Membicarakan masalah puting payudara pada calon ibu dan ibu yang telah melahirkan masih sering dianggap tabu bagi sebagaian masyarakat, khususnya di kota Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurang terbukanya pemikiran masyarakat terhadap permasalahan yang ada dan sering dianggap bahkan bukan suatu masalah, salah satunya yaitu putting tenggelam (inverted nipple).
Setiap wanita pasti memiliki keinginan untuk menjadi seorang ibu serta dapat memberikan semua yang terbaik bagi bayinya, dan hal yang terbaik bagi bayi setelah dilahirkan yaitu ASI. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan sejak dari dulu telah mencanangkan agar ibu bisa memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan. Selain dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi, memberikan ASI dengan menyusui dapat menguatkan “bonding” antara ibu dan bayi. Akan tetapi, hal ini tidak dapat berjalan dengan baik jika putting payudara ibu tenggelam. Oleh sebab itu, perlu adanya persiapan fisik pada ibu yang akan melahirkan agar dapat memberikan ASI semaksimal mungkin tanpa adanya hambatan puting payudara yang tenggelam.
Cukup banyak pengalaman dan kasus yang ditemui oleh tenaga kesehatan di lapangan terkait puting payudara tenggelam. Sebagai contoh, seorang ibu muda yang baru pertama melahirkan bayinya mengeluhkan kesulitan untuk menyusui bayinya karena salah satu masalahnya ada puting payudara tenggelam. Kemudian tenaga kesehatan melakukan pengkajian dan konfirmasi mengenai perawatan payudara yang dilakukan selama trimester akhir, akan tetapi mayoritas ibu muda menjawab hanya dengan tersenyum dan tersipu malu, begitu juga dengan keluarga yang mendampinginya. Hal ini sangat jelas mengindikasikan bahwa, pertama: ibu dan keluarga yang mendampingi tidak menaruh perhatian penting terhadap pentingnya puting payudara, kedua: mendiskusikan puting payudara masih menjadi hal yang tabu, dan ketiga: kurangnya dalam mencari informasi dan mendapatkan informasi dalam proses perawatan kehamilan dan setelah persalinan.
Puting payudara tenggelam dapat berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi, karena pada beberapa kejadian yang ditemui, si ibu menyerah dengan kondisi putingnya yang didukung juga oleh keluarga sehingga beralih ke susu formula. Beberapa cara agar puting payudara tidak tenggelam yaitu: 1) Inisiasi puting payudara saat mendekati waktu persalinan (trimester 3), 2) Lakukan perawatan payudara secara rutin (termasuk puting payudara), 3) Gunakan breast shell agar dapat memicu puting keluar, 4) Lakukan pemijatan yang lembut pada area puting, dan 5) Support dan perhatin kepada ibu oleh semua anggota keluarga.
Hanya dengan sering melihat payudara tidak akan mengetahui apakah ibu mengalami putting tenggelam atau tidak. Untuk mengetahui puting payudara tenggelam atau tidak, dapat dilakukan dengan tes cubitan (pinch test). Lakukan kompres dengan lembut pada areola payudara (area gelap disekitar puting susu) sekitar satu inchi dari puting payudara, jika puting tidak kencang atau tertarik maka puting payudara dianggap tenggelam. Akan tetapi apabila puting payudara mengeras dan tegak selama tes yang dilakukan, maka tidak memerlukan perawatan khusus.
Apabila seorang ibu memiliki tanda dan gejala puting payudara tenggelam sebaiknya tidak perlu panik dan khawatir berlebihan karena puting payudara tenggelam tidak memiliki keterkaitan dengan jumlah asi yang diproduksi. Akan tetapi ibu lebih memiliki tantangan dalam menyusui bayi secara langsung dengan posisi yang tepat, dan hal inilah yang terkadang meningkatkan kondisi stress ibu dan dapat berdampak terhadap produksi ASI. Oleh sebab itu perlu ditekankan kepada ibu muda dan keluarga agar tetap konsisten dan berkomitmen untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi semaksimal mungkin. Suami dan keluarga memiliki peranan yang sangat krusial dalam membantu dan memberikan support kepada ibu agar dapat memaksimalkan menyusui bayinya semaksimal mungkin.
Oleh sebab itu, edukasi mengenai perawatan payudara dan puting payudara merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diberikan sedini mungkin bagi para remaja wanita dan calon ibu. Edukasi dapat ditujukan pada remaja wanita (SMP/SMA) atapun pasangan muda yang akan menikah dengan memberikan edukasi saat di puskesmas agar meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan payudar dan puting payudara. Keterbukaan antara remaja wanita dan orang tua juga menjadi peran yang krusial dalam mempersiapkan diri menjadi seorang ibu, sehingga mereka dapat mencari bantuan ke pelayanan kesehatan secara dini bila menemukan masalah terhadap payudara atapun pada puting payudaranya.
Daftar Pustaka
Bonvissuto D. [2020 Sep 14]: Inverted Nipples. Available from: https://www.webmd.com/women/inverted-nipples-causes
Manjubala D. Intervention Strategies for Successful Breast Feeding: Randomized Clinical Trial. Acad J Ped Neonatol. 2017; 3(1): 555601. DOI: 10.19080/AJPN.2017.03.555601.
Nagaraja Rao D, Winters R. Inverted Nipple. [Updated 2021 Sep 28]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563190/