadi sensitif terhadap makanan yang mengandung phenol seperti pisang, jeruk, tomat, anggur merah, apel, cokelat dan susu. Untuk itu, makanan tersebut harus dihindari. Reaksi anak terhadap makanan yang mengandung phenol dapat terjadi pada  fisik, perilaku atau keduanya, di antaranya berupa merah di pipi dan telinga, pusing, agresif dan hiperaktif.

  • ·Food additive

Food additive adalah zat yang ditambahkan dalam  makanan misalnya zat pewarna, zat pengawet dan penyedap. Anak autis juga sensitif terhadap makanan yang mengandung food additive, ini ada hubungannya dengan kekurangan enzim phenol pada anak autis

Pengaturan makanan untuk anak autis

  • Salah satu cara untuk menanggulangi autis adalah mengatur makanan , yaitu dengan cara:
  • Berikan makanan dengan gizi seimbang.
  • Makanan sumber karbohidrat: dipilih yang tidak mengandung gluten.
  • Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein.
  • Gunakan minyak kelapa, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kedelai.
  • Bila anak kekurangan enzim phenol sulfurtransferase, hindari makanan yang mengandung phenol.
  • Bila anak alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu, hindari makanan tersebut.
  • Bila keseimbangan zat gizi tidak dapat dipenuhi, pertimbangkan pemberian suplemen vitamin dan mineral.
  • Menghindari makanan yang menggunakan food additive.
  • Biasakan membaca label makanan untuk mengetahui komposisi makanan secara lengkap.
  • Makanan cukup bervariasi. Bila makanan monoton maka anak akan cepat bosan.
  • Hindari junk food atau makanan cepat saji, sebaliknya perbanyak konsumsi buah dan sayuran segar.
  • Cukup mengonsumsi serat, khususnya yang berasal dari sayuran dan buah. Satu hari  sebanyak 3-5 kali.

Makanan  yang boleh diberikan  untuk anak autis

  • Beras, ketan, kentang, jagung, singkong, ubi, tepung beras, tapioka, sagu dan hasil olahannya seperti bihun dan soun.
  • Daging: sapi, babi, kambing, burung, ayam, hati, ikan, kepiting, cumi, telur, udang, hati.
  • Tahu, tempe, kacang hijau, kacang kedelai, kacang mede, kacang tanah, lentil, kacang kapri, susu kedelai.
  • Minyak kelapa, minyak zaitun, minyak jagung, minyak kacang, santan.
  • Sayuran dan buah segar
  • Teh, sari buah murni tanpa pengawet, susu kedelai.
  • Bahan tambahan makanan seperti: acasia gum, asam acorbat, asam fumerat, beta karoten, kalsium: ascorbat, phosphatesulfate, karbonat, selulosa, gel, gum, gelatin, glyceridelecithin, pektin, potasium/kalium: klorida, sitrat, phosphatesorbate.
  • Bumbu dapur, cokelat bubuk, agar-agar gelatin.

Makanan   yang sebaiknya dihindari untuk anak autis

  • Makanan mengandung gluten: gandum, barley, bulgur, terigu dan semua hasil olahannya.
  • Makanan sumber kasein: susu dan hasil olahannya: keju, yoghurt, krim.
  • Daging, ikan yang diawet, dan diolah seperti sosis, kornet, daging asap, ikan asap, sarden.
  • Tauco, kecap.
  •  Mentega, krim.
  • Saus tomat, saus cabe, dan sayuran yang diawetkan dan diasinkan.
  • Buah yang diawetkan dan buah dalam kaleng.
  • Minuman botol ringan, sari buah dengan pengawet.
  • Pewarna tiruan, zat penambah rasa/ monosodium glutamat, zat penambah aroma, pemanis: aspartam, sakarin, kafein, polybate, nitrat, nitrit (pengawet daging).
  • Makanan yang diawetkan dengan bahan pengawet, permen, permen cokelat, lada bubuk sering dicampur terigu, ragi. 

 

Referensi :

Danu Atmaja, B.2004. Menu Autis (Panduan Diet Tepat Untuk Anak Autis)   Jakarta: Puspa Suara

Sunardi,T dan Susirah, S 2022. Makanan Sehat Anak Autis. Jakarta: PT Garamedia Pustaka Utama.

Suryana,A. 2004. Therapy Autisme (Anak Berbakat dan hiperaktif). Jakarta: Progress