Senin, 08 Agustus 2022 11:36 WIB

Sulit Tidur? Hati-Hati Penyalahgunaan Obat Tidur Benzodiazepine!

Responsive image
22071
dr. I Putu Kurniyanta, Sp.An, KAP - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Benzodiazepine merupakan golongan obat yang bekerja pada sistem saraf pusat. Obat ini telah digunakan dalam mengatasi kejang, ansietas, agitasi, dan insomnia sejak lama. Individu dengan gangguan tidur sering mengonsumsi obat tidur yang termasuk dalam golongan benzodiazepine, diantaranya diazepam, alprazolam, lorazepam, dan klonazepam. Penggunaan benzodiazepin dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan atau adiksi. Hal ini umumnya terjadi pada pengguna harian selama 4 bulan atau lebih, dengan dosis tinggi, usia lebih lanjut, dan riwayat ketergantungan alkohol atau zat hipnotik.

Benzodiazepine bekerja dengan cara berikatan pada reseptor gamma-aminobutyric acid-A (GABA-A) yang menyebabkan relaksasi dan membantu mengatasi gangguan tidur. Walaupun bermanfaat dalam mengatasi sulit tidur, konsumsi benzodiazepine tidak dianjurkan secara rutin karena efek adiksi yang dimilikinya. Selain itu, juga dapat menyebabkan rasa lelah, mental berkabut, dam perubahan kontrol motorik. Kondisi ini dapat mempengaruhi keselamatan dalam berkendara, performa kerja, dan pengambilan keputusan pada individu. Efek samping lainnya berupa pusing, amnesia, dan sulit untuk berpikir.

Konsumsi benzodiazepine dalam dosis berlebih dapat menyebabkan keracunan atau overdosis. Beberapa gejala yang dialami antara lain pusing, kebingungan, mengantuk, pandangan kabur, tidak respons, agitasi, dan gelisah.  Keracunan benzodiazepin menyebabkan kondisi depresi sistem saraf pusat, mulai dari kondisi yang ringan seperti mengantuk hingga kondisi yang berat, yaitu koma. Dapat ditemukan juga adanya halusinasi, bicara tidak jelas, kelemahan tubuh, amnesia, perubahan status mental dan kognisi. Penyalahgunaan benzodiazepin yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti pneumonitis aspirasi, rabdomiolisis, henti nafas, hingga kematian. Dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan sesuai dengan keluhan yang dialami untuk memastikan adanya keracunan benzodiazepine. Pemeriksaan yang dilakukan berupa analisa gas darah (terutama bila terdapat depresi pernafasan), elektrokardigrafi, foto rontgen dada, kadar elektrolit, fungsi hati, glukosa darah, dan fungsi ginjal. Obat ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan urin.

Apabila mengalami overdosis benzodiazepine, maka dokter akan memberikan perawatan suportif sesuai kondisi pasien. Meski demikian, terdapat obat yang menjadi antidotum dari benzodiazepine, yaitu flumazenil. Pbat ini digunakan pada kondisi tertentu dan tidak direkomendasikan secara rutin digunakan. Hal ini karena efek yang tidak menguntungkan seperti kejang dan gangguan irama jantung yang dapat berakibat fatal setelah pemberian flumazenil.

Konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum Anda mengonsumsi benzodiazepin untuk mengatasi sulit tidur.

 

 

 

Referensi :

Kang M, Galuska MA, Ghassemzadeh S. Benzodiazepine Toxicity. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 [cited 2022 Feb 16]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482238/

Benzodiazepine Toxicity: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. 2021 Dec 1 [cited 2022 Feb 16]; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/813255-overview

Benzodiazepines For Treating Insomnia [Internet]. Verywell Health. [cited 2022 Feb 16]. Available from: https://www.verywellhealth.com/using-benzodiazepine-to-treat-insomnia-3015197

Ramakrishnan K, Scheid DC. Treatment Options for Insomnia. AFP. 2007 Aug 15;76(4):517–26.