Senin, 08 Agustus 2022 12:48 WIB

Neuropati Diabetik : Kenali Gejala dan Tanda ( Rangkaian Series 01)

Responsive image
6240
Wira Gotera/Ida Bagus Aditya Nugraha - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Neuropati diabetik adalah adanya gejala dan atau tanda dari disfungsi saraf penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain Diabetes Melitus (DM) (setelah dilakukan eksklusi penyebab lainnya) (Sjahrir, 2006). Apabila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (Tandra, 2007).

Data epidemiologi menyatakan bahwa kira-kira 30% sampai 40% pasien dewasa dengan DM tipe 2 menderita Distal Peripheral Neuropathy (DPN). DPN berkaitan dengan berbagai faktor resiko yang mencakup derajat hiperglikemia, indeks lipid, indeks tekanan darah, durasi menderita diabetes dan tingkat keparahan diabetes. Studi epidemiologik menunjukkan bahwa kadar glukosa darah yang tidak terkontrol beresiko lebih besar untuk terjadi neuropati. Setiap kenaikan kadar HbA1c 2% beresiko komplikasi neuropati sebesar 1,6 kali lipat dalam waktu 4 tahun (Sjahrir, 2006).

 

Patogenesis

Teori Vaskular

Proses terjadinya neuropati diabetik melibatkan kelainan vaskular. Penelitian membuktikan bahwa hiperglikemia yang berkepanjangan merangsang pembentukan radikal bebas oksidatif (reactive oxygen species). Radikal bebas ini merusak endotel vaskular dan menetralisasi Nitric Oxide (NO) sehingga menyebabkan vasodilatasi mikrovasular terhambat. Kejadian neuropati yang disebabkan kelainan vaskular dapat dicegah dengan modifikasi faktor resiko kardiovaskular yaitu hipertensi, kadar trigliserida tinggi, indeks massa tubuh dan merokok (Subekti, 2009).

Teori Metabolik

Perubahan metabolisme polyol pada saraf adalah faktor utama patogenesis neuropati diabetik. Aldose reduktase dan koenzim Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate (NADPH) mengubah glukosa menjadi sorbitol (polyol). Sorbitol diubah menjadi fruktosa oleh sorbitol dehidrogenase dan koenzim Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD+). Kondisi hiperglikemia meningkatkan aktifitas aldose reduktase yang berdampak pada peningkatan kadar sorbitol intraseluler dan tekanan osmotik intraseluler. Kondisi tersebut menyebabkan abnormalitas fungsi serta struktur sel dan jaringan (Kawano, 2014).

Teori NGF ( Nerve Growth Factor)

NGF adalah protein yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan dan mempertahankan pertumbuhan saraf. Kadar NGF cenderung menurun pada pasien diabetes dan berhubungan dengan tingkat neuropati (Subekti, 2009). Penurunan NGF mengganggu transport aksonal dari organ target menuju sel (retrograde) (Prasetyo, 2011). 11 NGF juga berfungsi meregulasi gen substance P dan Calcitonin-Gen-Regulated Peptide (CGRP) yang berperan dalam vasodilatasi, motilitas intestinal dan nosiseptif. Menurunnya kadar NGF pada pasien neuropati diabetik, dapat menyebabkan gangguan fungsi-fungsi tersebut (Subekti, 2009).Menurunnya kadar NGF pada pasien neuropati diabetik, dapat menyebabkan gangguan fungsi sesuai dengan teori yang terjadi.

Sangat penting mengetahui lebih awal mengenai tata laksana Neuropati diabetik untuk dapat mengurangi komplikasi yang terjadi.

 

 

 

 

Referensi

Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2. PERKENI 2021.

Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus. PERKENI 2021.

Pedoman Pemantauan Gula Darah Mandiri. PERKENI 2019.

Standards of Medical Care in Diabetes. American Diabetes Association 2021.

Fauci A, Kasper D, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J, editors. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 20th ed. United State of America; The McGraw-Hill Companies. 2018

Gardner DG, Shoback D, editors. Greenspan’s basic and clinical endocrinology. 10th ed. 2018. San Fransisco.