Senin, 08 Agustus 2022 11:32 WIB

Oximeter, Apa Yang Perlu Diketahui ?

Responsive image
3803
dr. I Putu Kurniyanta, Sp.An, KAP - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Oximeter adalah sebuah alat berbentuk klip yang berfungsi untuk memperkirakan saturasi oksigen darah dan denyut nadi dengan menggunakan sinar. Saturasi oksigen adalah informasi mengenai berapa jumlah oksigen yang ada dalam darah. Penggunaan oximeter mungkin dibutuhkan ketika seseorang tidak memiliki cukup oksigen di dalam darah. Informasi dalam oximeter mungkin dibutuhkan dalam berbagai situasi.

Pulse oximeter mampu mengenali perbedaan absorbansi cahaya merah (R) dan near-infrared( IR) pada hemoglobin. Oksihemoglobin (O2Hb) dapat menyerap lebih banyak cahaya IR dibandingkan deoksihemoglobin (HHb). Hal ini sesuai dengan tampilan makroskopis darah arterial, kadar O2Hb yang tinggi akan tampak merah terang karena tidak banyak cahaya merah yang terserap. Sedangkan darah vena tampak tidak terlalu merah, karena kadar HHb yang lebih tinggi menyebabkan banyak menyerap cahaya merah. Memanfaatkan prinsip ini, pulse oximetry didesain memiliki dua sisi probe yang dapat mengapit jaringan. Salah satu sisi probe merupakan dioda pemancar cahaya (emitter) yang dapat memancarkan 2 panjang gelombang yang berbeda,  yakni gelombang merah 660 nm dan near-infrared 940 nm. Di sisi lain terdapat sensor cahaya (photodiode) yang akan mendeteksi cahaya yang telah melewati jaringan tubuh.

 

Penyebab SpO2 Menurun Palsu

  •          Pulsasi Vena.

Beberapa kondisi klinis dapat menyebabkan perubahan volume isi vena dan mempengaruhi hasil bacaan pulse oximetry. Peningkatan volume isi vena yang signifikan, seperti pada pasien regurgitasi trikuspid, menyebabkan saturasi vena ikut terukur oleh pulse oximetry sehingga menghasilkan bacaan saturasi oksigen yang rendah.

  •          Gerakan Berlebihan

Gerakan berlebihan seperti tremor atau kejang dapat merubah R value yang dihasilkan oleh pulse oximetry karena terdapat perubahan komponen absorbansi pada vena dan jaringan statis menjadi dinamis akibat tremor tersebut. Sehingga bacaan saturasi cenderung lebih rendah.

  •          Penggunaan Pewarna Biologis Intravena

Penggunaan pewarna biologis intravena seperti methylene blue untuk beberapa prosedur klinis dapat merubah warna darah sehingga menyerupai HHb dan memiliki R value yang lebih tinggi.

  •          Penggunaan Cat Kuku

Studi terbaru menunjukan penurunan <2% pada hasil bacaan saturasi pada pasien yang menggunakan cat kuku hitam dan coklat.

  •          Abnormalitas Hemoglobin Herediter

Abnormalitas hemoglobin herediter, seperti Hb Lansing, Hb Bonn, Hb Koln, Hb Hammersmith, dan Hb Cheverly, dapat merubah kemampuan absorbansi eritrosit terhadap cahaya R dan IR tanpa mempengaruhi afinitas oksigen sebenarnya.

  •          Anemia Gravis dengan Kondisi Hipoksia

Hasil bacaan saturasi pada pasien dengan anemia gravis tanpa gangguan oksigenasi tidak terpengaruh. Akan tetapi hasil bacaan saturasi (SpO2) yang lebih rendah dari kondisi saturasi (SaO2) sebenarnya ditemukan pada pasien anemia gravis dengan hipoksia.

  •          Dishemoglobinemia

Pada kondisi dishemoglobinemia seperti methemoglobinemia dan sulfhemoglobinemia, hasil bacaan saturasi pulse oximetry cenderung tidak akurat. Hal ini dikarenakan kedua jenis hemoglobin tersebut memiliki daya absorbansi IR dan R yang hampir sama sehingga menghasilkan R value mendekati 1 dan bacaan saturasi sebesar 85%. Tentunya hal ini berakibat penurunan akurasi hasil bacaan saturasi dengan menggunakan pulse oximetry.

  •          Posisi Probe yang Tidak Pas

Bila posisi probe tidak sesuai maka dapat menyebabkan penurunan absorbsi cahaya R dan IR sehingga R value mendekati 1 dan bacaan saturasi 85%. Hasil bacaan saturasi tidak akan sesuai dengan kondisi klinis.

 

 

 

 

 

 

Referensi :

 

Jubran A. Pulse oximetry. Crit Care. 2015;19:272. 

Chan ED, Chan MM, Chan MM. Pulse oximetry: understanding its basic principles facilitates appreciation of its limitations. Respiratory medicine. 2013;107(6):789-99. 

McMorrow RC, Mythen MG. Pulse oximetry. Curr Opin Crit Care. 2006;12(3):269-71. 

Tin W, Lal M. Principles of pulse oximetry and its clinical application in neonatal medicine. Semin Fetal Neonatal Med. 2015;20(3):192-7. 

Hess DR. Pulse Oximetry: Beyond SpO2. Respir Care. 2016;61(12):1671-80. 

Petterson MT, Begnoche VL, Graybeal JM. The effect of motion on pulse oximetry and its clinical significance. Anesth Analg 2007;105:S78e84. 

Zur B, Hornung A, Breuer J, Doll U, Bernhardt C, Ludwig M, et al. A novel hemoglobin, Bonn, causes falsely decreased oxygen saturation measurements in pulse oximetry. Clin Chem 2008;54:594e6. 

Hinkelbein J, Genzwuerker HV, Sogl R, Fiedler F. Effect of nail polish on oxygen saturation determined by pulse oximetry in critically ill patients. Resuscitation 2007;72:82e91. 

Wilson BJ, Cowan HJ, Lord JA, Zuege DJ, Zygun DA. The ac- curacy of pulse oximetry in emergency department patients with severe sepsis and septic shock: a retrospective cohort study. BMC Emerg Med 2010;10:9.