Selasa, 09 Agustus 2022 13:39 WIB

Mengenal Fenomena Flat Back Syndrome, Fenomena Nyeri Punggung dan Badan terlalu Tegak setelah Operasi Tulang Belakang!

Responsive image
2356
Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes, - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

     Anda pasti mengetahui tentang nyeri punggung, bahkan sebagian besar pasti sudah pernah mengalami sendiri mengenai nyeri punggung. Nyeri punggung bila berkelanjutan merupakan salah satu keluhan yang sering dikeluhkan saat memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan teknologi, nyeri punggung semakin dapat dikenali dan didiagnosis dengan baik, dan juga tidak sedikit yang memerlukan operasi. Tindakan operasi pada tulang belakang akibat nyeri punggung juga sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan. Namun ternyata, beberapa operasi tulang belakang dapat menyebabkan komplikasi (sekitar 5 hingga 49%), yaitu nyeri punggung yang bertambah akibat posisi badan yang terlalu tegak. Fenomena ini di dunia medis disebut dengan Flat Back Syndrome.1

     Flat Back Syndrome merupakan fenomena yang terjadi akibat tulang belakang kehilangan lengkung normalnya. Hilangnya lengkung ini dapat disebabkan oleh tindakan operasi, proses penuaan, proses hormonal, maupun akibat cedera. Kehilangan lengkung ini berikutnya dikompensasi dengan tubuh mencoba membuat lengkung baru dengan posisi berdiri lebih tegak, sehingga dari luar tampak punggung yang datar (flat back). Posisi seperti inilah yang lama kelamaan dapat menimbulkan nyeri.2 Selain nyeri, fenomena ini dapat menyebabkan kecacatan dan gangguan posisi berdiri maupun gangguan cara berjalan.3

     Dalam penanganannya, pertama diagnosis harus dapat ditegakkan dengan baik. Untuk menegakkan diagnosisnya, dapat melalui wawancara dan pemeriksaan fisik pada penderita Flat Back Syndrome. Selain itu, untuk semakin membantu menegakkan diagnosis, diperlukan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan x-ray polos saja sudah cukup membantu menegakkan diagnosis, namun mungkin diperlukan pemeriksaan x-ray polos dari beberapa sisi untuk dapat memvisualisasi struktur tulang belakang dengan lebih baik.1

     Penanganan Flat Back Syndrome cukup beragam. Pada beberapa kasus, perlu dilakukan operasi ulang untuk memperbaiki posisi tulang belakang. Namun, penanganan awal selalu dicoba untuk dilakukan rehabilitasi medik. Nyeri yang menetap atau bertambah parah setelah rehabilitasi medik juga merupakan salah satu pertanda mungkin perlunya dilakukan tindakan operasi. Maka, segera periksakan diri anda ke tenaga kesehatan terdekat sehingga anda dapat segera melakukan rehabilitasi medik untuk meringankan keluhan anda.3

Referensi :

1.    Lu DC & Chou D, 2007. Flatback Syndrome. Neurosurg Clin N Am. 18(2007): 289-294.

2.    Harrison DE & Oakley PA, 2018. Non-Operative Correction of Flat Back Syndrome Using Lumbar Extension Traction: a CBP Case Series of Two. J. Phys. Ther. 30(2018): 1131-1137.

3.    Boody BS, Rosenthal BD, Jenkins TJ, Patel AA, Savage JW, & Hsu WK, 2017. Iatrogenic Flatback and Flatback Syndrome Evaluation, Management, and Prevention. Clin Spine Surg. 30(2017): 142-149.