Rabu, 27 Oktober 2021 07:41 WIB

RSCM Berhasil Pisahkan Kembar Siam Abdullah dan Ibrahim

Responsive image
Yogi - Humas - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
394

JAKARTA - RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) kembali sukses melakukan operasi pemisahan kembar siam. Sebagai salah satu bentuk keterbukaan informasi kepada publik, maka RSCM mengadakan konferensi pers untuk desiminasi informasi keberhasilan ini. Kegiatan dilaksanakan pada Senin, 04 Oktober 2021 yang dihadiri oleh Direktur Utama, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang, tim dokter operasi, tamu undangan, dan rekan media.

Operasi pemisahan kembar siam Muhammad Abdullah dan Muhammad Ibrahim telah dilakukan di RSCM pada hari Selasa, 14 September 2021. Tim dokter berhasil memisahkan kedua anak yang kembar dempet dada dan perut (thoracoabdominophagus), dengan penyatuan selaput jantung dan jaringan hati. Kedua anak, usia 1 tahun 8 bulan, merupakan anak ketiga dan keempat dari empat bersaudara yang lahir pada tanggal 4 Januari 2020 di RSUD Sultan Imanuddin, Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Selatan. Abdullah dan Ibrahim telah diketahui kembar siam sejak usia kehamilan 5 bulan dan lahir melalui operasi bedah kaisar. Setelah lahir, keduanya sempat dirawat di RSUD Sultan Imanuddin selama lima bulan, kemudian dipulangkan hingga akhirnya dirujuk untuk operasi pemisahan ke RSCM.

Selama dalam perawatan dan persiapan operasi di Kelompok Staf Medik (KSM) Ilmu Kesehatan Anak telah dilakukan tindakan dan pemeriksaan lanjutan dan tidak ditemukan kelainan bawaan. Operasi pemisahan berlangsung selama sekitar 10 jam. Operasi terdiri dari tindakan pembedahan dada dan perut diikuti proses pemisahan yang dilakukan oleh tim dokter Divisi Bedah Pediatri dan Bedah Torak Kardiak dan Vaskular. Tindakan selanjutnya adalah penutupan luka operasi oleh tim Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik. Selama operasi kedua pasien sempat mengalami pendarahan cukup banyak dan membutuhkan obat – obatan penopang jantung dan sirkulasi, namun berhasil dipertahankan stabil oleh tim Anestesi.

Pascaoperasi, Abdullah dan Ibrahim dirawat di ruang rawat intensif anak oleh tim dokter dari KSM Ilmu Kesehatan Anak yang dipimpin oleh Divisi Emergensi dan Rawat Intensif Anak. Selama 8 hari dirawat di PICU, kedua anak mengalami perbaikan secara bertahap hingga dapat dilepaskan dari alat bantu napas dan pindah ke ruang rawat biasa. Penyulit yang umumnya timbul pascaoperasi adalah masalah infeksi, namun infeksi yang timbul pada kedua pasien tidak berat dan dapat diatasi selama perawatan pascaoperasi.

Selama dirawat di ruang rawat inap anak, dilakukan optimalisasi pemberian nutrisi dan pemantauan status gizi harian. Kondisi Abdullah dan Ibrahim semakin membaik dan aktif, dan dilakukan program fisioterapi oleh tim Rehabilitasi Medik untuk memperbaiki postur, melatih kekuatan otot dan keseimbangan serta stimulasi perkembangan. Pada akhir perawatan, kedua anak mulai dapat duduk dan berdiri. Setelah perawatan di ruang rawat inap selama 11 hari, kedua anak direncanakan rawat jalan. Pemantauan akan tetap dilakukan saat rawat jalan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak, sedangkan perawatan dan pemantauan luka operasi akan dilakukan di Poliklinik Bedah Pediatrik. Program fisioterapi akan tetap dilanjutkan di Poliklinik Rehabilitasi Medik.