Jumat, 31 Mei 2024 19:31 WIB

Workshop Penguatan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

Responsive image
rfs - Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
44

Bekasi (29/04) – Tingginya angka Kematian Ibu dan Neunatus di Indonesia mendorong Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan menyelenggarakan Workshop Penguatan Pelayanan  Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di Kota Bekasi Jawa Barat tersebut, dibuka secara langsung oleh Direktur Pelayanan Kesehatan, drg Yuli Astuti Saripawan, M.Kes.

Kematian ibu ketika melahirkan sebagian besar disebabkan oleh perdarahan, infeksi, dan juga eklamsia. Hal tersebut yang membuat Cukup tingginya Angka kematian ibu dan neonatus di Indonesia yang mana masih menduduki peringkat yang cukup tinggi di Asia Tenggara, bahkan penurunannya terhitung relatif lambat. Menyikapi hal tersebut maka proses persalinan hingga perawatan bayi harus dilakukan dengan sistem yang terpadu di tingkat nasional maupun regional.

Guna menurunkan tingginya angka kematian ibu dan neonatus di Indonesia, diperlukan adannya manajemen kolaborasi, dimana harus dilakukan pengelolaan antara berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi terkait agar terjadi kerja sama yang efektif dan efisien serta bersinergi dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Pelaksanaan kolaborasi ini berada dibawah tanggung jawab Dinas Kesehatansetempat dan dapat melibatkan stakeholder terkait.

Pelayanan obstetri dan neonatal di tingkat regional merupakan pelayanan terpadu yang disediakan dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit. Dalam perannya menurunkan Angka Kematian Ibu dan Neonatus, ketersediaan tenaga kerja yang kompeten dan handal merupakan kunci keberhasilan PONEK.

Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi merupakan pengelolaan kerjasama antara berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, institusi terkait dan organisasi profesi yang dilakukan secara efektif dan efisien serta bersinergi dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

PONEK mencakup berbagai aspek perawatan, mulai dari diagnosis dan manajemen kehamilan yang berisiko tinggi, persalinan, hingga perawatan pasca persalinan baik untuk ibu maupun bayi. Fokusnya adalah pada pengidentifikasian dan penanganan cepat masalah kesehatan yang mengancam jiwa atau menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan bayinya. Dalam pelaksanaannya Tim PONEK harus bekerjasama untuk saling mendukung dalam memberikan pelayanan ibu dan bayi sebaik mungkin. Keberadaan PONEK sangat membantu menurunkan AKI jika disertai petugas kesehatan serta sarana dan rasarana yang memadai.

Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dalam sambutannya menekankan beberapa langkah strategis dalam upaya Peningkatan kualitas dalam Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), antara lain, Menyediakan pelatihan terkait untuk staf medis dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam program PONEK, mengembangkan atau memperbarui protokol dan panduan klinis yang terkait dengan penanganan kasus obstetri dan neonatal darurat, memastikan ketersediaan peralatan medis dan obat-obatan yang diperlukan untuk menangani situasi emergensi obstetri dan neonatal, melakukan pemantauan rutin terhadap kinerja program PONEK, termasuk penilaian terhadap kesesuaian prosedur, kepatuhan terhadap protokol, dan hasil perawatan, membangun jaringan kerja sama dengan fasilitas kesehatan lainnya, termasuk rumah sakit rujukan dan pusat perawatan kesehatan masyarakat, mengadakan program edukasi untuk masyarakat tentang pentingnya perawatan antenatal yang teratur, dan Memanfaatkan teknologi dan inovasi dalam perawatan kesehatan.

Di akhir sambutannya drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes berharap kepada seluruh perserta yang hadir untuk dapat melakukan langkah-langkah tersebut secara konsisten, dan meningkatkan kualitas PONEK yang diberikan kepada ibu hamil dan bayi baru lahir, untuk nantinya diharapkan dapat serta mengurangi angka kematian maternal dan neonatal. Serta tidak lupa Kami memohon Dukungan dari pimpinan RS dan stake holder terkait agar pelayanan maternal neonatal dapat berjalan dengan baik dan mencapai target indikator RPJMN”