Rabu, 19 Juni 2024 10:39 WIB

Dedicated Hand Wrist-16 Rf Coil pada Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging Wrist Joint

Responsive image
109
Nadia Rahmatika S.Tr. Kes - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Wrist joint merupakan sendi ellipsoidal (condyloid) dan merupakan sendi yang paling bebas bergerak. Karena variasi mobilitas yang tinggi serta kompleksnya komponen penyusun menyebabkan wrist joint rentan mengalami proses patologis seperti : Carpal Tunel Syndrome (CTS) yaitu kumpulan gejala dan tanda akibat penekanan nervous medianus di rongga karpal tepatnya dibawah fleksor retinakulum, Triangular Fibro Cartilago Complex (TFCC) adalah proses robeknya jaringan cartilago-fibrosa kompleks yang berbentuk segi tiga yang terdiri dari triangular fibrocartilage disc (TFC) (Bain, 2014) Untuk menegakkan diagnosa pada Struktur wrist joint yang kompleks dilakukan dengan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan alat kedokteran yang digunakan untuk pemeriksaan diagnostik yang menghasilkan gambaran penampang tubuh manusia berdasarkan prinsip resonansi magnet atom hydrogen (westbrook, 2019) pemeriksaan MRI pada anatomi yang kecil dan tipis seperti wrist joint membutuhkan MRI dengan medan magnet tinggi yang dilengkapi dengan receiver coil yang memiliki channel tinggi. Sehingga hasil pencitraan MRI dapat menghasilkan spatial resolusi yang tinggi dan kontras yang mampu menggambarkan  detail struktur organ.

MRI pada wrist joint jarang dilakukan akan tetapi pemeriksaan tersebut merupakan hal yang umum di Rumah Sakit Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta. Mengatur posisi pasien pada pemeriksaan MRI wrist joint membutuhkan perhatian khusus karena ruangan di dalam Gantry yang tidak terlalu lebar tetapi mengharuskan posisi objek berada di dekat center dari Gantry sehingga sering menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien. Selain daripada itu wrist joint merupakan salah satu persendian yang komplek dan berukuran kecil sehingga membutuhkan detail dan resolusi yang tepat sehingga hasil pencitraan MRI mampu menegakkan diagnosa, untuk itu diperlukan pengaturan parameter yang tepat dan penggunaan high field MRI dan RF coil khusus yang sudah disesuaikan dengan objek yang diperiksa.

Prosedur pemeriksaan:

Persiapan

MRI merupakan modalitas yang mengandung medan magnet yang sangat tinggi (superconductor), di Rumah Sakit Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta menggunakan modalitas MRI 1.5 Tesla. Sebelum  pemeriksaan MRI harus dilakukan screening terlebih dahulu sebagai upaya keselamatan dan keamanan sehingga pemeriksaan MRI dapat dilaksanakan dengan lancar.

  • Pasien harus dipastikan tidak ada benda mengandung logam yang dibawa atau tertanam pada tubuh pasien
  • Pasien tidak boleh membawa alat atau benda yang mudah terpengaruh medan magnet
  • Pasien diharapkan tidak memiliki claustrophobia
  • Pasien dijelaskan tentang tata laksana pemeriksaan MRI yang akan dilakukan
  • Pasien dijelaskan tentang lama waktu pemeriksaan
  • Pasien diharapkan bisa kooperatif dan bisa dalam keadaan tenang selama pemeriksaan MRI berlangsung

Teknik pemeriksaan:

Posisi pasien

Ada beberapa posisi pasien yang bisa dilaksanakan pada pemeriksaan MRI wrist joint, salah satunya adalah superman position. Dimana tangan diangkat keatas posisi superior dari kepala.

Posisi tubuh pasien bisa dalam supinasi maunupun pronasi. Dengan posisi ini wrist joint diharapkan bisa berada pada iso-center medan magnet MRI sehingga mampu menghasilkan nilai homogenitas tinggi yang mempengaruhi kualitas hasil pencitraan MRI, akan tetapi pada posisi ini terkadang membuat pasien tidak nyaman. Tangan lebih cepat pegal yang bisa menyebabkan pergerakan pada wrist joint.

Alternatif lain posisi pasien yang bisa dilakukan. Pasien dalam posisi supinasi dengan tangan lurus berada di sisi kanan kiri . pada posisi ini pasien lebih nyaman, kemungkinan terjadi pergerakan bisa diminimalisir. Namun posisi ini tidak bisa dilakukan pada semua pasien. Hanya pasien dengan ukuran tubuh kecil dan normal. Disamping itu posisi objek yang tidak berada dalam iso-center sehingga homogenitas sinyal yang dihasilkan akan sangat sulit dilakukan.

Protokol pemeriksaan

Pemeriksaan wrist joint MRI menggunakan receiver coil MRI yang didedikasikan untuk hand/wrist joint dimana memiliki gradient field yang kuat untuk memperoleh citra yang dibutuhkan dikarenakan objek pemeriksaan yang kecil. Apabila tidak ada receiver coil yang dedicated untuk hand/wrist bisa menggunakan small flex coil. Akan tetapi kualitas citra yang dihasilkan akan sangat berbeda. Kebetulan di Rumah Sakit Ortopedi memiliki receiver coil MRI yang lumayan lengkap. Salah satunya adalah hand wrist 16 dedicated coil.

Dengan penggunaan RF coil dedicated untuk wrist joint, pasien dapat diposisikan pada posisi netral dengan berbaring supine, selain itu juga dalam posisi yang stabil sehingga mengurangi adanya pergerakan pada saat akuisisi citra. Pada posisi superman mungkin akan menempatkan wrist joint benar-benar dalam center lapangan magnetic pada gantry, akan tetapi akan menimbulak ketidaknyamanan pada pasien sehingga resiko kegagalan dan terganggunya proses pemeriksaan lebih besar.

Dedicated Hand wrist16 RF coil MRI di RS ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta memiliki 16 channel coil yang memiliki jumlah channel di atas rata-rata sehingga mampu mengasilkan citra dengan spatial resolusi yang lebih baik. Coil tersebut juga secara ergonomi diadaptasikan untuk pemeriksaan MRI area Hand/wrist.

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

Pada pemeriksaan MRI wrist joint dilaksanakan beberapa pulse sequence dengan tiga orthogonal planes (sagittal, axial/transversal, coronal) yang menghasilkan korelasi satu sama lain.

Adapun beberapa pulse sequence untuk  pemeriksaan MRI wrist joint yang digunakan di rumah sakit ortopedi prof DR R Soeharso Surakarta diantaranya Proton Density Fat Suppression, T1wi spin echo, T2wi Fast Spin Echo, Proton Density, STIR, T2wi Fast Spin Echo Fat sat, 3D Space Stir, T2 gradien Echo, T1 Spin echo fat suppression post contrast, Proton Density Dixon, T1 Dixon. Pulse sequence tersebut dipilih dan dilaksakan sesuai dengan kebutuhan klinis pasien dengan dilakukan pengambilan citra dengan tiga orthogonal planes. Waktu yang diperlukan untuk pengerjaan pemeriksaan MRI wrist joint di RS Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta sekitar 30 sampai 60 menit

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->Setelah didapatkan citra hasil pemeriksaan MRI dikirim ke PACS, dicetak QR code untuk akses pasien ke hasil pemeriksaan.hasil pemeriksaan dianalisa oleh dokter spesialis Radiologi.

 

Referensi :

Benjamin, Z Phillips. MD, MPH (2013) Wrist Joint Anatomy: Overview ,Gross Anatomy, Natural varians. https://emedicine.medscape.com/article/1899456-overview

Gregory, Bain et. al Tech hand up extreme surg (2014) Anatomic foveal reconstruction of the triangular fibrocartilage complex with tendon graft. https://pubmed.ncbl.nlm.nih.gov/24694387/

Westbrook, C., & Talbot, J. (2019) MRI IN PRACTICE. https://en.ids1lib.vip/book/5436745/d63cc4

Stabler A, M. Vahlensieck, (2016) Wrist. https://radiologykey.com/wrist/

J Korean Soc Radiology. (2020) Dedicated Wrist RF Coil. https://doi.org/10.3348/jksr.2020.81.1.21

Siemens Healthineers Indonesia (2024) Hand/Wrist 16. https://www.siemens-healthineers.com/en-id/magnetic-resonance-imaging/options-and-upgrades/coils/hand-wrist-16

Sumber foto: Dokumentasi Humas RSO