Jumat, 26 Januari 2024 11:00 WIB

Diet Sehat untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Responsive image
524
Hasri Ndaru Kusumawati, S.Gz - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler meningkat, menjadi masalah kesehatan yang penting di seluruh dunia. Telah diketahui bahwa risiko penyakit kardiovaskuler dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk pola makan yang tidak baik, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Pola makan yang tidak baik adalah penyebab utama obesitas dan diabetes tipe 2 yang menjadi kontributor utama terhadap morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler.1 Oleh sebab itu memperbaiki pola hidup merupakan hal yang sangat penting bagi penderita penyakit kardiovaskuler ataupun mencegahnya. Berikut adalah rekomendasi diet sehat untuk menjaga kesehatan jantung :

1.     Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

Konsumsi sayuran sangat penting untuk kesehatan jantung terkait komposisi dan manfaatnya bagi kesehatan. Sayuran umumnya mengenyangkan dan memiliki indeks glikemik yang rendah dan kaya akan mikronutrient yang bermanfaat, seperti serat, vitamin, mineral dan fitokimia. Diet kaya akan sayuran memiliki manfaat yang signifikan pada penurunan risiko penyakit kardiovaskuler karena memiliki manfaat antioksidan dan antiinflamasi pada senyawa karotenoid yang terdapat pada sayuran warna-warni, seperti bayam, wortel, ubi jalar dan tomat. Konsumsi buah juga direkomendasikan bagi penderita jantung karena efek antioksidan dan anti inflamasi. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi secara utuh karena jus sari buah atau smoothie dikaitkan dengan pengurangan serat atau adanya tambahan gula.

2.     Batasi atau hindari konsumsi lemak trans.

Tubuh kita tidak membutuhkan lemak trans sama sekali, namun lemak ini ada pada beberapa jenis makanan. Lemak trans adalah lemak yang paling dikaitkan dengan efek merugikan kardiovaskuler diikuti dengan lemak jenuh. Lemak trans adalah lemak yang berasal dari industri atau secara alami diproduksi oleh hidrogenasi bakteri dari asam lemak tak jenuh di usus hewan ruminansia, seperti sapi, domba, kambing sehingga terdapat dalam daging dan susu yang berlemak. Lemak trans yang diproduksi secara industry ditemukan dalam lemak nabati seperti margarin, makanan yang digoreng, produk bakery (seperti biskuit, kue kering, cookies, cake, donat) yang dibuat dengan lemak terhidrogenasi secara industri telah dilaporkan sebagai sumber makanan utama lemak trans dengan kandungan akhir mencapai 60?ri lemak total. Sedangkan lemak trans alami yang terkandung dalam daging dan susu jauh lebih rendah dan tidak lebih dari 6?ri total lemak.2 Dan untuk produk fermentasi seperti yogurt, direkomendasikan karena dikaitkan dengan efek protektif terhadap diabetes dan jantung coroner (PJK).

3.     Meningkatkan konsumsi ikan

Makan ikan atau konsumsi omega-3 memiliki manfaat terhadap penudaan progresivitas sindrom koroner akut menjadi Miocard Infark (MI) dan komplikasi jantung termasuk kematian. 3  Meskipun sangat dianjurkan, masih belum diketahui secara pasti apakah makan ikan lebih banyak, terutama minyak ikan sama efektifnya untuk pencegahan kardiovaskuler. Sebuah survey melaporkan bahwa makan ikan 175 g/ minggu (sekitar 2 porsi) ikan dengan peningkatan jumlah omega-3 dikaitkan dengan pengurangan risiko kejadian penyakit jantung dan kematian total diantara individu yang berisiko tinggi atau pasien dengan penyakit pembuluh darah.

4.     Mengurangi asupan garam

Konsumsi garam yang berlebihan merupakan kontribusi utama terhadap peningkatan tekanan darah dan akibatnya terhadap morbiditas kardiovaskuler.4 Pada sebuah meta analisis menunjukkan mereka yang memiliki hipertensi dan asupan natrium > 7 g/hari memiliki peningkatan risiko 23% terhadap kejadian kardiovaskuler dan kematian selama median 4,2 tahun. Studi kohort observasional lainnya telah menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi natrium dengan stroke dan PJK. Efek penurunan tekanan darah dari obat hipertensi dapat ditingkatkan dengan menghindari penambahan garam dan makanan kaya garam sesuai dengan DASH diet. Asupan kalium yang tinggi juga dapat meningkatkan efek penurunan tekanan darah. American Heart Association merekomendasikan konsumsi garam tidak lebih dari 2.300 mg/hari (sekitar 1 sendok teh). Namun kebanyakan garam yang dikonsumsi berasal dari makanan terproses seperti makanan kaleng, makanan beku, dan makanan cepat saji. Selain itu juga hati-hati dalam mengonsumsi saus seperti kecap, saus tomat, mayones karena juga mengandung tinggi natrium.

5.     Mengurangi minuman berpemanis

Konsumsi > 10% energi dari gula tambahan menunjukkan peningkatan mortalitas penyakit kardiovaskuler berkaitan dengan meningkatnya insiden diabetes tipe 2. 1 porsi/hari meningkatkan risiko diabetes tipe2 sebesar 6%.3

6.     Konsumsi daging tanpa lemak dalam jumlah sedang tetapi membatasi daging olahan

Konsumsi daging olahan seperti sosis, kornet, daging asap, dan sebagainya dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler. Sedangkan daging merah dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengganti daging merah dan daging olahan dengan seafood, unggas rendah lemak atau kacang kacangan. Penelitian membedakan daging segar dengan daging olahan disebabkan dengan pengolahan dimungkinkan adanya peningkatan kandungan lemak dan garam. Suatu penelitian analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara daging yang tidak diproses dengan kejadian PJK, sedangkan untuk daging olahan terkait dengan peningkatan 42% risiko PJK untuk 50 g/ hari.

Pola diet yang sehat bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler di masa depan. Diet yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian lebih direkomendasikan. Sumber protein lebih dipilih protein nabati diikuti dengan ikan dan unggas. Pola diet sehat dengan membatasi konsumsi pati olahan, tambahan gula (termasuk minuman berpermanis), lemak trans, daging merah (khususnya daging olahan) dan natrium (asupan garam). Lemak jenuh diganti dengan minyak tak jenuh. Konsumsi susu rendah lemak,diutamakan produk susu fermentasi seperti yogurt dan keju, tetapi hindari mentega dan krim terutama bagi penderita diabetes atau yang berisisko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Kemudian diikuti dengan aktivitas fisik teratur, menjaga berat badan ideal, hindari merokok akan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler dimasa depan.

 

Referensi:

1.    Pallazola et al. A Clinician’s Guide to Healthy Eating for Cardiovascular Disease Prevention. Mayo Clin Proc Inn Qual Out. 2019: 3(3): 251-267

2.    Niforou. A, Magriplis. E, Klnaki E, Niforou K, Naska A. On account of trans fatty acids and cardiovascular disease risk e There is still need to upgrade the knowledge and educate consumers. Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Disease. 2022 (32): 1811-1818.

3.    Nestel PJ, Mori TA. Dietary patterns, dietary nutrients and cardiovascular disease. Review: Cardiovasc. Med. 2022; 23(1): 017

4.    Bowen KJ. Sullivan VK. Etherton PM. Petersen KS. Nutrition and Cardiovascular Disease—an Update. Current Atherosclerosis Reports. 2018. 20:8.

5.    https://cdn-assets-eu.frontify.com/s3/frontify-enterprise-files-eu/eyJwYXRoIjoiaWhoLWhlYWx0aGNhcmUtYmVyaGFkXC9hY2NvdW50c1wvYzNcLzQwMDA2MjRcL3Byb2plY3RzXC8yMDlcL2Fzc2V0c1wvMjFcLzM4NDc3XC84NjgxMTY4YTQxNmVmZTEyNDIwYTc2YTFkZjhjNjdmMi0xNjU4MzAxMDMwLmpwZyJ9:ihh-healthcare-berhad:s553dJBjq5J3htcEKtyWHVL-fnKelw_ypxPRLJKjXGQ?width={width}

Sumber gambar:

https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/serangan-jantung1.jpg

https://nos.wjv-1.neo.id/upload/mig/sumsel-in/2023/08/WhatsApp-Image-2023-08-29-at-14.15.00.jpeg

https://persadahospital.co.id/adminweb/assets/foto_article_web/031123161242_cara_menjaga_kes.jpg