Rabu, 10 Februari 2021 14:53 WIB

Edukasi "Asuhan Gizi pada Anak dengan Tumor Otak" Oleh Rizka Pratiwi, S.Gz

Responsive image
(TA-hukormas) - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
1486

JAKARTA – RSPON Prof.Dr.dr Mahar Mardjono Jakarta mengadakan Zoominar Edukasi Awal Tahun 2021 yang secara khusus di berikan untuk tenaga kesehatan dan bagi peserta yang mengikuti zoominar ini akan mendapat sertifikat serta memperoleh SKP dari Persagi, PPNI dan IAI. Pada Edukasi kali ini, akan membahas mengenai “Asuhan Gizi Pada Anak dengan Tumor Otak” yang disampaikan Rizka Pratiwi, S.Gz.

Tumor otak merupakan keganasan kedua setelah leukimia yang sering ditemui pada masa anak – anak, sekitar 20%. Malnutrisi merupakan masalah yang paling sering ditemui (kisaran 6% pada kasus baru dan 50% pada kasus lama). Efek lokal dari tumor yaitu Anoreksia Mual, muntah, Nyeri kepala, Disfagia, Perubahan rasa dan bau, Depresi dan Fatigue.

Untuk mencegah resiko malnutrisi, pada pasien anak di RS kita lakukan asuhan gizi. Asuhan gizi terdiri dari pengukuran antropometri, riwayat diet, riwayat pasien, biokimia dan pemeriksaan fisik dan klinis. Antropometri merujuk pada pengukuran individu manusia untuk mengetahui variasi fisik manusia. Antropometri digunakan untuk Penentuan Status gizi dan velositas pertumbuhan, pengukuran antropometri berdasarkan pada Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Masa Tubuh, Lingkar Lengan Atas, Pengukuran Lingkar Perut. Pengukuran Antropometri dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Dari pengukuran antropometri kita bisa menentukan status gizi serta laju pertumbuhannya apakah sesuai dengan grafik pertumbuhan atau tidak. Gejala gejala yang ditimbulkan dari tumor otak seperti mual muntah, diare, kehilangan Indra pengecap dapat membuat nafsu makannya berkurang. Sehingga kita perlu memberikan strategi untuk memastikan bahwa asupan zat gizi anak tersebut sesuai kebutuhan.

Jika anak Mual atau Muntah lakukan hal-hal seperti berikut :

  1. Berikan makanan dalam porsi kecil  namun sering
  2. Cobalah untuk tidak melewatkan waktu makan
  3. Berikan makan 3-4 jam sebelum terapi  yang dapat menimbulkan mual  muntah
  4. Apabila ada mual muntah berikan jarak  makan dan minum 10 – 15 menit
  5. Hindari makanan yang terlalu manis,  berlemak dan merangsang
  6. Berikan makanan kering seperti krakers, biskuit, roti bakar
  7. Minuman yang mengandung, lemon atau jahe dapat membantu mengurangi rasa mual