Jumat, 22 Desember 2023 16:29 WIB

Puncak Peringatan HUT Ke-44 RSAB Harapan Kita

Responsive image
iw-ikj/humas - Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
162

Jakarta (22/12) - "Kita semua tau bahwa pada awal transformasi ini dilakukan, RS vertikal tertinggal jauh daripada RS swasta. Mengutip arahan pak Menteri bagaimana kita mau menjadi world class hospital kalau kita tidak menjadi pilihan daripada masyarakat Indonesia, banyak yang mencari pengobatan di luar negeri. Oleh karena itu maka kita melaksanakan transformasi RS vertikal", demikian sambutan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS  pada acara Puncak peringatan  Hari  Ulang  Tahun  Ke-44  RSAB Harapan Kita Jakarta, Jumat.

Dirjen Yankes menyampaikan bahwa transformasi RS Vertikal dimulai dengan perbaikan sistem manajemen keuangan. Kemudian menggalakan pelayanan eksekutif yang bertujuan untuk meningkatkan subsidi silang agar lebih banyak melayani pasien tidak mampu. "Jadi jangan dipikir RS Kemenkes sekarang mata duitan dengan membuka layanan eksekutif. Tidak, namun kita menggunakan kelebihan yang kita punya untuk memberikan subsidi kepada masyarakat Indonesia khususnya yang tidak mampu". Selain itu, Komposisi 30% non JKN dan 70% JKN semata-mata untuk menjaga cashflow dan menjaga klo terjadi situasi darurat maka kita bisa mendapatkan dari pasien – pasien yang non JKN. Tapi ini adalah memang berlaku di semua rs, baik pemerintah maupun swasta. Namun,di RS Pemerintah mempunyai fungsi sosial untuk menangani lebih banyak masyarakat tidak mampu. 

Pada kesempatan ini, Dirjen Yankes didampingi Direktur Tata Kelola Yankes, Direktur Fasyankes dan Dirut RSAB Harapan Kita juga meresmikan clean room untuk ruang farmasi dimana tujuannya adalah untuk repacking obat-obat injeksi maupun obat yang lain menjadi dosis yang lebih kecil untuk bayi-bayi di NICU maupun PICU. 

Dirut RSAB Harapan Kita, dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, MPH, MH.Kes,  dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam dua tahun ini RSAB didampingi oleh tim ACT dari bapak Ari Ginanjar untuk menilai implementasi budaya berakhlak. Budaya berakhlak di RSAB Harapan Kita ini mengalami kenaikan signifikan pada nilai adaptif dan kompeten. Adaptif itu siap menghadapi perubahan, proaktif, kreatif dan inovatif. Sedangkan kompeten adalah professional, pembelajar dan memberikan kinerja yang terbaik. 

"Dari hasil penilaian ACT tersebut, RSAB Harapan Kita memiliki energi positif yang sangat tinggi untuk mendukung pencapaian kinerja yang efektif dan efisien. Artinya hal ini sejalan dengan tingginya energi positif ini meningkatnya kinerja teman-teman di pelayanan cukup signifikan yang pada akhirnya terbukti bahwa pendapatan rs ini melampaui target yang sudah ditetapkan", jelas dr. Ockti.

Menkes juga menyampaikan ucapan HUT RSAB Harapan Kita melalui video, "Apresiasi transformasi RSAB Harapan Kita dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan ibu dan anak bagi seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai layanan unggulan termasuk Birth Defect Integrated Center, perinatal terpadu dan teknologi reproduksi.  Sebagai RS pengampu nasional untuk layanan kesehatan ibu dan anak, saya berharap RSAB Harapan Kita dapat terus membina rumah sakit-rumah sakit jejaring pelayanan kesehatan ibu dan anak. Agar seluruh masyarakat Indonesia dapat mengakses layanan kesehatan ibu dan anak secara merata".

Pada  Puncak  peringatan  HUT  Ke-44  ini  dilakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara RSAB Harapan Kita dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta I, II dan III perihal Magang Lulusan Poltekes Jakarta  I, II,  dan  III. Dengan adanya perjanjian Kerjasama, RSAB Harapan Kita menerima setiap peserta didik yang  akan  belajar  di  RSAB  Harapan  Kita.  Tentunya  kegiatan  pembelajaran  ini  akan memberikan  manfaat  positif  bagi  kedua  belah  pihak.  Peserta  didik  akan  memperoleh pengalaman  belajar  di  RSAB  Harapan  Kita  dan  RSAB  Harapan  Kita  akan  terus meningkatkan  kualitas  pendukung  pembelajaran  seperti  tenaga  pengajar,  sarana  dan prasarana.