Selasa, 09 Agustus 2022 12:29 WIB

Empty Sella Syndrome

Responsive image
848
Dr. dr. I Wayan Niryana, M.Kes, SpBS(K) - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Di dalam otak manusia terdapat kelenjar yang berfungsi menghasilkan berbagai hormon penting untuk tubuh, salah satunya kelenjar pituitari. Kelenjar ini terletak pada daerah yang bernama sella turcica dan berpengaruh pada pertumbuhan, perkembangan seksual, dan fungsi hormon ginjal. Sindroma sella kosong terjadi ketika kelenjar pituitari menyusut atau  menjadi pipih sehingga sella turcica hanya terisi cairan otak.1 Sindroma sella kosong sekunder (STVS) disebabkan oleh proses yang tidak normal, seperti tumor. Tumor terbanyak yang terjadi adalah adenoma (tumor epitel jinak).2  

Sindroma sella kosong sering terjadi pada pasien berusia 40-50 tahun terutama perempuan dan pasien obesitas. Faktor risiko lain pada sindroma ini adalah tekanan otak tinggi dan wanita yang melahirkan lebih dari tiga kali.3

Gejala yang dapat timbul dari sindroma ini adalah sakit kepala, telinga berdenging, dan penglihatan kabur. Selain itu dapat pula terjadi perubahan mental, kecemasan, perubahan perilaku, dan gangguan mood. Berhubungan dengan masalah hormon, gejala yang dapat terjadi adalah perubahan menstruasi dan penurunan derajat seksual pada pria.3

Untuk menentukan diagnosis, biasanya diperlukan pemeriksaan tambahan berupa CT-Scan dan MRI. Pemeriksaan radiologis ini dapat pula mendeteksi kelainan otak lain yang ada. Selain itu, dapat pula dilakukan pemeriksaan kadar hormon darah.2

Bila tidak menimbulkan gejala, sindrom ini tidak memerlukan pengobatan. Pengobatan yang diberikan biasanya disesuaikan dengan ganguan hormon yang terjadi, misalnya obat untuk menghentikan ASI pada pasien dengan kelebihan hormon. Pada beberapa kasus, pembedahan dapat juga dilakukan untuk menangani penyakit ini.3,4

 

 

 

 

 

Referensi:

Auer MK, Stieg MR, Crispin A, et al. Primary empty Sella syndrome and the prevalence of hormonal dysregulation. Dtsch Arztebl Int 2018;115:99–105.

Sethuraman VK, Viswanathan S, Aghoram R. Refractory hypoglycemia and seizures as the initial presenting manifestation of empty Sella syndrome. Cureus 2018;10:e2803.

Chen H, Li Y, Zhang P, Wang Y. A case report of empty Sella syndrome secondary to Hantaan virus infection and review of the literature. Med (United States). 2020;99(14).

Ria C, Ram LV, Mar L, Cabana P, Sebasti J, Le T, et al. Empty Sella Syndrome Prevalence in a Colombian Population and Its Relation with Age , Sex and Number of Pregnancies. (3):4908–14.