Senin, 08 Agustus 2022 12:59 WIB

Neuropati Diabetik : Bagaimana Tata Laksana Yang Tepat? ( Rangkaian Series 03)

Responsive image
14187
Wira Gotera/Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Tujuan tatalaksana DM tipe II adalah meningkatkan kualitas hidup penderita. DM tipe II tidak dapat disembuhkan dan proses patofisiologis yang sudah terjadi bersifat irreversible. Akan tetapi, tatalaksana dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah penderita dan mencegah komplikasi. Oleh karena itu, tatalaksana dilakukan dengan tujuan jangka pendek untuk menghilangkan keluhan dan mengurangi risiko komplikasi. Dalam jangka panjang, tatalaksana DM tipe II dilakukan dengan tujuan menghambat perburukan mikro dan makroangiopati, dengan demikian mengurangi kecacatan dan kematian akibat DM tipe II.

Prinsip tatalaksana DM tipe II dilakukan dengan modifikasi gaya hidup sehat yang meliputi aktivitas fisik yang cukup dan pola makan yang sehat. Jika modifikasi gaya hidup tidak berhasil menurunkan indikator gula darah mencapai sasaran, pengobatan farmakologis dapat dilakukan dengan memberikan obat anti diabetes (OAD). OAD lini pertama adalah metformin. Akan tetapi, monoterapi OAD dapat dimulai dengan jenis lain tergantung profil pasien. OAD dapat diberikan dalam formulasi multiterapi dengan maksimal kombinasi tiga OAD. Jika pasien masih belum berhasil mencapai kadar gula darah sasaran, maka pasien dapat menerima terapi insulin.

Pasien DM dengan komplikasi mikrovaskuler tampaknya berisiko lebih tinggi mengalami aterosklerosis yang dipercepat yang akhirnya berpuncak pada kejadian serebrovaskular dan kardiovaskular dan kematian dini. Pembuluh darah mikro adalah unit fungsional dasar dari sistem kardiovaskular yang terdiri dari arteriol, kapiler, dan venula. Pada kejadian komplikasi mikrovaskuler khususnya dalam tata laksana neuropathy diabetikum diperlukan tata laksana sebagai berikut :

Nyeri neuropati perifer diderita sekitar 10 hingga 20 persen pasien diabetes melitus. Nyeri neuropati perifer kerap menimbulkan keluhan tidak hanya fisik, namun juga mempengaruhi mood dan kualitas hidup pasien. Nyeri Neuropati yang berlangsung kronik bahkan dapat menyebabkan timbulnya keluhan depresi. Pasien dengan keluhan nyeri neuropati yang berobat di PPK 1 semakin meningkat seiring dengan meningkatnya insidensi Diabetes Mellitus tipe 2 di masyarakat. Tujuan penatalaksanaan nyeri neuropati di PPK 1 adalah mengembalikan fungsi dan memperbaiki kontrol nyeri.Pasien mengharapkan setidaknya terjadi penurunan perasaan tidak nyaman 30 hingga 50 persen, yang disertai dengan perbaikan fungsi tubuh. Beberapa obat yang dilaporkan memiliki efektivitas baik dalam penatalaksanaan nyeri neuropati diabetes adalah

  1. Antidepresan trisiklik
  2. Antikonvulsan
  3. SSRI
  4. Opiat dan Opioid
  5. Obat-Obat Topikal
  6. Vitamin B

Anamnesis yang perlu ditanyakan pada pasien adalah apakah mereka telah mencoba menggunakan terapi tambahan dan alternatif untuk mengatasi nyeri mereka atau belum. Informasi ini penting untuk mengetahui riwayat pemberian obat dan respon terapi. Sampai saat ini, di Amerika ada dua obat yang telah terbukti secara spesifik efektif untuk menangani nyeri neuropati diabetes yaitu: pregabalin dan duloxetin. Namun, beberapa penelitian klinis lebih merekomendasikan Antidepresan Trisiklik sebagai terapi lini pertama Nyeri Neuropati Diabetes. Perhatian khusus perlu diberikan interaksi obat dan efek samping, karena penderita Nyeri Neuropati Diabetes sering datang dengan banyak komorbiditas.

Vitamin B khususnya Vitamin B6 bekerja pada kanal kalsium, menghambat sintesis glutamat, dan meregulasi metabolisme karbohidrat.  Selain itu, vitamin B6 juga bekerja dengan menghambat pelepasan neurotransmitter presinaptik dari serabut saraf nosiseptif dan menghambat hipereksitabilitas neuron. Vitamin B12 memiliki efek rekonstruktif dan meningkatkan sintesis epidermal growth factor yang merupakan faktor myelotropik. Vitamin B12 dapat memicu regenerasi saraf dan/atau remyelinasi dengan adanya akumulasi vitamin B12 eksogen. Kombinasi dari ketiga vitamin B tersebut dapat menangani berbagai kondisi salah satunya adalah nyeri serta memberi manfaat dari kombinasi vitamin B tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu menurunkan efek kerusakan pada serabut saraf serta efek anti-nosiseptif dan anti hiperalgesia.

 

Kesimpulan :

Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi saraf penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain Diabetes Melitus (DM) (setelah dilakukan eksklusi penyebab lainnya). Penanganan komprehensif diperlukan dan dapat mengurangi beratnya komplikasi. Kombinasi vitamin B dapat dipertimbangkan pada pengobatan dengan Diabetik Neuropathy.

 

 

 

 

 

Referensi

Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. PERKENI 2021.

Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus. PERKENI 2021.

Pedoman Pemantauan Gula Darah Mandiri. PERKENI 2019.

Standards of Medical Care in Diabetes. American Diabetes Association 2021.

Zeng L, Alongkronrusmee D, van Rijn RM. An integrated perspective on diabetic, alcoholic, and drug-induced neuropathy, etiology, and treatment in the US. J Pain Res. 2017 Jan 20. 10:219-228. [QxMD MEDLINE Link][Full Text].

Bodman MA, Varacallo M. Peripheral Diabetic Neuropathy. StatPearls. 2021 Jan. [QxMD MEDLINE Link][Full Text].

Carmichael J, Fadavi H, Ishibashi F, Shore AC, Tavakoli M. Advances in Screening, Early Diagnosis and Accurate Staging of Diabetic Neuropathy. Front Endocrinol (Lausanne). 2021. 12:671257. [QxMD MEDLINE Link][Full Text].