Kamis, 11 Juli 2024 15:26 WIB

Berusia 142 Tahun, PKJN RS Marzoeki Mahdi Torehkan Sejumlah Prestasi

Responsive image
Humas - RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
31

Bogor (10/07) - Dengan mengusung tema Maju Bersama Meraih Prestasi, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Marzoeki Mahdi memperingati hari ulang tahunnya yang ke-142. Peringatan ini dihadiri oleh direksi, manajemen, dan segenap pegawai di Lapangan KPPA PKJN RS Marzoeki Mahdi, Bogor.

Pada peringatan tersebut, Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Sunarto, turut hadir dan meresmikan secara langsung layanan Perinatal Mental Health Center sekaligus memberikan apresiasi kepada PKJN RS Marzoeki Mahdi karena telah mampu membuat sebuah inovasi layanan.

“Dulu kita sering merasa bahwa rumah sakit jiwa itu untuk yang gangguan mental saja, tetapi lihatlah, sekarang bahkan bisa berkembang menjadi Perinatal Mental Health Center. Kita bisa melihat bahwa inovasi layanan itu menjadi penting. Kita tidak bisa lagi merasa rumah sakit jiwa tidak akan berkembang karena stigmanya,” katanya.

Sunarto menambahkan, PKJN RS Marzoeki Mahdi telah berhasil mengembangkan layanan  yang dulunya tidak pernah terbayangkan sebagai rumah sakit jiwa, dengan mengintegrasikan layanan kesehatan psikiatri dengan layanan ibu dan anak yang dapat menekan angka kematian ibu dan bayi dan kejadian stunting di Indonesia.

“Semua teman-teman yang ada di Marzoeki Mahdi sangat punya potensi untuk mengembangkan layanan-layanan yang dulunya kita tidak pernah terpikir untuk itu, Ibu pernah bayangkan tidak, dulu pernah ada Perinatal Mental Health? Lihat sekarang, kita tidak pernah terbayang bahwa Marzoeki Mahdi sebagai rumah sakit kesehatan jiwa bisa berpartisipasi dalam layanan untuk pencegahan stunting,” pungkasnya.

Sementara, Direktur Utama PKJN RS Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti Yusuf, dalam sambutannya mengapresiasi pencapaian yang sudah mampu meningkatkan berbagai inovasi sesuai transformasi rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan dengan benchmarking dan kerja sama sister hospitals. Beberapa MOU sudah ditandatangani dengan institusi luar negeri.

“Dengan King's Colege London, kita sudah mengembangkan layanan Perinatal Mental Health Center. Semoga dapat direplikasi secara nasional sebagai specific health programme Maternal and Child Health Clinic yang merupakan bagian dari kerangka Model Network of Community-Based Mental Health Services sesuai WHO World Mental Health Report 2022. Rumah sakit jiwa sedang bertransformasi menjadi rumah sakit umum dengan unggulan kesehatan jiwa, sehingga penanganan kesehatan jiwa tidak lagi hanya menitikberatkan pada kesehatan jiwa yang tidak terintegrasi dengan layanan kesehatan fisik,” ucapnya.

Tahap selanjutnya dengan King's College London akan dilakukan survei masalah kesehatan mental pada ibu hamil di daerah catch area PKJN RSMM. Dua instrumen kuesioner dari King's College London akan divalidasi dan dipergunakan, PKJN RSMM akan merangkul dokter umum dan bidan di puskesmas juga komunitas untuk ikut berperan aktif.

Di PKJN RSMM sendiri sudah ada ruang PONEK di IGD, ruang bersalin, ruang operasi untuk Sectio Cesarea, ruang perinatologi, dan lain-lain. SDM juga sudah lengkap terdiri dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, konsultan psikiatri anak remaja, psikolog klinis, terapis okupasi, dan lain-lain. Yang masih terus dikembangkan adalah Mother Baby Unit yang sudah disaksikan langsung oleh Tim PKJN RSMM dan Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan di London, Inggris. Mother Baby Unit sebelumnya dikembangkan oleh National Institute of Mental Health Sri Lanka dengan pendampingan King's College London.

Kerja sama yang dijalin dengan King’s College London ini ke depannya juga membuka peluang eksplorasi pengembangan course “Digital Mental Health” agar masyarakat yang peduli dengan kesehatan jiwa dan ingin membantu melalui berbagai platform media sosial dapat mempunyai literasi kesehatan jiwa memadai. Diskusi sudah dilakukan dengan Global Business Development King's College London.

Kerja sama lain yang sudah dibina oleh PKJN RSMM adalah MOU dengan Sawa Hospital Jepang untuk pengembangan Pusat Geriatri Terpadu yang sudah ada di PKJN RSMM dan akan dioptimalkan menjadi Dementia Center. Psikiater dan neurolog dari PKJN RSMM sudah diberangkatkan untuk observership tentang integrasi layanan demensia di rumah sakit dengan komunitas. Melalui MOU dengan Institute of Mental Health Singapore, PKJN RSMM berusaha mendesain unit kesehatan jiwa yang harus ada di 837 rumah sakit umum pemerintah di seluruh Indonesia. Unit tersebut di antaranya adalah Short-Stay Unit, penanganan kasus akut yang membutuhkan intervensi krisis dalam waktu 72 jam. PKJN RSMM juga sudah menangani kasus-kasus kecanduan judi online dengan rawat jalan serta rawat inap di Instalasi Rehabilitasi Adiksi NAPZA dan Non-zat. Pengembangan model layanan adiksi non-zat akan dikembangkan PKJN RSMM melalui MOU dengan Kurihama Medical & Addiction Center di Jepang.