JAKARTA - “Dalam masa pengobatan tubuh perlu berkerja keras melwan HIV maupun Hepatitis C, karena gejalanya muncul sekian tahun kemudian. Kudua virus ini ketika telah menjadi penyakit AIDS (HIV) dan kerusakan hati (Hepatitis) akan sangat-sangat menurunkan kualitas hidup” ungkap dr.Adeika Mieta Rahayu di kegiatan penyuluhan kesehatan (16/06/2021).
RSKO Jakarta sebagai rumah sakit khusus pelayanan medis dan psikososial penyalaghunaan NAPZA memiliki tugas turut mengedukasi masyarakat rumah sakit termasuk pasien.
Pada hari ke-3 penyuluhan kesehatan dalam rangka Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang jatuh pada tanggal 26 Juni 2021 dan Hari Ulang Tahun (HUT) RSKO Jakarta di tanggal 3 Juli 2021 itu kenapa edukasi kesehatan ini diselenggarakan.
Pasien yang menjadi target edukasi ialah pasien Program Terapi Rumatan Methadone (PTRM) berjumlah 30 orang. PTRM ini adalah pemberian obat metadone harian kepada pasien ketergantungan heroin di institusi kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah Sakit dengan pengawasan langsung oleh petugas kesehatan. RSKO Jakarta merupakan salah-satu rumah sakit yang ditunjuk memberikan pelayanan PTRM.
Rumatan merupakan upaya mempertahankan pasien selama mungkin menjalani terapi tersebut sampai akhirnya dosis dapat diturunkan bertahap dan, bila memungkinkan, berhenti. Dosis awal diberikan pada kisaran 15-30 mg/hari dan dinaikkan bertahap sampai mencapai kisaran 60-120 mg/hari pada tahun pertama terapi.
Kenaikan dosis dimaksudkan untuk mencapai dosis ”nyaman” di mana pasien tidak merasakan sama sekali gejala sakaw dan dapat beraktivitas. Dosis stabil ini yang kemudian dipertahankan seterusnya.
Instalasi Rawat Jalan berkerjasama dengan Instalasi Promkes dan Pemasaran RSKO Jakarta menyelenggarakan pendidikan kesehatan ini pada hari rabu, 15 Juni 2021.
Penyuluhan dilaksanakan terkait dengan penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan jarum suntik bergantian (sharing needle) oleh para pecandu narkoba.
Kegiatan pemberian edukasi ini diberikan oleh dokter yang bertugas di Poliklinik Rawat Jalan dr.Adeika Mieta Rahayu yang melibatkan 30 pasien PTRM dan PTRB di ruang edukasi Instalasi Rawat Jalan.
Dr.Mita (panggilan dr.Adeika Mieta Rahayu) menyatakan penyuluhan kesehatan diadakan untuk menyambut Hari Anti Narkotika dan HUT RSKO. Penyakit-penyakit yang diakibatkan penyalahgunaan NAPZA jarum suntik kasusnya makin lama makin bertambah diantaranya HIV dan Hepatitis C.
Tambah dr.Mita, penyakit hepatitis pada awal muncul tidak menimbulkan gejala, tapi setelah beberapa tahun akan menimbulkan gejala.
Sehingga kehadiran penyakit ini sering ini tidak disadari, terutama apalagi yg menggunakan subtitusi opiate seperti buprenofine dan methadone.
Penggunaan kedua subtitusi ini para pasien akan merasa tidak nyaman seperti dosisnya kurang. Penyebabnya bukan karena dosisnya kurang, bisa disebabkan karena virus HIV dan Hepatitis C sudah mulai berkembang biak atau memperbanyak diri.
Dalam masa pengobatan tubuh perlu berkerja keras melawan HIV maupun Hepatitis, karena munculnya gejala baru dirasakan sekian tahun kemudian. Kedua penyakit ini akan sangat-sangat menurunkan kualitas hidup.
Menurut data dari PUSDATIN HIV di Indonesia pada tahun 2019 tercatat 50.282 kasus. Dimana terjadi peningkatan kasus setiap tahunnya dimana kasus aktif laki-laki 68,8 % dan wanita 31,2 %.
Dr.Mita menegaskan bahwa pengobatan HIV harus terus menerus,seumur hidup untuk mencegah virus HIV aktif.
Bagi masyarakat yang terdiagnosis HIV bisa mendapatkan peayanan ke RSKO Jakarta dimana obatnya gratis yang disediakan oleh Pemerintah dan obat yang tersedia merupakan obat terbaru.
Masyarakat yang terdiagnosis HIV jangan malu berobat di RSKO Jakarta. Rubah mindset, ketika meminum obat ARV untuk pengobatan HIV akan makin memperburuk kesehatan, itu informasi yang tidak benar.
Penyuluhan kesehatan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, tanggal 14, 15, 16 Juni 2021 berlokasi ditempat yang sama di Ruang Edukasi Rawat Jalan pada pukul 09.00 WIB.