Selasa, 11 Juni 2024 14:37 WIB

Waspada! Sakit Gigi bisa Menyebabkan Jantung Bocor

Responsive image
99
dr. Ruth Sabathani Ayuningtyas - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Sakit gigi adalah masalah kesehatan umum yang seringkali dianggap sepele. Namun, penelitian menunjukkan bahwa sakit gigi mungkin memiliki dampak yang lebih dalam pada kesehatan tubuh, khususnya terkait dengan risiko penyakit jantung bocor. Bagaimana keterkaitan antara sakit gigi dengan penyakit jantung bocor?

Penyakit jantung bocor merujuk pada kondisi dimana katub jantung tidak bisa menutup sepenuhnya ketika bilik jantung berkontraksi, sehingga sebagian darah mengalir kembali ke serambi jantung. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kerusakan katup jantung akibat infeksi, penuaan, penyakit jantung bawaan, atau kondisi medis lainnya. Salah satu yang sering menyebabkan kondisi jantung bocor adalah Penyakit Jantung Rematik. Penyakit ini mempunyai keterkaitan dengan sakit gigi yang sebelumnya dialami oleh penderita. Oleh karena itu, dibawah ini akan diulas lebih lanjut.

Apa itu Penyakit Jantung Rematik?

Penyakit jantung rematik (PJR) adalah kondisi serius pada katup jantung yang dapat memengaruhi banyak orang, terutama anak-anak dan dewasa muda yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit. PJR disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Streptokokus Grup A (Strep A), yang sebenarnya bisa dicegah. Bakteri ini dapat menyebabkan reaksi autoimun yang disebut demam rematik akut (Acute Rheumatic Fever). Jika infeksi Strep A dan demam rematik akut tidak diobati, kemungkinan besar akan terjadi infeksi berulang. Meskipun gejala seperti demam dan gejala rematik lainnya sering hilang, karditis yang terkait dengan demam rematik bisa menyebabkan kerusakan permanen pada setidaknya satu dari empat katup jantung. Dampak jangka panjang dari PJR termasuk stroke, gagal jantung, dan bahkan kematian dini.1

Angka Kejadian Penyakit Jantung Rematik

PJR menyumbang sekitar 15 hingga 20 persen dari semua pasien gagal jantung di negara-negara endemik. Sebuah studi tentang kasus penyakit jantung rematik memperkirakan bahwa pada tahun 2015, secara global terdapat 33,4 juta kasus penyakit jantung rematik dan 31.400 kematian akibat penyakit jantung rematik. Kejadian penyakit jantung rematik paling tinggi terjadi di Oseania, Afrika sub-Sahara bagian tengah, dan Asia Selatan. Pada tahun 2015, tercatat ada 3,4 kasus per 100.000 penduduk di negara nonendemik dan 444 kasus per 100.000 penduduk di negara endemik.

Penyakit jantung rematik terutama menyerang mereka yang hidup dalam kemiskinan dengan akses yang tidak memadai terhadap perawatan kesehatan dan paparan yang tidak terkendali terhadap streptokokus grup A.2

Apa Hubungan Sakit Gigi dengan Penyakit Jantung Rematik?

Penyebab utama Penyakit Jantung Rematik adalah infeksi bakteri Streptococcus pyogenes, yang umumnya dikenal sebagai bakteri penyebab penyakit radang tenggorokan. Infeksi ini dapat berkembang menjadi PJR jika tidak diobati dengan benar.

Proses perjalanan penyakit dimulai ketika gejala awal faringitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus sudah selesai, beberapa minggu kemudian akan terjadi lonjakan demam. Hal ini dapat disertai dengan nyeri sendi yang berpindah-pindah, yang merupakan tanda klinis dari demam rematik akut. Proses ini biasanya menghilang dalam waktu 6 hingga 12 minggu tanpa efek samping yang jelas.

Sistem kekebalan tubuh merespons infeksi streptokokus dengan merangsang produksi antibodi. Sayangnya, antibodi yang seharusnya menyerang bakteri streptokokus, antibodi ini malah menyerang katup jantung dan membuat kerusakan disana.

Gigi berlubang yang menyebabkan peradangan gusi yang berat serta kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam pembuluh darah. Nah, bakteri ini lah yang nantinya melalui pembuluh darah akan menyerang ke katup jantung. Daun katup jantung yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan seperti pada Penyakit Jantung Rematik lebih rentan untuk terserang bakteri dan mengalami endokarditis.3

Apa Gejala yang Dirasakan Penderita?

Gejala PJR bervariasi dan mungkin tidak muncul hingga bertahun-tahun setelah infeksi streptokokus awal. Gejala awal demam rematik yang mungkin timbul adalah demam, nyeri sendi terutama lutut, pergelangan kaki, siku dan pergelangan tangan, nyeri yang berpindah-pindah di antara sendi yang berbeda, kelelahan, gerakan tubuh yang tersentak-sentak dan tidak terkendali yang disebut 'chorea', bintil tanpa rasa sakit di bawah kulit dekat persendian dan/atau ruam yang terdiri dari cincin merah muda dengan bagian tengah yang jernih (keduanya jarang terjadi) serta adanya kelainan suara jantung.

Jika sudah terjadi kerusakan katup jantung yang berhubungan dengan penyakit jantung rematik, gejala yang dirasakan meliputi nyeri dada atau rasa tidak nyaman, sesak napas, pembengkakan pada perut, tangan atau kaki, kelelahan, detak jantung yang cepat atau tidak teratur.1

Bagaimana Dokter Menegakkan Diagnosis?

Pendeteksian dini PJR sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif. Diagnosis PJR didasarkan pada riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil uji laboratorium. Pemeriksaan klinis yang cermat, termasuk mendengarkan suara jantung dengan stetoskop, dapat membantu mengidentifikasi gejala awal kerusakan katup. Uji laboratorium, seperti analisis darah untuk mendeteksi antibodi tertentu, juga dapat digunakan untuk mengonfirmasi diagnosis.

Pengobatan PJR

Penanganan penyakit jantung rematik dapat dibagi menjadi pencegahan dan penanganan jangka panjang. Pencegahan primer penyakit jantung rematik berpusat pada pengenalan dan pengobatan faringitis streptokokus grup A yang cepat untuk mencegah perkembangan demam rematik akut dengan antibiotik.

Jika seorang pasien memiliki diagnosis demam rematik akut, tujuan pengobatannya adalah untuk menekan respons inflamasi untuk meminimalkan efek peradangan pada jantung dan persendian. Menurut Federasi Jantung Dunia, satu-satunya pendekatan yang hemat biaya untuk mencegah perkembangan penyakit jantung rematik adalah profilaksis sekunder dalam bentuk suntikan penisilin setiap 3 hingga 4 minggu untuk mencegah infeksi streptokokus grup A berulang yang menyebabkan episode demam rematik akut yang berulang, yang mengarah pada perkembangan penyakit jantung rematik.

Pada saat ini, tidak ada obat untuk penyakit jantung rematik dan kerusakan pada katup jantung bersifat permanen. Pasien dengan penyakit jantung rematik yang parah sering kali memerlukan pembedahan untuk mengganti atau memperbaiki katup atau klep yang rusak. Tergantung pada tingkat keparahan penyakit, obat-obatan mungkin juga diperlukan untuk mengobati gejala gagal jantung atau kelainan irama jantung. Obat-obatan yang mengencerkan darah untuk mengurangi risiko pembekuan darah juga mungkin diperlukan.

Pada kasus penyakit yang serius, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki atau mengganti katup jantung. Hal ini sering kali tidak tersedia di negara berpenghasilan rendah, atau jika tersedia, biayanya mungkin terlalu tinggi jika tidak ditanggung sebagai bagian dari rencana kesehatan nasional, sehingga membuat keluarga mengalami tekanan keuangan yang lebih besar.1

Komplikasi dan Dampak Jangka Panjang

PJR dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk gagal jantung, infark miokard, dan emboli paru. Kerusakan pada katup jantung dapat mengakibatkan ketidakmampuan katup berfungsi dengan baik, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada jantung dan memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan. Dampak jangka panjang PJR dapat menghambat kualitas hidup dan berpotensi mengancam jiwa.2

Dengan melihat bukti ilmiah yang mendukung hubungan antara sakit gigi dan risiko jantung bocor, kita dapat menyimpulkan bahwa sakit gigi seharusnya tidak dianggap enteng. Upaya pencegahan dan perawatan dini terhadap masalah gigi dapat memiliki dampak positif tidak hanya pada kesehatan mulut tetapi juga pada kesehatan jantung. Melalui pemahaman dan tindakan proaktif, masyarakat dapat meminimalkan risiko potensial yang terkait dengan penyakit jantung bocor yang disebabkan oleh infeksi bakteri dari sakit gigi.

 

Referensi :

Peters, F., Karthikeyan, G., Abrams, J., Muhwava, L., & Zühlke, L. (2020). Rheumatic heart disease: current status of diagnosis and therapy. Cardiovascular diagnosis and therapy10(2), 305–315. https://doi.org/10.21037/cdt.2019.10.07

Dass C, Kanmanthareddy A. Rheumatic Heart Disease. [Updated 2023 Jul 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538286/

Mang-de la Rosa, M. R., Castellanos-Cosano, L., Romero-Perez, M. J., & Cutando, A. (2014). The bacteremia of dental origin and its implications in the appearance of bacterial endocarditis. Medicina oral, patologia oral y cirugia bucal19(1), e67–e74. https://doi.org/10.4317/medoral.19562

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-cartoon-bad-teeth-illustration_81418660.htm#fromView=search&page=1&position=44&uuid=d0648ff0-ee72-4202-99f8-f3192851ead1