Selasa, 09 Agustus 2022 10:23 WIB

Lansia Bahagia Bersama Diabetes

Responsive image
2886
Eka Sila Handayani, S.Kep, Ners - RSUP dr. Kariadi Semarang

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lanjut usia. IDF diabetes atlas melaporkan prevalensi diabetes global pada usia 20-79 tahun pada tahun 2021 diperkirakan 10,5% (536,6 juta orang), meningkat menjadi 12,2% (783,2 juta) pada 2045 (Hong Sun et.all, 2022). Riskesdas, 2018 menyebutkan kasus diabetes mellitus di Indonesia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit yang di alami lansia (Kemenkes RI, 2019)

Lanjut usia mengalami banyak perubahan baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi sering dengan pertambahan usia. Dan hal tersebut juga berdampak pada perubahan kualitas hidup lansia itu sendiri. Sehingga saat penting bagi lanjut usia dengan diabetes melitus memahami dengan kondisi dan perubahan pola hidup nya, untuk mencapai succesfull aging (menua dengan Sukses). Bahagia dengan Diabetes adalah salah satu kunci lanjut usia untuk Sukses menua bersama diabetes.

1.    Pemeriksaan Rutin

Lansia dengan Diabetes Melitus dapat di lakukan dengan melakukan pemeriksaan Kesehatan dengan rutin pada fasilitas kesehatan terdekat Untuk mengurangi dan mengendaliakan komplikasi dari Diabetes Melitus. Termasuk juga dalam Kontrol Kadar Gula darah dengan Rutin dan harus mengikuti anjuran Medis/Tenaga Kesehatan.

2.    Kebahagiaan Spiritual

Di awali dengan “Penerimaan” terhadap kondisinya dan Berserah diri kepada Tuhan sesuai dengan Agama dan Kepercayaan Lansia dengan penuh keihlasan. Diharapkan Kebagiaan dan ketenangan Hati akan di peroleh. Sehingga akan semakin mudah untuk dapat menerima informasi dan edukasi terkait dengan penyakitnya, sehingga mampu untuk memilih pilihan dan bertindak serta mengambil keputusan atas kesehatannya (Karina et all, 2021)

3.    Pola Makan

Lansia  dengan Diabetes Melitus di harapkan mampu mengontrol asupan Nutrisi (Karbohidrat, Lemak, Sayuran dan Buah), Penataan Pola makan/Diet harus disesuaikan dengan Kondisi pasien sesuai dengan anjuran Tenaga Kesehatan. 

4.    Akses Informasi Kesehatan

Lansia Harus terus belajar, mencarai serta mendapatkan informasi tentang Diabetes. Baik tentang penyakit, serta segala sesuatu tentang Diabetes. Terutama terkait hal- hal yang harus di waspadai pada penderita Diabetes, yaitu Tanda Hiperglikemi dan Hipoglikemi serta tindakan yang harus dilakukan.

5.    Kegiatan Sosial

Dengan Lansia  bersosialisasi merupakan bagian dari aktualisasi diri dan dengan bersosialisasi bertemu dengan lansia lain dengan Diabetes yang sama maka akan semakin meringankan beban terhadap sakitnya. Manfaat lain dengan bersosialisasi Nilai Kualitas hidup Lansia juga akan semakin meningkat. Dalam bersosialisasi lansia akan saling bertukar informasi tentang Tips dan Trik terkait Diabetes mellitus, sehingga proses belajar terus berjalan.

6.    Latihan Fisik

Lansia dengan diabetes dapat melakukan Latihan Fisik atau Olahraga idealnya 30 menit perhari. Atau minimal 150 menit /minggu, bisa juga di buat 3 kali perminggu masing masing 30 menit (Suci et.all, 2019).

Lansia juga dapat melakukan senam kaki diabetes di rumah setiap harinya.

Manfaat Latihan Fisik Bagi Lansia

a.    Melancarkan Peredaran darah

b.    Menjaga Masa Otot/ kekuatan Otot

c.     Menjaga sendi agar tetap lentur/Tidak Kaku

d.    Senam Kaki juga bermanfaat mengurangi Risiko Komplikasi Diabetes

7.    Kesehatan Kulit Kaki

Kesehatan dan kebersihan Kaki sangat perlu di jaga pada Lansia dengan Diabetes. Untuk menguragi Risiko terjadinya Perlukaan pada Kaki / Luka Diabetes. Cara Menjaga Kesehatan Kaki :

a.    Mencuci Kaki dengan Sabun dan Air Hangat

b.    Mengoleskan pelembab pada kaki

c.     Melakukan Pemijatan perlahan

d.    Memotong Kuku secara rutin

e.    Menggunakan Alas kaki yang nyaman

8.    Peran serta Keluarga/Care Giver

Peran Keluarga/ Care Giver sangat di perlukan sebagai bagian dari support system lansia. Dimana Keluarga juga harus mampu memahami tentang Diabetes serta program kesehatan Lansia dari Pola makan, Latihan Fisik dan terapi pengobatan yang di terima oleh Lansia, teruatama Pada Lansia dengan gangguan kognitif dan gangguan pemenuhan Aktifitas sehari-hari, Peran dari Keluarga menjadi hal utama Untuk membuat Lansia tetap bahagia dengan Diabetes.

 

Referensi:

Ligita T, Wicking K, Francis K, Harvey N, Nurjannah I, (2019), How people living with diabetes in Indonesia learn about their disease: A grounded theory study., PLoS ONE 14 (2): e0212019.https://doi.org/10.1371/journal.pone.0212019

Karina et all, (2021), Acceptance of the disease and quality of life in patients with type 1 and type 2 diabetes, The European Journal of Psychiatry 36 (2022) 114 – 119. http://www.elsevier.es/ejpsy

Kemenkes RI, (2019), Hasil Utama Riskesdas 2018, Badan Penelitian Penelitian dan pengembangan Kemenkes RI

Dima, Winarsih, Yuni., (2018),  PENGALAMAN PERAWATAN DIABETES PADA LANSIA TANPA OBAT, Jurnal Ilmu Keperawatan vol. 6 no. 2 november 2018. https://doi.org/10.21776/ub.jik.2018.006.02.3

Hong Sun et.all, (2022), IDF Diabetes Atlas: Global, regional and country-level diabetes prevalence estimates for 2021 and projections for 2045. Diabetes Research and Clinical Practice, http://www.elsevier.com/locate/diabres

Suci et,all, (2019) Physical Exercises for the Elderly with Diabetes Mellitus Type 2, Atlantis Press, Advances in Health Sciences Research, volume 21