JAKARTA – “Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini kita sedang berjuang menangani pandemi COVID-19 dan sebagian besar sumber daya di puskesmas fokusnya menjadi terbelah, ada yang bertugas melakukan vaksinasi dan tracing sementara pelayanan kesehatan esensial harus tetap dilakukan. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) melalui 12 indikatornya termasuk dalam ranah esensial yang tetap harus dilakukan walaupun kita masih dalam kondisi pandemi”, demikian sambutan drg. Saraswati, MPH, Direktur Pelayanan Kesehatan Primer saat membuka pertemuan koordinasi teknis pembinaan PIS PK yang dilaksanakan di Jakarta (16/6).
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pertama (FKTP) merupakan kunci dalam pelaksanaan PIS-PK. Sampai saat ini, PIS-PK telah dilaksanakan oleh Puskesmas di 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi di Indonesia.
Sejak tahun 2018, telah tersedia akses admin puskesmas untuk mengunduh raw data hasil kunjungan keluarga melalui aplikasi Keluarga Sehat (KS). Namun ternyata belum semua puskesmas memanfaatkan sebagai dasar pelaksanaan analisis dalam rangka perencanaan intervensi lanjut. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas dalam melakukan analisis data PIS-PK.
Raw data tersebut juga dapat digunakan untuk perencanaan intervensi lanjut dengan menambahkan data program diluar 12 indikator PIS-PK yang dimiliki Puskesmas. Sehingga dapat meningkatkan cakupan program pelayanan kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan secara evidence based.
Menyikapi hal diatas, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan bersama Balitbangkes, Pusdatin dan Pakar mengadakan pertemuan koordinasi teknis pembinaan PIS-PK dalam rangka penguatan analisis data PIS-PK tahun 2021. Kegiatan yang dilaksanakan tanggal 16 -19 Juni 2021 ini diikuti oleh pengelola PIS-PK tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota melalui daring dan luring. Pada kegiatan ini diselenggarakan pula pameran poster implementasi PIS-PK di seluruh wilayah Indonesia.