Selasa, 09 Agustus 2022 11:06 WIB

Ankiloglosia

Responsive image
1369
dr. Ida Ayu Alit Widiantari,Sp.THT-KL - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Ankiloglosia, juga dikenal sebagai tongue-tie, adalah kelainan oral kongenital yang ditandai dengan frenulum lingual pendek yang abnormal, di mana ujung lidah tidak dapat menonjol di luar gigi insisivus bawah. Prevalensi ankiloglosia pada bayi diperkirakan 0,1% hingga 12,11%, tetapi rentang yang luas ini mencerminkan berbagai kriteria untuk ankyloglossia anatomis dan simptomatik. Dominasi laki-laki dari ankyloglossia secara konsisten ditunjukkan dengan rasio laki-laki dan perempuan dari 1,1:1 sampai 3:1. Sebagian besar kasus ankyloglossia dianggap sporadis dan memiliki predileksi pria yang lebih tinggi daripada kasus familial. Ankyloglossia familial telah dilaporkan dengan X-linked dan pewarisan dominan autosomal dengan pola penetrasi yang tidak lengkap berdasarkan analisis silsilah (Drake, R. L., Vogl, A. W. and Mitchell, A. W. 2018).

Klasifikasi Coryllos memiliki 4 jenis frenulum berdasarkan titik perlekatan. Coryllos tipe 1 menunjukkan perlekatan frenulum ke ujung lidah. Coryllos tipe 2 menunjukkan perlekatan 2-4 mm di belakang ujung lidah, dan pada atau tepat di belakang linggir alveolar. Coryllos tipe 3 menunjukkan perlekatan pada lidah tengah dan tengah dasar mulut, dan tipe 4 menunjukkan perlekatan pada pangkal lidah (Brooks, L. et al. 2020).

Untuk anak, ankiloglosia dapat bermanifestasi sebagai pelekatan yang buruk, sering kehilangan pelekatan, pemberian makan yang lama, iritabilitas saat menyusui, penambahan berat badan yang buruk, atau ketidakmampuan untuk menyusui. Pada pemeriksaan fisik, pembatasan mobilitas lidah, deformitas lidah berbentuk hati, lesung pipit, atau pembatasan penonjolan lidah dapat ditemukan. Frenulum lingual dapat menempel di berbagai lokasi sepanjang lidah dan alveolus. Selain lokasi perlekatan, frenulum yang menebal atau memendek dapat mengganggu fungsi lidah. Pembatasan frenulum bibir atas yang terkait juga sering dilaporkan. Untuk ankiloglosia posterior, gejala makannya serupa; namun, identifikasi frenulum seringkali hanya dapat dicapai dengan palpasi di bawah lidah atau penggunaan etractor beralur. Ibu dari bayi dengan ankiloglosia dapat mengalami nyeri saat menyusui, ulserasi putting susu, perdarahan putting susu, pengeluaran ASI yang buruk karena isapan bayi yang tidak memadai, mastitis atau infeksi putting susu, atau pengosongan yang tidak lengkap.

Frenotomi dipertimbangkan apabila terdapat masalah menyusui pada bayi dengan kondisi ankyloglossia yang simtomatik. Untuk menentukan indikasi frenotomi direkomendasikan pendampingan sekitar 2-3 minggu sambil memperbaiki proses menyusu, memantau keluhan yang dirasakan ibu, serta menilai status kesehatan dan pertumbuhan bayi (Messner, A. H. et al. 2020).

 

 

 

 

Referensi :

Drake, R. L., Vogl, A. W. and Mitchell, A. W. 2018. Gray’s Basic Anatomy 2nd Edition. Elsevier.

Brooks, L. et al. 2020. Posterior Tongue Tie, Base of Tongue Movement, and haryngeal Dysphagia: What is the Connection?. Dysphagia.;35(1): 129–132.

Messner, A. H. et al. 2020. Clinical Consensus Statement: Ankyloglossia in Children. Otolaryngology - Head and Neck Surgery (United States).;162(5):597–611.