Senin, 08 Agustus 2022 09:48 WIB

Meningioma

Responsive image
4713
Dr. dr. I Wayan Niryana, M.Kes, Sp.BS(K) Vaskular, - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Menurut World Health Organization (WHO) meningioma adalah tumor yang berasal dari sel meningothelial (arachnoid) leptomeningen. Tumor ini dapat terjadi dimana saja sepanjang lokasi sel arachnoid, biasanya menempel pada permukaan dalam duramater.Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada tumor otak, lebih dari 90% bersifat jinak, dan pertumbuhannya lambat.2 Meningioma juga dapat menunjukkan perilaku agresif, seperti invasi ke otak, duramater, dan berisiko rekurensi.2 Angka kejadian meningioma sekitar 35% dari semua tumor primer susunan saraf pusat (SSP), 15% dari tumor intrakranial, dan sekitar 25% dari tumor intraspinal, dengan tingkat kejadian diperkirakan sekitar 6.29% per 100.000 orang pertahun.3 Berdasarkan penelitian di dua rumah sakit di bandar lampung menyebutkan bahwa meningioma merupakan tumor primer otak yang paling sering ditemukan dengan temuan 100 kasus (57,8%) dari total 173 penderita tumor otak.4

Meningioma dapat terjadi pada berbagai usia, namun yang tersering pada usia lanjut. Meningioma sering didapatkan pada usia 40–70 tahun.4 Data dari Central Brain Tumor Registry of The United States (CBTRUS) menunjukan angka kejadian meningioma pada wanita dua kali lipat lebih tinggi disesuaikan menurut usia (per 100.000 orang/tahun)] dibandingkan dengan pria, yaitu 8,36 untuk wanita dan 3.61 untuk pria dengan perbandingan sekitar 2:1.6 Hal ini diduga karena faktor hormonal esterogen, progesteron, dan androgen yang terkait pola menstruasi dan kehamilan.2,4 Meningioma dapat terjadi pada seluruh meningen baik intrakranial maupun intraspinal. Lebih dari 90% meningioma merupakan tumor intrakranial dan 10% merupakan tumor intraspinal.5 Pada tingkat intrakranial, meningioma mempunyai predileksi terbanyak di falx dan parasagital, disamping lokasi-lokasi lainnya seperti: convexitas (20%), sphenoid (20%), olfactory groove (10%), fossa posterior (10%), suprasellar (10%), spinalis (kurang dari 10%), intraorbital (kurang dari 10%), intraventrikular (2%).7,8 Pada tingkat intraspinal, meningioma secara jelas terlihat pada regio thoraks dan jarang pada bagian servikal dan lumbal.6 Terdapat beberapa penanda bahwa faktor hormonal berperan pada tumorigenesis meningioma, antara lain: tingginya angka kejadian meningioma pada perempuan, dapat membesar pada saat kehamilan, dan ada laporan kejadian meningioma dengan keganasan payudara, serta menigkatnya kejadian meningioma dengan pemberian oral kontrasepsi. Beberapa  melaporkan pada SSP dan saraf tepi ditemukan hormon steroid terutama hormon progesteron yang terdeteksi dari keberadaan reseptor progesteron.7

Pembagian meningioma menurut WHO dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu: meningioma jinak (WHO grade I), meningioma atipik (WHO grade II), dan meningioma anaplastik/maligna (WHO grade III).1 Tiga sub-tipe histologis yang sering muncul adalah tipe meningothelial (syncytial), transitional, dan fibroblastic meningioma.11 Disamping itu ada beberapa tipe meningioma yang berpotensi menjadi keganasan yaitu clear cell, chordoid, papillary, dan rhabdoid meningioma. Sebagian besar meningioma merupakan meningioma grade I, dan sekitar 20% merupakan bentuk-bentuk yang lebih agresif, termasuk grade II dan III, yang berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.3 Dengan kata lain grading WHO ini berkorelasi dengan prognosis, dan grading tersebut hanya bisa ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi.2 Meningioma umumnya menyebabkan pendesakan terhadap struktur otak disekitarnya, namun sebagian meningioma dapat menginvasi parenkim otak, dura mater, dan jaringan tulang di sekitarnya. Lesi pada meningioma ini sering ditemukan dengan ukuran yang besar, kecepatan pertumbuhan yang sangat lambat, tingkat kesulitan diagnosis mengakibatkan jangka waktu yang cukup panjang antara diagnosis dan gejala awal yang timbul pada pasien.3,4  Usia penderita, besar masa tumor, lokasi tumor, kecepatan tumbuh dari tumor dan tipe patologi anatomi (jinak, atipik, maligna) turut menentukan prognosis penderita meningioma.5

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ostrom, Q.T.; Cioffi, G.; Gittleman, H.; Patil, N.; Waite, K.; Kruchko, C.; Barnholtz-Sloan, J.S. CBTRUS Statistical Report: Primary Brain and Other Central Nervous System Tumors Diagnosed in the United States in 2012–2016. Neuro Oncol. 2019, 21, v1–v100.

Huntoon, K.; Toland, A.M.S.; Dahiya, S. Meningioma: A Review of Clinicopathological and Molecular Aspects. Front. Oncol. 2020, 10, 579599.

Louis, D.N.; Ohgaki, H.; Wiestler, O.D.; Cavenee, W.K. WHO Classification of Tumours of the Central Nervous System; World Health Organization Classification of Tumours, 4th ed.; International Agency for Research on Cancer: Lyon, France, 2016; ISBN 978-92-832-4492-9.

Li, J.; Fang, L.; Meyer, P.; Killer, H.E.; Flammer, J.; Neutzner, A. Anti-Inflammatory Response Following Uptake of Apoptotic Bodies by Meningothelial Cells. J. Neuroinflam. 2014, 11, 35.

Hemion, C.; Li, J.; Kohler, C.; Scholl, H.P.N.; Meyer, P.; Killer, H.E.; Neutzner, A. Clearance of Neurotoxic Peptides and Proteins by Meningothelial Cells. Exp. Cell Res. 2020, 396, 112322.