Jumat, 05 Februari 2021 12:43 WIB

Edukasi oleh dr. Redy. M.Kes, Sp.Ok tentang "Perkembangan Vaksin Covid-19”

Responsive image
(TA-hukormas) - RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr.dr.Mahar Mardjono Jakarta
659

JAKARTA – RSPON Prof. Dr dr Mahar Mardjono Jakarta mengadakan Zoominar Edukasi Awal Tahun 2021 dalam rangka memperingati 1 Tahun Clinic Pituitary. Dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2021 yang diikuti oleh pegawai RSPON Prof. Dr dr Mahar Mardjono Jakarta dan masyarakat umum yang bertujuan untuk memberikan informasi serta pemahaman tentang adaptasi kebiasaan baru di era pandemi covid-19.

Pada zoominar kali ini dr. Redy M.Kes, Sp.Ok sebagai pembicara yang memberikan edukasi tentang “Adaptasi Kebiasaan Baru dan Latar Belakangnya di Era Pandemi Covid-19”. Sebagai narasi pembukaan dr. Redy M.Kes, Sp.Ok memberikan penjelasan asal-usul covid-19  diduga pertama kali berasal dari reservoir hewan (kemungkinan kelelawar atau trenggiling) yang menularkannya ke manusia secara langsung atau melalui inang perantara. Kasus COVID-19 pada manusia pertama ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. dimana banyak di antaranya pernah mengunjungi atau bekerja di pasar hewan besar di daerah tersebut Setelah penularan awal dari hewan ke manusia, terjadi penularan virus dari manusia ke manusia yang menyebabkan semua kasus baru COVID-19.

R adalah rate replikasi suatu penyakit yaitu jumlah rata-rata orang yang tertular oleh setiap orang yang menderita penyakit tersebut. R bersifat dinamis, tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat kesehatan masyarakat

Ro adalah penularan yang melekat dari agen infeksi, sebelum tindakan kesehatan masyarakat dimulai. Ro untuk COVID-19 tidak diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan besar berada di antara 1,5 dan 3,5.

Masa Inkubasi yaitu jangka waktu antara terjangkit virus dan munculnya gejala penyakit, masa inkubasi COVID-19 diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari. Pada umumnya sekitar 5 hari dan p erkiraan ini akan diperbarui seiring dengan tersedianya lebih banyak data. Gejala Umum yaitu seperti Demam, Batuk Kering dan Sesak nafas, sedangkan gejala lain yang berkaitan yaitu cepat Lelah, sakit otot dan nyeri persendian, nyeri menelan, hidung tersumbat, hidung meler dan diare (jarang).

Dan saat ini sedang ramai diperbincangkan perkembangan vaksin covid-19, Saat ini beberapa negara telah mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) atau ijin penggunaan darurat untuk vaksinasi. Syarat pemberian izin EUA juga umumnya mengikuti standar Emergency Use Listing (EUL) yang diberlakukan oleh WHO, Di Indonesia, peraturan mengenai EUA tercantum dalam Peraturan BPOM Nomor 27 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua dan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 24 Tahun 2017 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat.

Tujuan Vaksinasi Covid-19 yaitu membentuk kekebalan kelompok, menurunkan kesakitan dan kematian akibat covid-19, melindungi dan memperkuat system Kesehatan secara menyeluruh dan menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial ekonomi.

Kiriman pertama vaksin COVID-19 produksi Sinovac Biotech (China) tiba di Indonesia, namun pemerintah masih harus menunggu untuk penggunaan darurat otorisasi sebelum memulai program vaksinasi. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergensi untuk vaksin Covid-19 yang pertama kali kepada vaksin CoronaVac, produksi Sinovac Biotech Inc yang bekerja sama dengan PT Bio Farma

Adapun 6 vaksin yang telah sah penggunaannya berdasarkan KepMenKes No. HK.01.07/Menkes/9860/2020 per tanggal 3 Desember 2020 : PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc. and BioNTech, dan Sinovac Biotech Ltd.