Jumat, 05 Agustus 2022 09:08 WIB

Kebiasaan Makan Makanan Berserat Mengurangi Risiko Demensia

Responsive image
615
Arthur H.P. Mawuntu - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Serat larut adalah serat pangan yang setelah dimakan akan menarik air dan berubah menjadi gel sehingga memperlambat pencernaan. Serat larut ditemukan dalam kacang-kacangan, biji-bijian, dan beberapa buah dan sayuran. Jenis makanan ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh seperti mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner. Diet tinggi serat diduga membantu mencegah demensia. Suatu kondisi penurunan berbagai aspek fungsi berpikir dan perilaku seseorang yang sifatnya berat hingga mengganggu fungsi sosialnya. Walaupun demikian, bukti ilmiahnya masih sedikit.

Baru-baru ini, para peneliti di Universitas Tsukuba, Jepang memperlihatkan bahwa kebiasaan makan makanan berserat tinggi, khususnya serat larut, memang mengurangi risiko demensia pada usia lanjut. Mereka mempelajari pola diet 3739 orang Jepang usia pertengahan dan mengamati kelompok ini selama 20 tahun. Hasilnya, kelompok orang dengan asupan makanan terbanyak mengandung serat mengalami penurunan risiko demensia hingga 25% dibandingkan yang asupan seratnya paling sedikit. Kelompok dengan asupan serat terbanyak kedua dan ketiga mengalami penurunan risiko sebesar 20%.

Temuan ini mungkin terkait dengan hubungan otak-usus (brain-gut interaction). Telah diketahui bahwa serat larut mengurangi fenomena neuroinflamasi jangka panjang yang berperan dalam terjadinya demensia. Diet tinggi serat larut juga memberi efek menguntungkan terhadap komposisi mikroba usus yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif otak. Memang masih banyak faktor lain yang berperan dalam pencegahan demensia tetapi pengaturan diet dapat menjadi salah satunya.

 

Referensi:

Yamagishi, Kazumasa, et al. Dietary fiber intake and risk of incident disabling dementia: the Circulatory Risk in Communities Study. Nutritional Neuroscience (2022): 1-8.

Sumber gambar: doktersehat.com