Kamis, 04 Agustus 2022 13:28 WIB

Penggunaan Tourniquet yang Tepat pada Pengambilan Darah Vena

Responsive image
12547
Rina Nirmalasari, S.ST - Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Tourniquet atau tali pembendung ini merupakan bahan mekanis yang fleksibel yang biasanya dibuat dari karet sintetis yang bisa meregang. Tujuan penggunaan pembendungan ini agar pembuluh darah tampak melebar dan menonjol sehingga lokasi penusukan dapat dengan mudah di tentukan, serta berfungsi untuk menahan vena pada lokasi ketika penusukan dan mudah ditembus oleh jarum sehingga vena melebar dan menjadi tipis.

Cara pemasangannya yaitu tourniquet dipasang pada 3-4 inci di atas tempat tusukan. Jika terlalu dekat dari tempat tusukan,vena dapat kolaps ketika darah terisap ke dalam tabung dan jika terlalu jauh dari tempat tusukan pengambilan darah tidak akan efektif. Pasien yang memiliki kulit sensitif atau mengalami dermatitis, maka pemasangan tourniquet dilakukan diatas kain kering atau kasa yang melihat lengan. Ketika tourniquet telah terpasang, mintalah pasien untuk mengepalkan tangan sehingga pembuluh darah di lengan akan menjadi lebih menonjol, sehingga lebih mudah untuk mencari dan menusukkan jarum.

Hal yang harus diperhatikan pada penggunaannya ialah bahwa pembendungan ini tidak boleh terlalu ketat dan tidak boleh berlangsung lama. Pemasangan tourniquet hendaknya digunakan tidak lebih dari satu menit. Pemasangan yang terlalu lama akan menyebabkan hemokonsentrasi. Hemokonsetrasi merupakan suatu kondisi dimana komponen darah yang tidak dapat dengan mudah meninggalkan aliran darah, menjadi terkonsentrasi pada volume plasma yang lebih kecil. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan yaitu dengan adanya peningkatan jumlah sel darah merah, PCV, elemen sel, dan peningkatan kadar subtrat ( protein total, besi, kolesterol, lipid total).

Kenyataan di lapangan penggunaan tourniquet bervariasi antar petugas laboratorium ada yang menggunakan tourniquet hanya sampai pada awal proses pengambilan darah, dan ada yang menggunakan tourniquet hingga proses pengambilan darah telah selesai. Untuk itu pada penggunaanya pemasangan tourniquet sebaiknya harus segera dilepaskan dengan satu tangan pada saat jarum sudah memasuki dinding vena dan darah mengalir ke dalam jarum suntik atau tabung sampel. Penggunaan tourniquet yang kurang tepat akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir pemeriksaan.

 

Referensi:

Forconi s. (1999). Hemorheological changes during venous statis as result of tourniquet application. Clin Hemorheol Microcirc.

Gandasoebrata, R. (2007). Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat : Jakarta.

Kiswari  R. (2014).  Hematologi  dan Transfusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nugraha, G. S.si. (2015). Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta : CV.Trans Media Info.

Wolcott J, Schwartz A, Goodman C. (2008). Laboratory Medicine: A National Status Report. The Lewin Group, 150.

Sumber Foto: pngwing