Rabu, 24 Januari 2024 13:54 WIB

Pengaruh Pemakaian DOT pada Gigi Balita

Responsive image
604
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Dot, yang juga dikenal sebagai dummy, soother atau pacifier, adalah pengganti puting susu (ibu) yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Minum susu menggunakan dot menjelang tidur mulai menjadi kebiasaan yang sering kita jumpai. Padahal kebiasaan itu akan berisiko pada gigi anak. Pada saat tidur kandungan gula dari minuman akan tersimpan dan menggenang lama di dalam mulut. Dari situlah bakteri akan tumbuh subur pada lubang gigi.  Ditambah saat anak tidur air liur akan mengalami pengurangan. Jadi, genangan air minum mengandung gula tertahan oleh dot di antara lidah, gigi, langit-langit dan disekitar bibir. Oleh karenanya menyebabkan gigi berlubang, dalam dunia medis hal tersebut dikenal dengan istilah Syndrome Early Childhood Caries.

Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini adalah penyakit rampan gigi yang paling banyak menyerang anak-anak. Menurut American Dental Association (ADA), Early Childhood Caries ditandai dengan satu atau lebih kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi akibat karies,atau penambalan permukaan gigi sulung pada usia pra-sekolah antara usia lahir hingga 71 bulan.

Kita ketahui bahwa minum susu menggunakan dot menjelang tidur suatu menjadi kebiasaan yang sering kita jumpai. Entah malam atau siang. Anak yang sudah memasuki umur 2 tahun, tentunya membuat para orangtua mencari trik menyapih anak dari minum ASI ke susu formula. Bahkan dari umur 12 bulan sudah diajarkan minum menggunakan dot. Kebiasaan itu juga digunakan oleh orangtua yang sibuk bekerja.

Dalam sebuah data yang dirilis oleh badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2013, mengungkapkan angka kejadian karies gigi pada anak masih sebesar 60-90%. Dalam sebuah penelitian menyampaikan bahwa prevalensi karies gigi pada anak berusia satu tahun 5%, anak usia dua tahun sebesar 10%, anak usia tiga tahun sebesar 40%, anak usia empat tahun sebesar 55?n anak usia lima tahun sebesar 75%. Dengan demikian tentu golongan umur balita atau usia dini merupakan golongan rawan terjadinya karies gigi.

Sebenarnya baik dan praktis menggunakan dot. Tetapi kebiasaan itu akan berisiko pada gigi anak. Pada saat tidur kandungan gula dari minuman akan tersimpan dan menggenang lama di dalam mulut.  Dari situlah bakteri akan tumbuh subur pada lubang gigi. Ditambah saat anak tidur air liur akan mengalami pengurangan. Jadi, genangan air minum mengandung gula tertahan oleh dot di antara lidah, gigi, langit-langit dan disekitar bibir. Hal seperti itulah gigi anak menjadi berlubang. Sindrom tersebut di dalam medis disebut Nursing Bottle Caries atau Early Childhood Caries. 

Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian dari kesehatan badan, ikut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Untuk menilai status kesehatan gigi dapat di lihat dari ada dan tidak nya penyakit gigi, di antaranya karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit gigi yang paling banyak di temukan, meliputi semua usia dan lapisan masyarakat yang jika tidak di ketahui sejak dini dan di biarkan berlanjut dapat menjadi lebih parah. Selain itu timbul pula komplikasi yang serius berupa penyakit ginjal, jantung, saraf dan sebagainya.

Minum susu dengan menggunakan botol sampai tertidur adalah cara yang tidak baik, cairan susu tersebut akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam). Genangan susu pada rongga mulut saat tidur menjadi substrat yang akan difermentasikan oleh bakteri menjadi asam, pH plak menjadi di bawah 5 dalam waktu 1-3 menit. Semakin lama dan sering anak mengkonsumsi susu botol, maka potensi untuk terjadinya karies makin tinggi.

Sebuah ulasan menyampaikan bahwa terjadinya karies gigi diawali oleh proses demineralisasi enamel gigi. Konsumsi susu botol yang sering dan lama ditambah anak mengkonsumsi makanan manis yang melekat di gigi dan anak tersebut tidak menggosok gigi, maka kondisi pH plak tetap asam sehingga dapat merusak struktur jaringan keras gigi.

Karies pada gigi sulung juga disebabkan karena terpaparnya gigi oleh cairan manis dalam waktu yang lama. Lamanya cairan tersebut berada di rongga mulut, seperti ketika anak tertidur sambil menghisap dot yang berisi susu ataupun cairan manis lainnya menggunakan botol yang akan memperparah terjadinya karies. Kondisi yang memperparah terjadinya karies pada anak adalah karena ketidakpahaman orang tua terhadap penyebab utama terjadinya karies tersebut.

Dalam sebuah ulasan disampaikan bahwa gigi yang terkena kerusakan karies umumnya adalah gigi anterior rahang atas karena genangan air susu akan lebih berkontak dengan gigi-gigi rahang atas. Timbunan susu dalam mulut merupakan media yang baik untuk difermentasikan oleh bakteri streptococcus mutans sehingga menghasilkan asam yang merusak gigi. Hal yang sama disampaikan dalam sebuah ulasan lainnya bahwa kerusakan akan diperparah jika penggunaan dot dalam pemberian susu diberikan sepanjang malam atau sampai anak tertidur karena selama tidur produksi saliva sangat lambat. Anak yang minum susu tanpa menggunakan botol risiko mengalami kerusakan gigi lebih rendah, karena anak minum susu dengan posisi duduk dan cairan susu yang diminum akan langsung di telan, sehingga cairan susu tersebut tidak menggenang di gigi.

Dengan melihat beberapa ulasan di atas tentunya, langkah-langkah mencegah terjadinya karies gigi perlu diterapkan sedini mungkin, untuk langkah-langkah mencegah terjadinya karies adalah dengan minum susu tanpa botol, minum air putih yang banyak, membiasakan menggosok gigi secara teratur sehabis mengkonsumsi makanan manis dan makan makanan yang berserat. Dalam hal ini tentunya diharapkan pengetahuan orang tua sangat berpengaruh. Sebagaimana disampaikan bahwa pengetahuan orang tua yang tepat mempengaruhi perilaku kesehatan keluarga dalam meningkatkan kesehatan, khususnya kesehatan gigi dan mulut anak dan status ekonomi yang baik mendukung keluarga dalam memilih sarana pelayanan kesehatan yang baik. Hal ini menyebabkan status kesehatan anak tetap terjaga dan terhindar dari risiko karies yang parah.

Sama halnya dengan ulasan di atas bahwa diharapkan orang tua lebih memperhatikan kesehatan gigi anak terutama pada saat pemberian susu menjelang tidur. Pemberian susu yang paling baik adalah dengan menggunakan gelas. Jika anak terpaksa minum susu menggunakan botol maka diusahakan dalam posisi tegak dan terjaga. Apabila anak tertidur segera ambil botolnya dan mulut anak dibersihkan. Lakukan upaya pencegahan dengan menyikat gigi serta menggunakan pasta gigi mengandung fluor dengan jumlah yang tepat. Kebersihan mulut dan penggunaan fluoride penting untuk mencegah kerusakan gigi lebih lanjut. Sebagai solusi pencegahan Early Chidhood Caries adalah perhatian dan pengetahuan orang tua dalam hal kebersihan dan kesehatan gigi sehingga dapat membersihkan dan membiasakan anak menjaga kesehatan mulut dan giginya. Apabila Early Childhood Caries sudah terlanjur parah, dokter gigi harus dapat menanganinya dengan perawatan yang maksimal dan tetap memberikan perawatan pencegahan.

 

Referensi  :

Gupte, S. 2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Kemp, J, dan Walters, C. 2004. Gigi Si Kecil : Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Gusi Anak, Seri Panduan Praktis Keluarga, (Terj), Erlangga, Jakarta.

Maulani, C. Jubilee. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak, Panduan Orang Tua Dalam Merawat dan Menjaga Kesehatan Gigi Bagi Anak-Anaknya. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Taverud. 2009. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Rampan Karies pada Balita di TK Cut Meutia Kecamatan Baiturrahman Aceh.

Asyaul Wasiah. Dampak Penggunan Dot Terhadap Sindrom Early Childhood Caries pada Anak Usia 3-6 Tahun di TK Nurul Huda Desa. Gedongboyountung Kec. Deket Kab. Lamongan Tahun 2020. Prodi D-III Kebidanan, Sekolah Vokasi, Universitas Islam Lamongan.