Selasa, 16 Januari 2024 13:23 WIB

FGD  Kewajaran Biaya Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan

Responsive image
Humas - RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta
159

Jakarta (10/01) - Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita menggelar acara Forum Konsultasi Publik terkait kewajaran biaya Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan. Acara ini diadakan di Ruang Auditorium Gedung Administrasi RSAB Harapan Kita.

Salah satu transformasi kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan adalah penetapan kelayakan tarif layanan rumah sakit vertikal. Dalam penetapan tarif ini Kementerian Kesehatan berusaha melibatkan peran publik. Karena itu, diadakannya forum konsultasi publik ini untuk mendapatkan pandangan publik ini terkait penetapan tarif ini.

Ada empat rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan yang mewakili dalam forum ini yaitu RSAB Harapan Kita, RS Jantung Harapan Kita, RS Kanker Dharmais dan RS Pusat Otak Nasional Jakarta. Sementara dari pihak publik diwakili oleh pasien-paien yang sudah biasa berlangganan dengan RS Vertikal Kementerian Kesehatan, beberapa komunitas pasien, tokoh masyarakat dan Yayasan.

Acara dibuka dengan sambutan dari Direktur Utama RSAB Harapan Kita  dr. Ockti Palupi Rahayunintyas, MPH, MH.Kes. Dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya suara publik dalam penentuan tarif ini.

“Peraturan Menteri Keuangan ini harus harmonisasi di Kementerian KumHam. Kementerian KumHam tidak bisa langsung menetapkan tanpa mendengarkan asupan dari publik. Dalam hal ini adalah para pelanggan setia rumah sakit rumah sakit vertikal ini. Jadi tujuan pertemuan ini adalah Kementerian Kesehatan ingin mendengarkan masukan dari bapak/ibu sekalian sebagai pelanggan rumah sakit vertikal” Ujar dr. Ockti dalam sambutannya.

Acara dilanjutkan dengan paparan oleh dr. Lenggo Geni Sari. Beliau memaparkan Program Pola Tarif Dalam Mendukung Transformasi Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan. Banyak yang beliau sampaikan dalam paparannya. Salah satu poin penting yang dapat diambil adalah. Dalam paparannya beliau menyampaikan tarif Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan telah ada sejak tahun 2014, sehingga perlu dilakukan penyesuaian akibat adanya penambahan layanan, dinamika teknik keahlian atas tindakan dan teknologi kedokteran dan inflasi. Dan sekali lagi perubahan tarif ini dibutuhkan juga masukan dari publik.

Setelah paparan beliau, acara dilanjutkan dengan acara utama yaitu diskusi terbuka tanya jawab oleh para publik. Diskusi ini dilakukan dengan Forum Group Discussion (FGD).

Dalam FGD ini melibatkan beberapa komunitas pasien seperti, Komunitas Potads, Komunitas Gastrohepatologi, Komunitas Hematologi, Komunitas Anak DM, Komunitas Anak, Komunitas Prematur, Komunitas Kardiologi Anak, Komunitas CLP, Komunitas Ibu ANC, Komunitas IVF (Klinik Melati), Little Heart Community, Pejuang Cipto Community, Komunitas Rehab, Komunitas PH, Komunitas Klinik Gagal Jantung, Komunitas Klinik Vaskular dan Komunitas Aritmia dan Hipertensi, dan Komunitas ALZI (Alzheimer Indonesia).

Selain itu hadir juga beberapa Yayasan seperti, Yayasan Stroke Indonesia, Yayasan Epilepsi Indonesia, Yayasan Multipel Sklerosis Indonesia, Transverse Myelitis Indonesia Community, Yayasan Komunitas Pituitari Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI), Center Information & Support Center (CISC), Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI), Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Hipertensi Paru Indonesia, dan Yayasan Kelainan Jantung Bawaan,