Selasa, 09 Agustus 2022 13:21 WIB

BPPV

Responsive image
10090
Prof. Dr. dr. Tjokorda Gde Bagus Mahadewa, M.Kes, - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

     BPPV atau benign paroxysmal positional vertigo adalah kelainan pada telinga dalam. Kondisi ini biasanya dipicu oleh perubahan posisi kepala yang spesifik pada setiap orang.1 Pasien dengan BPPV sering mengeluhkan rasa pusing berputar diikuti oleh mual, muntah dan keringat dingin sewaktu merubah posisi kepala terhadap gravitasi, dengan periode vertigo yang episodik dan berlangsung selama satu menit atau kurang. Pasien akan memodifikasi atau membatasi gerakan untuk menghindari episode vertigo. Dalam anamnesis, harus ditanyakan faktor-faktor yang merupakan etiologi atau yang dapat mempengaruhi keberhasilan terapi, seperti riwayat stroke, diabetes, hipertensi, trauma kepala, migrain dan riwayat gangguan keseimbangan sebelumnya atau riwayat gangguan saraf pusat.2 Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika otolith yang terdiri dari kalsium karbonat yang berasal dari makula lepas dan bergerak dalam lumen dari salah satu kanal semisirkular.1 Kalsium karbonat dua kali lebih padat dibandingkan endolimfe, sehingga bergerak sebagai respon terhadap gravitasi dan pergerakan akseleratif lain. Ketika kristal kalsium karbonat bergerak dalam kanal semisirkular (kanalitiasis), mereka menyebabkan pergerakan endolimfe yang menstimulasi ampula pada kanal yang terkena, sehingga menyebabkan vertigo.1 Pada umumnya BPPV melibatkan kanalis semisirkularis posterior dengan angka resolusi lebih dari 95% setelah terapi reposisi kanalith. Beberapa tahun terakhir, terdapat peningkatan laporan insiden BPPV kanalis horizontal, namun dengan angka kesuksesan terapi yang masih rendah (<75%).2 Hal ini disebabkan kesalahan dalam penentuan letak lesi dan tipe BPPV kanalis horizontaL.2 Pasien dengan keluhan dan gejala yang sesuai dengan BPPV, namun tidak sesuai dengan kriteria diagnostik BPPV kanalis posterior, harus dicurigai sebagai BPPV kanalis horizontal.3 Sekitar 50%, penyebab BPPV adalah idiopatik, selain idiopatik, penyebab terbanyak adalah trauma kepala (17%) diikuti dengan neuritis vestibularis (15%), migraine, implantasi gigi dan operasi telinga, dapat juga sebagai akibat dari posisi tidur yang lama pada pasien post operasi atau bed rest total lama.3 BPPV kanalis semisirkularis horizontal dapat dideteksi dengan menggunakan manuver head roll test. Head roll test dilakukan dengan memutar kepala pasien 900 ke sisi kiri atau kanan pada posisi telentang dengan mengangkat kepala 300 dari garis horizontal bumi, sambil mengobservasi nistagmus yang ditimbulkan. Setelah nistagmus yang muncul menghilang, kepala pasien kembali menghadap posisi semula (wajah menghadap keatas dalam posisi telentang), pada posisi ini dapat muncul kembali nistagmus, setelah nistagmus tambahan hilang, kepala pasien dengan cepat dipalingkan 900 kearah berlawanan, observasi nistagmus yang muncul. Nistagmus yang muncul pada waktu melakukan manuver head roll test menggambarkan tipe BPPV kanalis horizontal.4 Jika vertigo dan nistagmus yang muncul pada manuver head roll test mempunyai intensitas yang sama antara telinga kiri dan kanan, maka letak telinga yang sakit ditentukan dengan manuver lainnya yang tidak membandingkan intensitas dari vertigo dan nistagmus dengan bantuan elektronistagmografi (ENG), seperti bow and lean test, dan lying down dan head bending nystagmus.4 Pemeriksaan audiometri tidak mempengaruhi diagnosis BPPV. Hearing loss dapat muncul pada pasien dengan BPPV, namun tidak mempengaruhi diagnosis dan terapi BPPV.5 Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) dapat membantu membedakan vertigo oleh karena kelainan di sentral atau perifer.5 Terapi medikamentosa kurang memberikan hasil yang memuaskan untuk tatalaksana BPPV.5 Terapi medikamentosa diberikan pada pasien dengan serangan vertigo yang disertai mual muntah hebat, sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan tindakan maneuver diagnostik.4Tata laksana vertigo diberikan berdasarkan penyebabnya. Golongan obat yang digunakan untuk vertigo antara lain golongan antiepileptik, antivertigo, penyekat beta, betahistine, antibiotik ototoksik, kortikosteroid, penyekat kanal kalium, penyekat karbonikanhidrase, dan selective serotonine reuptake inhibitors.4 Preparat yang diberikan adalah golongan vestibular depresan disertai anti emetik.5 Terapi BPPV tergantung pada patofisologi dan jenis kanal yang terlibat. Tujuan terapi adalah melepaskan otokonia dari dalam kanalis atau kupula, mengarahkan agar keluar dari kanalis semisirkularis menuju utrikulus melalui ujung non ampulatory kanal.5

 Referensi :

 1.    You, P., et al. (2018). Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Laryngoscope Investigative Otolaryngology. 2018. 4(1), pp. 116–123.

2.    Mayo Clinic. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV).2020.

3.    WebMD. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) Overview.2020.s

4.    Kameshwaran M, Sarda K. Therapeutic intercentions in vertigo management. Int J Otorhinolaryngol Head Neck Surg, 2017;3(4):777-785

5.      You P, Instrum R, Parnes L. Benign paroxysmal positional vertigo. Laryngoscope Investig Otolaryngol. 2019;4(1):116–23