Jumat, 12 Mei 2023 10:01 WIB

Bahaya Gorengan

Responsive image
7453
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Terlalu banyak makan gorengan ternyata tidak hanya meningkatkan asupan kalori harian pada tubuh. Makan gorengan dalam jumlah banyak ternyata juga akan meningkatkan risiko penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, diabetes, hingga obesitas. Makanan yang dilapisi dengan tepung dan digoreng memiliki kandungan kalori yang tinggi. Tempe, tahu, dan ayam adalah makanan yang sehat. Namun, hampir semua kalangan lebih menyukai tempe, tahu, maupun ayam yang digoreng daripada yang dikukus atau direbus. Padahal, proses menggoreng justru mengurangi nilai gizi pada bahan utamanya karena akan menambahkan kalori dan kandungan lemaknya. Meskipun rasanya enak, jenis makanan ini memiliki kandungan lemak trans yang bisa meningkatkan level LDL atau kolesterol jahat dan menurunkan level HDL atau kolesterol baik di dalam tubuh. Kandungan lemak trans yang tinggi ini disebabkan oleh proses memasak yang melibatkan penggunaan minyak hidrogenasi yang ditambahkan dengan gas hidrogen sehingga bisa mengubah lemak menjadi padat. Penggunaan jenis minyak ini lebih disukai karena akan menghasilkan makanan yang kaya rasa dan lebih renyah. Namun, kondisi ini kemudian memicu berbagai penyakit berbahaya. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi gorengan dalam jumlah yang kecil atau sekitar 114 gram saja bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke sebesar 3 persen, penyakit jantung sebesar 2 persen, dan gagal jantung sebesar 12 persen.

Bahaya Makan Gorengan yang Perlu Anda Perhatikan

Ada beberapa bahaya makan gorengan bagi tubuh Anda penting untuk dipahami, antara lain :

1.      Menyebabkan kelebihan berat badan.

Makanan yang digoreng akan menyerap lemak dari minyak, sehingga kalorinya akan menjadi lebih tinggi. Semakin tinggi asupan kalori harian seseorang, semakin tinggi pula risiko ia mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas.

Selain itu, kandungan lemak trans dalam makanan yang digoreng juga memainkan peran penting dalam penambahan berat badan. Lemak ini diketahui dapat memengaruhi kerja hormon yang dapat meningkatkan nafsu makan dan menambah penyimpanan lemak.

2.      Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Bahaya makan gorengan yang telah banyak diteliti adalah meningkatnya risiko penyakit jantung. Telah diketahui bahwa gorengan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas, sementara obesitas adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung.

Minyak goreng juga mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Peningkatan kolesterol ini bisa menjadi akar dari berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke.

3.      Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

Makanan yang digoreng biasanya dilapisi tepung. Makanan yang diolah seperti ini akan lebih tinggi kalori dan mengandung lebih banyak karbohidrat sederhana dan lemak tidak sehat. Terlalu banyak lemak dalam makanan tidak hanya dapat menyebabkan penambahan berat badan, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada anak-anak dan ibu hamil.

Wanita yang memiliki kebiasaan makan gorengan sebelum hamil pun diketahui berisiko lebih tinggi terkena diabetes gestasional saat hamil. Hal ini patut diwaspadai karena diabetes gestasional bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi ibu dan janin.

4.      Memperbesar risiko munculnya kanker.

Bahaya makan gorengan yang juga tidak bisa diremehkan adalah meningkatkan risiko terkena kanker. Bahaya ini bisa muncul akibat zat akrilamida yang dapat terbentuk selama proses memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng.

Makanan bertepung, seperti kentang goreng atau ayam goreng tepung, diketahui akan mengandung akrilamida yang lebih tinggi ketika terpapar suhu tinggi. Jika terlalu banyak dan sering dikonsumsi, zat ini diduga bisa menyebabkan beberapa jenis kanker, seperti kanker ovarium. Selain itu, lemak trans pada makanan yang digoreng diketahui dapat meningkatkan jumlah senyawa yang mendukung peradangan dalam tubuh. Hal ini diketahui turut berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker.

Upaya Menghindari Bahaya Makan Gorengan

Mengingat bahaya makan gorengan yang tak bisa disepelekan, mulai sekarang cobalah untuk membatasi kebiasaan ini. Namun, jika Anda masih ingin makan gorengan, Anda perlu melakukan beberapa hal berikut :

1.      Ganti dengan minyak yang lebih sehat.

Untuk mengurangi risiko bahaya makan gorengan, cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengganti minyak goreng Anda dengan jenis minyak yang lebih sehat, seperti minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak alpukat.

Sementara itu, jenis minyak yang tidak disarankan untuk menggoreng makanan adalah minyak yang tinggi asam lemak tak jenuh, seperti minyak kedelai, minyak jagung, minyak kanola, minyak wijen, dan minyak bunga matahari.

Hal yang juga tidak kalah penting dalam meminimalisir bahaya dari makanan yang digoreng adalah dengan menghindari penggunaan minyak secara berulang. Lebih disarankan, minyak hanya digunakan sekali pakai dalam menggoreng.

2.      Perhatikan cara menggoreng.

Agar minyak tidak menyerap ke dalam makanan yang digoreng, disarankan untuk menggoreng makanan pada suhu 176-190°C. Anda bisa menggunakan termometer khusus penggorengan untuk mengetahui ini.

Suhu menggoreng penting untuk diperhatikan, karena suhu minyak terlalu tinggi bisa merusak minyak dan menghasilkan radikal bebas yang berpengaruh buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. Sementara itu jika suhu lebih rendah, minyak akan meresap ke dalam makanan dan membuat makanan jadi lebih berlemak.

Agar makanan yang telah digoreng tidak terlalu berminyak, disarankan pula untuk meniriskan makanan dengan tisu kertas agar minyak yang berlebih pada permukaan makanan dapat diserap.

3.      Ganti cara memasak.

Agar lebih sehat, alih-alih menggoreng makanan, cobalah untuk memanggangnya. Makanan yang dipanggang juga bisa menjadi renyah dan sama lezatnya dengan gorengan. Sebelum memanggang, lapisi makanan dengan bumbu atau rempah-rempah agar rasanya lebih lezat.

Perlu Anda ketahui bahwa sebagian besar protein hewani, seperti daging sapi, daging ayam, dan ikan, juga mengandung banyak lemak yang bisa keluar saat dipanaskan di wadah masak yang anti lengket. Jadi, Anda bisa memanfaatkan lemak alami untuk memasak makanan tanpa harus menambahkan minyak goreng.

 

Referensi :

Yuspa Hanum. 2017. Dampak Bahaya Makanan Gorengan pada Jantung. Jurnal Kesehatan Keluarga, Universitas Negeri Medan.

Greten, F. R., & Grivennikov, S. I. 2019. Inflammation and Cancer : Triggers, Mechanisms, and Consequences. Immunity, 51(1), pp. 27-41.

Sun, Y., et al. 2019. Association of Fried Food Consumption with All Cause, Cardiovascular, and Cancer Mortality : Prospective Cohort Study. BMJ (Clinical Research ed.), pp. 364.

Perumalla Venkata, R., & Subramanyam, R. 2016. Evaluation of The Deleterious Health Effects of Consumption of Repeatedly Heated Vegetable Oil. Toxicology Reports, 3, pp. 636-643.

Anderson, J. Everyday Health. 2020. 12 Foods to Limit or Avoid in a Type 2 Diabetes Diet.

McDonell, K. Healthline. 2017. Why Are Fried Foods Bad for You?

Gillespie, C. Verywell Fit. 2021. Fried Food Increases Risk of Stroke and Heart Disease, Analysis Finds.