Nyeri adalah suatu kondisi rumit yang dibentuk oleh faktor fisiologi, spiritual, psikologis, dan budaya. Setiap orang memiliki pengalaman yang berlainan mengenai nyeri. Salah satu faktor yang berpengaruh menimbulkan nyeri yaitu usia. Usia mempengaruhi bagaimana seseorang berpersepsi dan berperilaku terhadap nyerinya. Sehingga pasien dengan penyebab nyeri yang sama tetapi dengan usia berbeda mungkin akan berpersepsi dan berperilaku yang berbeda terhadap nyerinya.
Menurut Potter.Perry (2010) usia adalah salah satu faktor yang berpengaruh menimbulkan nyeri, terlebih pada bayi dan dewasa. Tahap perkembangan yang berbeda antaraa kelompokk usia menyebabkan cara anak-anak dan dewasa berespon pada nyeri yang dialaminya. anak usia 6-7 tahun sedang memasuki tahaap berfikir pra operasional yaitu sudah mempunyai konsep akan suatu peristiwa, akan tetapi konsep tersebut masih kurang logis dan lengkap daripada konsep yang dimiliki oleh usia dewasa. Sehingga pada anak usia ini memiliki persepsi dan pemikiran yang cenderung egosentrik
Nyeri pada anak sekolah dan remaja dapat di ukur menggunakan instrument pengukuran derajat nyeri berikut:
1. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) yaitu alat untuk mengukur tingkaat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala tersebut berbentuk garis yang terdiri dari beberapa kalimat deskripsi yang diatur dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Kalimat deskripsi tersebut diurutkan mulai dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang paling hebat”.
2. Skala Intensitas Nyeri Numerik (Numerical rating scales): Skala ini digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Pasien menilai nyeri diantara skala 0-10. Angka 0 memiliki arti tidak nyeri sedangkan angka 10 memilki arti nyeri yang paling berat. Numerical Rating Scale (NRS) hampir sama dengan Visual Analog Scale, tetapi memiliki angka-angka sepanjang garisnya. Angka 0-10 atau 0-100 dan anak diminta untuk menunjukkan rasa nyeri yang dirasakannya. Skala Numerik ini dapat digunakan pada anak yang lebih muda seperti 3-4 tahun atau lebih. Tingkatan nyeri yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Skala 1 : tidak ada nyeri
b) Skala 2-4 : nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau masih dapat ditolerir karena masih dibawah ambang rangsang.
c) Skala 5-6 : nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan mengeluh ada yang sambil menekan pada bagian yang nyeri
d) Skala 7-9 : termasuk nyeri berat, klien mungkin mengeluh sakit sekali dan klien tidak mampu melakukan kegiatan biasa
e) Skala 10 : termasuk nyeri yang sangat, pada tingkat ini klien tidak dapat lagi mengenal dirinya.
3. Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) adalah suatu garis lurus yang menyatakan intensitas nyeri yang berkesinambungan dan setiap ujungnya terdapat deskripsi verbal. Visual Analog Scale (VAS) mengukur besarnya nyeri pada garis sepanjang 10 cm. Biasanya berbentuk horizontal, tetapi mungkin saja ditampilkannya secara vertikal. Garis ini digerakkan oleh gambaran intensitas nyeri, misalnya: “no hurt”, sampai “worst hurt”. Baik skala vertical maupun horizontal merupakan pengukuran yang sama valid, tetapi VAS yang vertical lebih sensitive menghasilkan score yang lebih besar dan lebih mudah digunakan dari pada skala horizontal. VAS ini dapat digunakan pada anak yang mampu memahami perbedaan dan mengindikasikan derajat nyeri yang sedang dialaminya
4. Skala NyeriWong BakerFacesRatingScale : Skala ini terdiri dari enam wajah kartun mulai dari wajah tersenyum (“tidak nyeri sama sekali”) sampai meningkatnya wajah yang tidak bahagia/gembira, kepada kesedihan yang amat sangat, wajah menangis (“nyeri sangat hebat”).
Penjelasan Faces Rating Sacle yaitu:
(a) Nilai 0; nyeri tidak dirasakan oleh anak
(b) Nilai 1: nyeri dirasakan sedikit saja
(c) Nilai 2: nyeri agak dirasakan oleh anak
(d) Nilai 3: nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
(e) Nilai 4: nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
(f) Nilai 5; nyeri sekali dan anak menjadi menangis
Kelebihan dari skala wajah ini yaitu anak dapat menunjukkan sendiri rasa nyeri yang baru dialaminya sesuai dengan gambar yang telah ada dan skala wajah ini baik digunakan pada anak usia prasekolah.
Referensi:
Indriyani, P., Hayati, H., & Chodidjah, S. (2013). Kompres dingin dapat menurunkan nyeri anak usia sekolah saat pemasangan infus. Jurnal Keperawatan Indonesia, 16(2), 93–100.
Mariyam, & Widodo, S. (2012). Pengaruh guided imagery terhadap tingkat nyeri pada anak usia 7-13 tahun saat dilakukan pemasangan infus di RSUD Kota Semarang. Seminar Hasil-Hasil Penelitian, 978 (6), 6.
Wong, D.L ., Eaton, M.H ., Wilson, D ., Winkelstein, M.L & Schwartz, P (2008) Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6, EGC, Jakarta