Selasa, 09 Agustus 2022 10:04 WIB

Penyesuaian Obat Diabetes Oral Bagi Diabetesi Ketika Berpuasa

Responsive image
2524
Dr. dr. Made Ratna Saraswati, SpPD-KEMD, FINASIM - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Dalam upaya mencapai kendali diabetes, diabetisi seringkali membutuhkan obat. Masing-masing jenis obat yang digunakan diabetisi untuk mengendalikan kadar glukosa darah membawa potensi risiko yang berbeda khususnya ketika diabetisi menjalankan ibadah puasa, karenanya perlu mendapat perhatian dari dokter dan bila perlu dilakukan penyesuaian. Dalam tulisan ini akan dibahas beberapa jenis obat yang banyak digunakan oleh diabetisi, yaitu metformin, sulfonilurea, serta obat oral lain yang penggunaannya relatif lebih jarang yaitu acarbose, thiazolidinedione (TZD), dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4i), dan penghambat sodium glucose co-transporter-2 atau SGLT2 inhibitor (SGLT2i).

Metformin adalah obat yang paling sering digunakan, merupakan obat diabetes oral lini pertama, yang bekerja menekan produksi glukosa di hati. Metformin ada dua bentuk yaitu sediaan lepas cepat, diberikan dua sampai tiga kali sehari dan sediaan lepas lambat yang diberikan sekali sehari. Obat metformin ini relatif aman digunakan termasuk oleh diabetisi yang menggunakan metformin saja (monoterapi) saat berpuasa Ramadan, karena risiko hipoglikemianya rendah. Metformin umumnya tidak memerlukan penyesuaian dosis, namun perlu sedikit penyesuaian dalam hal waktu minum obat yaitu untuk Metformin dosis sekali sehari: obat diminum saat Iftar. Metformin dosis dua kali sehari: waktu minum obat adalah saat Iftar dan Sahur. Metformin dosis tiga kali sehari: dosis pagi diminum sebelum Sahur, sedangkan dosis siang dan sore diminum saat Iftar. Metformin yang lepas lambat: diminum saat Iftar.

Obat golongan SU dosis sekali sehari diminum pada saat Iftar, pada individu yang kendali gulanya baik dosisnya perlu dikurangi. Bila SU diberikan dua kali sehari: dosis yang diminum saat Iftar tetap, sedangkan dosis pada saat Sahur dikurangi pada individu yang kendali gulanya baik. Obat SU generasi lama seperti glibenklamide memberi risiko lebih tinggi untuk hipoglikemia  sehingga SU generasi kedua yang  memiliki risiko hipoglikemia lebih rendah seperti gliclazide, gliclazide MR, glimepiride, lebih disarankan sebagai pengganti.

Acarbose adalah obat yang menghambat kerja enzim alfa glucosidase yang memecah karbohidrat menjadi glukosa di usus halus sehingga memperlambat penyerapan glukosa dan memodifikasi keluarnya insulin. Risiko hipoglikemia obat ini rendah sehingga obat ini tidak membutuhkan modifikasi dosis ketika diabetisi berpuasa.

Golongan TZD juga berisiko rendah untuk hipoglikemia sehingga tidak membutuhkan modifikasi dosis selama berpuasa hanya saja lebih disarankan obat ini diminum saat Iftar dibandingkan saat Sahur dan tidak disarankan untuk berpindah ke obat ini dalam waktu dekat Ramadan karena dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk mencapai efek penurunan glukosa yang optimal dengan obat ini.

Obat golongan DPP-4i bekerja dengan menghambat pemecahan hormon glucagon like peptide-1 (GLP-1), di mana hormon inkretin akan memicu keluarnya insulin ketika kadar glukosa meningkat. Obat golongan DPP4-i ini berisiko rendah untuk terjadinya hipoglikemia sehingga  tidak membutuhkan modifikasi dosis selama Ramadan.

Obat golongan SGLT2-i saat ini masih relatif baru di Indonesia. Bila digunakan pada saat Ramadan, obat ini tidak memerlukan penyesuaian dosis karena risiko hipoglikemianya rendah, namun disarankan untuk diminum saat Iftar. Obat ini disarankan dimulai sedikitnya dua minggu sebelum mulai berpuasa untuk stabilisasi, serta disarankan bagi pasien cukup minum untuk menghindari dehidrasi.

Bila anda seorang diabetisi, sebelum mulai berpuasa pastikan anda memahami jenis obat yang dikonsumsi serta memastikan anda sudah berdiskusi dengan dokter anda, terutama bila obat diberikan dalam kombinasi beberapa jenis obat serta memperhatikan adanya gangguan lain yang menyertai seperti gangguan ginjal dan gangguan hati.

 

 

Referensi :

Diabetes and Ramadan Practical Guidelines 2021. IDF and DAR, January 2021. ISBN: 978-2-930229-99-7.