Rabu, 22 Desember 2021 10:11 WIB

Sebanyak 17 ODGJ di Parung Dapatkan Layanan Kesehatan Jiwa dari Psikiater RSJMM

Responsive image
(Hukormas/R) - RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
717

BOGOR - Sebanyak 17 Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di wilayah Puskesmas Parung mendapatkan layanan kesehatan jiwa dari psikiater Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi (RSJMM) Bogor, Kamis (16/12) di Aula Puskesmas Parung, Kabupaten Bogor. 

Ira Savitri Tanjung, psikiater konsultan RSJMM melakukan pemeriksaan dan konsultasi kepada ODGJ yang didampingi oleh keluarganya. 

“Pasien yang diperiksa kebanyakan itu dengan skizofrenia. Selama ini obatnya disediakan oleh Puskesmas Parung, atau jika memang membutuhkan obat yang lebih kompleks itu dari RSJMM. Mereka di sini selalu mendapatkan obatnya setiap satu bulan,” ujarnya.
Kepada keluarga pasien, Ira menekankan pentingnya dukungan keluarga untuk proses pemulihan. Agar dapat pulih kembali, ODGJ harus melakukan kontrol dan mengonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran dokter.

“Keluarga diharapkan men-support pasien untuk terus kontrol dan minum obat secara teratur, dan jika ada perubahan dari perilaku pasien, keluarga harus merespons. Keluarga juga harus men-support pasien untuk meningkatkan kualitasnya agar lebih baik lagi. Kebanyakan sudah banyak yang mandiri juga,” imbuhnya.

Kepala Puskesmas Parung Vera Linda menyampaikan, saat ini terdapat 54 ODGJ yang terdata di wilayah Puskesmas Parung. Namun, karena masih dalam masa pandemi, hanya 20 yang semula direncanakan hadir. Sementara, terdapat 3 ODGJ yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke Puskesmas saat ini. Vera juga menuturkan jika program pendampingan psikiater seperti ini sangat baik untuk terus dilakukan.

“Menurut saya pendampingan seperti ini banyak manfaatnya, karena dapat lebih meningkatkan pengetahuan dokter yang ada di sini, kemudian kita juga bisa konsultasi tanpa harus jauh-jauh ke rumah sakit. Saya inginnya pendampingan seperti ini terus berkesinambungan, karena saat ini kesehatan jiwa itu sangat penting,” tuturnya. 

Saat bergantian mendapatkan layanan dari psikiater, pasien dan keluarga juga mendapatkan edukasi. Lilin Darmiyanti, pekerja sosial RSJMM mengedukasi kepada keluarga pasien bahwa ODGJ harus memiliki kesibukan, sehingga dapat melatih keterampilannya. Dari 17 ODGJ yang hadir, banyak di antaranya yang sudah mulai mandiri dalam bekerja.

“Ada di antara mereka yang beraktivitas dalam produksi tahu, mengelola empang, membuat kue dan gorengan, dan berjualan sayur di komplek. Sebagian besar dari ODGJ sudah mulai produktif dan mandiri. Ini membuktikan jika gangguan jiwa bisa pulih dengan kontrol teratur dan konsumsi obat yang rutin,” kata Lilin.