Minggu, 31 Juli 2022 06:11 WIB

Takotsubo Cardiomyopathy = Mengenal Penyakit Jantung Karena Patah Hati

Responsive image
5513
dr. Giovano Fanheis Devara Pattiasina - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Takotsubo Cardiomyopathy adalah suatu penyakit jantung yang bermanifestasi dengan turunnya fungsi ventrikel jantung secara akut yang dipicu oleh kondisi stress baik fisik maupun emosional yang bersifat sementara dan biasanya akan membaik dalam jangka waktu beberapa hari sampai beberapa minggu.. Takotsubo cardiomyopathy juga dikenal dengan nama broken heart syndrome ini diperkenalkan oleh seorang dokter di Jepang bernama dr Sato di Hiroshima City Hospital pada tahun 1990. Nama “takotsubo” diambil dari Bahasa Jepang yang artinya adalah perangkap gurita, dimana bentuk perangkap ini dianggap menyerupai bentuk jantung pada penderita penyakit ini.

 

Jumlah penderita Takotsubo cardiomyopathy di dunia terhitung sangat jarang dalam 20 tahun terakhir, namun akhir-akhir ini mulai terjadi peningkatan kasus dimana sudah ada 1000 studi yang melaporkan kasus penyakit ini. Dalam suatu retrospective review didapatkan sekitar 2% dari pasien dengan dicurigai datang dengan gejala jantung koroner. Lebih jauh,terdapat 90% dari pasien ini adalah wanita yang sudah meopause, serta ada beberapa studi menunjukkan bahwa rata-rata penderita Takotsubo Cardiomyopathy berusia 68 tahun.

 

Beberapa hal yang dapat menjadi pemicu Takotsubo Cardiomyopathy antara lain :

·         Konflik dalam suatu hubungan

·         Kematian/kehilangan orang terdekat

·         Bencana alam

·         Kecelakaan atau trauma

·         Kondisi finansial yang memburuk

·         Latihan atau kerja fisik yang berat

·         Trauma kepala

·         Penggunaan obat-obatan yang bersifat stimulan

 

Hingga saat ini, belum diketahui dan dimengerti secara pasti apa patofisologi dari penyakit ini. Banyak hipotesis yang masih harus digali terkait bagaimana dan apa penyebab dasar dari munculnya penyakit ini. Namun salah satu pendapat yang diterima secara luas adalah bahwa akibat tingginya stress baik fisik maupun mental sehingga memicu  produksi katekolamin yang berlebihan  didalam tubuh sehingga mengakibatkan efek buruk pada jantung. Tingginya kadar katekolamin yang beredar didalam tubuh manusia akan membuat kerusakan serta gangguan pada pembuluh darah jantung dan juga pada otot jantung terutama bagian ventrikel kiri jantung yang memiliki tugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh.Apabila darah tidak terpompa dengan baik maka kemudian muncullah gejala-gejala seperti layaknya muncul pada gagal jantung dan serangan jantung.

 

Gejala yang muncul pada penyakit ini antara lain adalah nyeri dada seperti sedang mengalami serangan jantung, rasa sesak, dada yang berdebar, bahkan hingga henti jantung. Beberapa gejala yang tidak khas namun juga dilaporkan muncul adalah rasa lemas dan demam. Dalam proses mendiagnosa pasien yang dicurigai mengalami gejala penyakit ini, selain wawancara medis (anamnesa) dan pemeriksaan fisik, diperlukan juga pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG), Echocardiography,Cardiac Magnetic Resonance (CMR) pemeriksaan biomarker jantung (NT-proBNP dan Troponin), Coronary Angiography dan Ventriculogram mengingat gejala yang muncul pada penyakit ini hampir mirip dengan penyakit-penyakit jantung lainnya, sehingga diperlukan pemeriksaan secara holistic termasuk latar belakang dan psikososial pasien itu sendiri.

 

Dalam Penatalaksanaan pasien dengan kecurigaan penyakit ini dilakukan tatalaksana konservatif yang berfokus pada perbaikan kondisi stress baik fisik maupun mental serta dengan pemberian obat-obatan untuk mengurangi volume cairan dalam tubuh, obat vasodilator serta pemberian juga obat antikoagulan. Penatalaksanaan pasien lintas profesi mungkin diperlukan demi mencapai hasil yang terbaik. Pemantauan khusus secara fisik akan dilakukan untuk melihat kekuatan pompa jantung serta perbaikan gejala dan keluhan pasien. Prognosis pada pasien Takotsubo Cardiomyopathy cukup baik, dan hampir 96% pasien mengalami perbaikan seperti sedia kala.

 

Seperti yang kita tahu ada pepatah berbunyi “hati yang berbahagia adalah obat”. Dan ini bukanlah suatu pepatah semata, namun terbukti secara ilmiah, setidaknya dari kasus penyakit jantung yang satu ini. Bahagia itu sederhana, cukup bersyukur dengan hal-hal baik yang terjadi disekitar kita, sesederhana masih bisa bernapas di hari ini. Jadi, sudahkah anda bahagia hari ini ?

 

Sumber :

Millinis,Kristojonas., Fisher,Michael. Takotsubo Cardiomyopathy: Pathophysiology and Treatment.(2012).Diakses di https://www.researchgate.net/publication/225078252_Takotsubo_cardiomyopathy_Pathophysiology_and_treatment. Diakses pada 23 Januari 2022. Pukul 20.15 WIB.

Komamuro,Kazuo.,Fukui,Miho.,Iwasaku,Toshihiro.,Hirotani,Shinichi.,Masuyama,Tohru.Takotsubo cardiomyopathy: Pathophysiology, diagnosis and treatment.(2020).Diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4110608/.Diakses pada 23 Januari 2022.Pukul 20.22 WIB

Sattar,Yassar., Sheng Woei Siew,Kelvin., Connerney,Michael., Ullah,Waqas. Management of Takotsubo Syndrome:A Comprehensive Review.(2020). Diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6996473/. Diakses pada 23 Januari 2022.Pukul 20.25 WIB.

Akashi, Yoshijiro J., Goldstein, David S., Barbaro, Giuseppe., Ueyama,Takashi. Takotsubo Cardiomyopathy : A New Form of Acute, Reversible Heart Failure. (2008). Diakses di https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/circulationaha.108.767012. Diakses pada 23 Januari 2022. Pukul 20.26 WIB.