Senin, 08 Agustus 2022 14:20 WIB

Lansia Sehat, Makan Tenang dengan Diabetes

Responsive image
5253
Karima Rizqi Alviani, S.Gz, RD - RSUP dr. Kariadi Semarang

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang ditandai oleh adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon pengatur kadar glukosa darah (insulin). Lansia mengalami perubahan fisiologis secara alami, sehingga rentan menderita suatu penyakit. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dialami oleh lansia. Prevalensi lansia dengan DM di Indonesia menurut data Riskedas 2018 meningkat daripada tahun 2013 yakni sebesar 6%-6,3%. Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian DM yaitu dengan pengaturan makan, aktivitas fisik dan terapi farmakologi.

Pengaturan Makan untuk Lansia Diabetes Melitus

Diet untuk DM tidak ada secara khusus, namun yang ada adalah pengaturan makan. Pengaturan makan pada lansia DM tidak berbeda dengan orang sehat yaitu gizi seimbang. Pengaturan makan lebih ditekankan pada prinsip 3J (Jadwal, Jenis dan Jumlah), yaitu Tepat jadwal dengan makan teratur, Jenis makanan yang dikonsumsi sesuai untuk kontrol glukosa darah dan Jumlah porsi makan sesuai kebutuhan zat gizi.

Gizi Seimbang pada Diabetes Melitus

1.       Makanlah aneka ragam makanan

Konsumsi makanan yang mangandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Hal itu dapat diaplikasikan dengan makan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Konsumsi makan pada Lansia DM sesuai kebutuhan kalori yaitu 30 kalori tiap kilogram berat badan sehari (30 Kkal/kgBB/hari).

Karbohidrat (KH) adalah zat gizi utama sebagai penyebab glukosa darah naik. Kebutuhan KH sebesar 45-65% kebutuhan kalori sehari. Karbohidrat terdiri dari :

a.       KH komplek seperti beras, kentang, singkong, ubi, sagu, jagung, gandum, dll. Lebih diutamakan dikonsumsi untuk lansia DM dikarenakan komposisinya lambat dicerna dan diserap, sehingga membuat tubuh tidak segera lapar.

b.       KH Sederhana, contoh yang telah diproses seperti gula, sirup, selai, cake, dll. Konsumsinya dibatasi untuk lansia DM. Gula untuk bumbu diperbolehkan sebanyak 5% dari total kalori. Bagi lansia DM yang tidak dapat meninggalkan makanan dengan rasa manis dapat menggunakan gula alternatif. Gula alternatif ada 2 macam yaitu berkalori dan tidak berkalori. Gula alternatif yang berkalori biasanya 4 kalori/gram harus diperhitungkan sebagai bagian kalori sehari.

Makanan sumber KH dengan kalori yang sama tidak sama dalam menaikkan glukosa darah. Tinggi rendahnya kenaikan glukosa darah dari makanan dapat dilihat dari nilai indeks glikemiknya (IG). IG yang tinggi dapat menaikan glukosa darah cepat dan IG yang rendah akan memperlambat kenaikan glukosa darah. Nilai IG tinggi dapat tergantung dari cara pengolahan dan dikonsumsi tunggal atau dengan makanan lain

c.       Serat merupakan bagian dari KH yang tidak dapat dicerna. Serat terdapat pada buah, sayur, padi-padian, seral dan kacang-kacangan. Manfaat serat antara lain : Membuat perasaan kenyang; Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori; Membantu melancarkan buang air besar; Memperlambat penyerapan glukosa darah ; dan Menurunkan kadar lemak darah.

2.       Batasi konsumsi lemak, minyak dan santan sebanyak 25% total kalori

Kurangi konsumsi makanan tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh seperti otak, kuning telur, jeroan, lemak hewan, keju, dll. Konsumsi asam lemak tak jenuh omega 3 baik dikonsumsi berpengaruh terhadap sensitifitas insulin, seperti ikan, kacang kedelai dan kerang.

3.       Gunakan garam beriodium dan gunakan secukupnya

Garam beriodium adalah garam yang diperkaya dengan kalium iodat sebanyak 30-80 ppm. Konsumsi garam < 3000 mg per hari atau 6-7 gram (1 sendok teh). Perhatikan kadar natrium dalam makanan yang diproses dengan tinggi natrium, penambahan vetsin, soda dan makanan awetan.

4.       Lakukan aktivitas fisik dan latihan jasmani secara teratur

Lansia dengan DM harus tetap aktif dalam kegiatan sehari-hari walaupun ringan. Lakukan olahraga teratur 2-5x seminggu selama 30-60 menit.

5.       Hindari konsumsi alkohol

Kebiasaan minuman beralkohol dapat menghambat penyerapan zat gizi, memyebabkan penyakit gangguan hati dan kerusakan saraf otak dan jaringan.

6.       Baca label pada makanan yang dikemas

Penting untuk lansia DM mengetahui kandungan gizi dalam makanan kemasan terutama untuk jumlah kalori, KH, kadungan gula maupun natriumnya.

 

Daftar Pustaka

Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Tetap produktif, Cegah, dan atasi diabetes melitus.2020

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7693664.htm. Nutrition management in older adults with diabetes : a review on the importance shifting prevention strategies from metabolic syndrome to frailty

Ali A. Rizvi. Nutritional challenges in the elderly with diabetes : International Journal of Diabetes Mellitus I. 2009. 26-31

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu : Panduan penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter dan Edukator.2015

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidup Sehat dengan Diabetes : Panduan bagi penyandang diabetes, keluarganya dan petugas kesehatan.2007

Sidartawan S, Kartini S. Hidup mandiri dengan diabetes melitus.2008