Selasa, 15 Oktober 2024 08:45 WIB

RS Fatmawati Beri Edukasi Kontrasepsi untuk Solusi Keluarga Berencana

Responsive image
Unit Promosi Kesehatan RS Fatmawati - RSUP Fatmawati Jakarta
10

Jakarta (14/10) - Unit Promosi Kesehatan (UPK) RS Fatmawati bekerjasama dengan Tim PKBRS RS Fatmawati menyelenggarakan edukasi tatap muka yang mengusung tema “Kontrasepsi Mantap”. Kegiatan ini berlangsung pada hari Senin, 14 Oktober  2024, pukul 09.00 hingga 10.00 WIB, dan menghadirkan Bidan Yeni Pebriani, S.Tr.Keb dan Merlisa Oktaviana, Am.Keb sebagai  narasumber. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur sterilisasi permanen, membantu peserta dalam membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang komprehensif serta memastikan mereka memahami pilihan alternatif kontrasepsi lainnya.

Kegiatan edukasi tersebut dihadiri kurang lebih 45 peserta yang merupakan pasien dan keluarga pasien yang sedang menunggu panggilan berobat jalan di ruang tunggu Poli Kebidanan & Kandungan RS Fatmawati. 

Tubektomi adalah metode kontrasepsi permanen bagi wanita yang sangat efektif untuk mencegah kehamilan. Prosedur ini dilakukan dengan memotong atau mengikat saluran tuba sehingga sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma. 

Narasumber menjelaskan bahwa setelah menjalani operasi tubektomi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Menjaga area bekas luka agar tidak terkena air setidaknya selama 7 hari pasca operasi.
  • Menghindari mengangkat beban berat selama 3 minggu.
  • Tidak melakukan aktivitas berat atau hubungan seksual setidaknya selama 1–2 minggu, serta kembali beraktivitas secara bertahap.
  • Disarankan untuk tetap menggunakan alat kontrasepsi tambahan selama 3 bulan setelah prosedur dilakukan.

 

Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi permanen untuk pria yang bertujuan untuk mencegah kehamilan. Dalam prosedur ini, saluran yang membawa sperma dari testis ke uretra, yang disebut vas deferens, dipotong, diikat, atau diblokir. Dengan cara ini, sperma tidak dapat bercampur dengan cairan semen saat ejakulasi, sehingga mengurangi kemungkinan pembuahan. Setelah menjalani operasi vasektomi, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • Mengompres skrotum dengan kantong es setidaknya selama 36 jam untuk mengurangi pembengkakan dan rasa tidak nyaman.
  • Menggunakan perban atau pakaian dalam yang ketat untuk menyangga skrotum setidaknya sampai 48 jam setelah vasektomi.
  • Menjaga kebersihan diri dan area bekas operasi secara perlahan untuk mencegah infeksi.
  • Menghindari hubungan seksual selama beberapa hari setelah vasektomi hingga rasa nyeri hilang.
  • Melakukan kontrol ulang 12 minggu setelah vasektomi untuk memastikan bahwa air mani sudah bersih dari sperma.

 

Setelah penyampaian materi, peserta diberikan kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada narasumber. Salah satu pertanyaan yang diajukan sebagai berikut:

“Q : Untuk yang sudah operasi Tubektomi itu, apakah masih bisa hamil juga?”

“A : Setelah menjalani operasi tubektomi, kemungkinannya untuk hamil secara alami sangat rendah, karena prosedur ini melibatkan pemotongan dan pengikatan saluran tuba (tuba falopi), yang menghalangi perjalanan sel telur dari ovarium ke rahim. Namun, dalam beberapa kasus, ada kemungkinan kecil untuk hamil jika saluran tuba tidak sepenuhnya terputus atau jika terjadi penyambungan kembali.”

Diharapkan melalui edukasi ini peserta dapat memahami dengan jelas prosedur, manfaat, risiko, dan dampak jangka panjang dari berbagai metode kontrasepsi. Dengan pemahaman yang mendalam, diharapkan mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak terkait pilihan kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan rencana hidup mereka.