Jumat, 07 Oktober 2022 08:44 WIB

Pengaruh Pemberian Suplemen terhadap Kesehatan Anak

Responsive image
2520
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Sebagai orang tua tentu menginginkan semua anaknya sehat, berkecukupan gizinya, dan mempunyai kecerdasan IQ. Tentunya untuk mempunyai anak yang mempunyai paket lengkap tersebut pastinya membutuhkan asupan gizi yang kompleks. Dalam hal ini suplemen sangat dibutuhkan sebagai asupan tambahan sebagai pendukung asupan gizi yang dibutuhkan anak.

Usia pra sekolah (3-5 tahun) merupakan periode usia dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, anak memerlukan asupan makanan yang memadai setiap hari. Asupan makanan yang memadai artinya memiliki kualitas dan kuantitas yang baik sesuai dengan kebutuhan anak.

Asupan makanan yang memadai artinya memiliki kualitas dan kuantitas yang baik sesuai dengan kebutuhan anak. Kebutuhan energi anak usia 3-5 tahun adalah 1200-1700 kkal/hari. Kebutuhan ini dapat terpenuhi apabila anak makan teratur dengan frekuensi minimal 3 (tiga) kali makanan utama dan 2 (dua) kali makanan selingan dalam sehari karena kapasitas lambung anak tidak terlalu besar sehingga frekuensi makan harus sering. Permasalahan yang sering dihadapi adalah rendahnya nafsu makan anak sehingga asupan makanan sangat berkurang. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya malnutrisi, gangguan pertumbuhan, dan perkembangan.

Rendahnya nafsu makan anak dapat disebabkan beberapa faktor seperti adanya penyakit, defisiensi zat gizi, penggunaan obat-obatan dan faktor psikologis. Defisiensi zat gizi terutama zat gizi mikro merupakan kejadian yang sering dialami oleh anak. Sebagai contoh, defisiensi zat besi menyebabkan anemia yang salah satu gejalanya adalah penurunan nafsu makan. Prevalensi anemia pada anak usia 12-59 bulan menurut Riset Kesehatan Dasar 2013 adalah 28,1%. Angka ini tergolong tinggi, sehingga perlu diwaspadai dan segera dilakukan penanggulangan agar kejadian anemia pada anak tidak berlangsung terus menerus. Selain zat besi, zat gizi mikro yang dapat mempengaruhi nafsu makan antara lain vitamin A, vitamin B (niasin, thiamin, sianokobalamin), kolin, magnesium, dan seng. Seng diperlukan untuk melaksanakan fungsi fisiologis, seperti pertumbuhan, imunitas, dan reproduksi. Defisiensi seng menyebabkan anoreksia, gangguan pertumbuhan, dermatitis, gangguan pengecapan, dan hipogonadisme. Meskipun pada hewan percobaan sudah terbukti bahwa kekurangan seng menyebabkan anoreksia namun hubungan antara defisiensi seng dan anoreksia pada manusia masih belum jelas.

Diperkirakan seng meningkatkan nafsu makan melalui rangsangan pada saraf vagus yang kemudian mempengaruhi pusat nafsu makan di hipotalamus. Prevalensi defisiensi seng pada anak di Indonesia belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan cukup tinggi mengingat pola makan anak di Indonesia yang belum sesuai dengan anjuran pedoman gizi seimbang. Dalam hasil sebuah penilitian yang dilakukan pada tahun 2015 menyatakan bahwa asupan seng pada anak di Kota Semarang 95% termasuk dalam kategori kurang.

Zat besi dan seng juga sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fungsi kognitif. Banyak penelitian yang sudah membuktikan bahwa defisiensi seng dan zat besi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan fungsi kognitif. Salah satunya penelitian tentang pengaruh suplementasi seng (dan kombinasi) pada infeksi dan pertumbuhan terutama pada bayi stunting dan pengaruh suplementasi besi (dan kombinasi) pada penurunan anemia serta perkembangan bayi.

Perkembangan kognitif pada bayi yang memperoleh suplementasi seng maupun besi lebih tinggi dibandingkan placebo. Suplementasi kombinasi seng-besi mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan pertumbuhan linier terutama bayi laki-laki stunting, perkembangan psikomotorik bayi anemia dibandingkan suplementasi seng atau besi tersendiri. Suplementasi kombinasi seng-besi terbukti tidak berbahaya dan dapat dipakai sebagai alternatif untuk mengatasi masalah anemia dan defisiensi seng yang banyak terjadi pada bayi.

Kita ketahui keadaan anoreksia pada anak tidak bisa dianggap sepele karena dapat berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Banyak anak yang tidak sedang dalam keadaan sakit juga mengalami anoreksia, dan hal ini kemungkinan terjadi karena anak mengalami defisiensi zat gizi mikro.

Orang tua yang mampu secara ekonomi berusaha memberikan suplemen multivitamin namun demikian sering tidak berhasil meningkatkan nafsu makan anak. Sedangkan orang tua yang tidak mampu secara ekonomi sering membiarkan saja keadaan ini karena menganggap keadaan anoreksia bukan merupakan kondisi kegawatan yang harus segera diatasi.

Suplemen yang mengandung vitamin dan mineral memang banyak dijual di pasaran, namun komposisinya belum tentu sesuai dan terkadang harganya tidak terjangkau oleh masyarakat golongan ekonomi lemah. Suplemen multivitamin terkadang justru mengandung komposisi zat gizi yang berlebihan namun tidak diperlukan untuk meningkatkan nafsu makan dan status gizi anak. Pemberian zat gizi yang lebih spesifik sesuai jenis dan dosisnya untuk meningkatkan nafsu makan dan status gizi diharapkan dapat mengatasi masalah anoreksia dan gangguan pertumbuhan dengan lebih efisien. Preparat yang hanya mengandung seng saja atau zat besi saja di pasaran memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan suplemen multivitamin. Selain itu dosis yang diberikan lebih dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dan dapat menghindari efek samping.

Dalam sebuah hasil penelitian disebutkan suplementasi seng saja dapat meningkatkan nafsu makan dan status gizi menurut BB/U pada anak secara signifikan. Suplementasi zat besi saja dapat meningkatkan status gizi menurut BB/U dan skor IQ secara signifikan pada anak. Suplemen seng bersama zat besi dapat meningkatkan nafsu makan anak secara signifikan. Pada semua kelompok pemberian suplementasi selama 3 (tiga) bulan belum dapat meningkatkan status gizi menurut TB/U secara signifikan. Berdasarkan beberapa ulasan di atas tentunya pemberian suplemen sangat perlu diberikan kepada anak, selain untuk meningkatkan nafsu makan dengan harapan dapat menambah berat badan pada anak tentunya juga untuk meningkatkan skor IQ anak. Namun tentunya pemberian suplemen ini diberikan dalam jangka waktu yang lama supaya dapat memberikan pengaruh yang besar pada peningkatan gizi anak.

 

Referensi          :

Arsenault JE, Daniel, Penny ME, Marta DV, et al. The Journal of Nutrition : Additional Zinc Delivered in a Liquid Supplement, but Not in A Fortified Porridge, Increased Fat-Freaa Mass Accrual amoung Young Peruvian Children with Mild-to-Moderate Stunting; 2008. p138:108-114.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia : 2013.

Hackett M, Quinonez HM, Alvarez MC. Household Food Insecurity Associated with Stunting and Underweight among Preschool Children in Antioquia, Colombia. Bogota : Rev Panam Salud Publica; 2009.

Klaus E, Simon W, Isabelle R. BMC Public Health : Effects of Micronutrient Fortified Milk and Cereal Food for Infants and Children : a Systematic Review; 2012.p:2of13. Available at:https://www.biomedcentral.com/1471-2458/12/506.

Kelishadi R. Pakistan Journal Medical Scicient : Effects of Zinc Supplementation on Subscales of Anorexia in Children A Randomized Controlled Trial; 2014.p;30(6):1213-1217.

World Health Organisation. Infant and Young Child Feeding. 2016. https://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs342/en/.

Yazar AS, Güven ?, Dinleyici EÇ. Turk J Gastroenterol : Effects of Zinc or Synbiotic on the Duration of Diarrhea in Children with Acute Infectious Diarrhea; 2010.

Aryu Candra. Pengaruh Suplementasi Seng dan Zat Besi Terhadap Berat Badan dan Tinggi Badan Balita. Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol.5 No.1 2017.