Jumat, 29 Juli 2022 09:35 WIB

Penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) Pada Pasien Jantung Dengan Komorbid Penyakit Nyeri Sendi

Responsive image
20841
dr. Adhytya Pratama Ahmadi - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Penderita penyakit jantung sering mengidap beberapa penyakit penyerta lainnya yang menjadi faktor risiko ataupun sebagai komorbid sehingga diperlukan penanganan yang tepat dan efektif. Salah satu penyakit yang sering dikeluhkan oleh pasien jantung yang berusia lanjut ialah nyeri sendi yang disebabkan oleh penyakit sendi degeneratif, misalnya osteoarthritis (OA), ataupun penyakit sendi akibat penumpukan kristal asam urat pada sendi (arthritis gout). Pasien jantung juga kerap kali memiliki obesitas yang berperan sebagai faktor risiko kardiovaskular dan memperberat beban sendi yang berujung pada kerusakan lebih lanjut. Adanya keluhan nyeri sendi tentunya akan membatasi mobilitas dan kualitas hidup pasien dengan penyakit jantung.

Salah satu penanganan nyeri sendi yakni dengan pemberian Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS) sebagai pereda gejala. Obat-obatan tersebut sangat sering dijumpai dan dijual secara bebas, contohnya yakni ibuprofen, aatrium diclofenac, meloxicam, atau golongan coxib (colecoxib, rofecoxib, dan lain-lain). Cara kerja OAINS ialah dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase dalam pembentukan prostaglandin yang berperan dalam proses inflamasi/peradangan serta rangsangan nyeri yang terkait inflamasi. Efek samping yang sering timbul akibat penggunaan obat ini ialah nyeri ulu hati, kerusakan lapisan lambung (dapat berupa tukak lambung, pendarahan lambung, hingga perforasi/kebocoran lambung), kerusakan hati, dan reaksi alergi. Oleh karena itu penggunaan OAINS secara bebas oleh pasien tidak dianjurkan.

Lantas bagaimana peran OAINS pada pasien yang juga memiliki penyakit jantung dan keluhan nyeri sendi? Berbeda dengan pemberian obat-obatan untuk penyakit jantung yang harus dikonsumsi seumur hidup, OAINS selain aspirin tidak dianjurkan untuk diberikan secara rutin ataupun jangka panjang tanpa pengawasan medis yang baik. Penggunaan OAINS (selain aspirin) berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh perubahan keseimbangan sifat anti-trombotik pada lapisan endotel pembuluh darah akibat OAINS sehingga bekuan darah dapat lebih mudah terbentuk. Bekuan darah ini dapat menyumbat suplai darah ke otot jantung dan organ lainnya. Pemberian OAINS juga dapat memperburuk kondisi gagal jantung yang diderita pasien. Efek OAINS di pembuluh darah ginjal dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal sehingga berujung pada retensi cairan berlebihan didalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Adanya retensi cairan dapat menimbulkan gejala sesak nafas akibat penumpukan cairan di paru, sedangkan efek dari adanya tekanan darah tinggi dapat menambah beban jantung untuk memompa darah.

Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, semua pasien terutama dengan penyakit jantung dan pembuluh darah disarankan terlebih dahulu konsultasi dengan dokter apabila ingin mengonsumsi OAINS dan obat anti nyeri lain untuk keluhan nyeri sendi akibat arthritis ataupun penyakit muskuloskeletal lainnya. Pemberian paracetamol oleh dokter biasanya menjadi obat pilihan pertama dalam kondisi ini karena faktor keamanan dan efektivitasnya dalam meredakan nyeri tingkat ringan hingga sedang. Apabila diperlukan potensi pereda nyeri yang lebih kuat dan optimal dapat dilakukan hal berikut:

1. Prioritaskan terapi non-farmakologis dalam penanganan nyeri, misalnya fisioterapi, pola makan dan aktifitas fisik yang seimbang untuk mencapai berat badan ideal,

2. Tetapkan dan atasi penyebab dasar dari nyeri yang dialami,

3. Diskusikan risiko dan manfaat pemberian OAINS, paracetamol, aspirin, dan obat anti nyeri lainnya  dengan tenaga medis yang ahli,

4. Pertimbangkan pemberian OAINS dalam sediaan topikal (salep atau krim) daripada pemberian dengan oral/sistemik (tablet, injeksi),

5. Tetapkan durasi dan dosis pemberian OAINS seminimal mungkin secara efektif dan efisien, pantau kemungkinan untuk menghentikan pemberian OAINS dengan segera.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, pasien penyakit jantung dengan keluhan nyeri pada sendi dapat diatasi secara aman dan nyaman.   

 

 

 

Referensi:

Schjerning AM, McGettigan P, Gislason G. Cardiovascular effects and safety of (non-aspirin) NSAIDs. Nat Rev Cardiol. 2020 Sep;17(9):574-584. doi: 10.1038/s41569-020-0366-z. Epub 2020 Apr 22. PMID: 32322101.

Saragiotto BT, Abdel Shaheed C, Maher CG. Paracetamol for pain in adults. BMJ. 2019 Dec 31;367:l6693. doi: 10.1136/bmj.l6693. PMID: 31892511.

https://dev-sinergi.bappebti.go.id/