Tendinitis merupakan peradangan pada tendon. Berdasarkan lokasi terjadinya, tendinitis juga disebut sebagai tendonitis. Tendon adalah jaringan ikat tebal yang mengikat otot pada tulang. Tendon berfungsi sebagai katrol yang membantu otot menggerakkan sendi. Pembengkakan pada tendon dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri di luar sendi. Beberapa jenis tendinitis diberi nama sesuai dengan olahraga yang meningkatkan risikonya. Misalnya tennis elbow, jumper’s knee, pitcher’s shoulder, golfer’s elbow, dan swimmer’s shoulder. Tendinitis adalah peradangan yang terjadi pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dan tulang. Kondisi ini dapat terjadi pada tendon di bagian tubuh mana pun, meski umumnya terjadi pada tendon di bagian bahu, siku, lutut, pergelangan kaki, atau tumit. Saat mengalami peradangan, tendon akan terasa sakit ketika otot digerakkan, sehingga dapat mengganggu pergerakan otot. Tendinitis dapat berlangsung dalam jangka pendek (akut) atau jangka panjang (kronis).
Penyebab Tendinitis
Tendinitis umumnya disebabkan oleh gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang, seperti gerakan melompat yang sering dilakukan atlet basket atau mengayun tangan yang sering dilakukan atlet tenis. Namun, di kasus tertentu, tendinitis juga dapat terjadi karena cedera atau akibat mengangkat beban berat.
Faktor Risiko Tendinitis
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita tendinitis, yaitu :
Jenis Tendinitis
Berdasarkan lokasi dan penyebabnya, tendinitis dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Tendinitis ini terjadi pada tendon di siku bagian luar. Lateral epicondylitis atau yang dikenal dengan tennis elbow umumnya terjadi karena aktivitas yang melibatkan putaran pada pergelangan tangan secara berulang, seperti tenis dan bulutangkis.
Tendinitis ini terjadi pada tendon di siku bagian dalam. Jenis ini umumnya terjadi karena gerakan siku secara berulang, seperti yang dilakukan atlet golf dan bisbol.
Achilles tendinitis terjadi pada tendon Achilles, yaitu urat besar di belakang pergelangan kaki. Umumnya, tendinitis jenis ini terjadi akibat aktivitas lari dan lompat yang repetitif, seperti ketika bermain basket.
Tendinitis ini terjadi pada tendon rotator cuff, yaitu otot yang mengendalikan putaran bahu. Jenis ini umumnya terjadi karena gerakan mengangkat lengan secara berulang, seperti yang dilakukan oleh perenang.
Tendinitis ini terjadi pada tendon pergelangan tangan, tepatnya di pangkal ibu jari yang umumnya terjadi karena gerakan menggenggam atau mencubit secara berulang, seperti yang dilakukan oleh atlet tenis dan panjat tebing.
Knee tendinitis terjadi pada tendon patellar yang terletak di bawah lutut atau pada tendon quadriceps yang berada di atas lutut. Jenis ini umumnya terjadi karena gerakan melompat atau berlari, seperti yang dilakukan oleh atlet basket atau pelari jarak jauh.
Gejala Tendinitis
Tendinitis ditandai dengan munculnya rasa sakit pada tendon yang meradang. Rasa sakit ini biasanya semakin parah saat otot di area tendon yang meradang digerakkan, misalnya ketika melompat, berlari, atau memutar pergelangan tangan.
Rasa sakit tersebut juga dapat disertai beberapa gejala lain, seperti area tendon yang bermasalah mengalami pembengkakan, munculnya sensasi hangat, kemerahan, dan kaku otot.
Pemeriksaan Tendinitis
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pada area tendon yang mengalami peradangan. Tendinitis umumnya dapat didiagnosis hanya dengan pemeriksaan fisik. Namun, jika diperlukan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang, seperti USG, Rontgen, CT Scan atau MRI, untuk melihat kemungkinan adanya robekan atau penebalan tendon atau dislokasi sendi.
Penanganan Tendinitis
Pengobatan tendinitis bertujuan untuk meredakan gejala serta mengurangi peradangan. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien tendinitis :
1. Obat-obatan
Dokter dapat memberikan Obat Anti Inflamasi Non Steroid(OAINS). atau suntikan kortikosteroid untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kortikosteroid umumnya tidak disarankan untuk tendinitis yang sudah terjadi lebih dari 3 bulan karena berisiko melemahkan tendon atau membuat tendon robek.
2. Fisioterapi
Setelah gejala yang dialami mereda, fisioterapi dapat dilakukan untuk memperkuat tendon yang mengalami peradangan. Hal ini akan mengembalikan fungsi gerak yang berkurang akibat tendinitis. Jenis tindakan dan latihan yang dilakukan dalam terapi disesuaikan dengan kondisi pasien. Selain itu fisioterapi juga dilakukan tindakan untuk mengurangi nyeri dengan berbagai modalitas yang ada, seperti TENS, ultrasound terapi, IR, diatermi atau bahkan dilakukan fixaxi menggunakan bandage.
3. Operasi
Dilakukan untuk menangani kondisi tendinitis yang parah, seperti tendon robek atau sudah terlepas dari tulang.
Referensi :
Zaenal Arifin M. Sakti. 2016. Buku Ajar Ketrampilan Klinis Pemeriksaan Fisik Ektremitas Atas. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar.
Intan Fitri Nurbaiti. 2015. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Tendinitipatelaris Sinestra di RST Dr Soedjono Magelang. Jurnal Kesehatan Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hopkins, et al. 2016. Critical Review on The Socio-Economic Impact of Tendinopathy. Asia Pac J Sports Med Arthrosc Rehabil Technol, 4, pp. 9-20.
Thomas, Trojian & Adae, Amoako. 2015. Tendinopathy Not Tendonitis Now Is the Time for a Change. ACSM's Health & Fitness Journal, 19(6), pp. 37-42.
American College of Rehumatology. 2019. Diseases & Conditions. Tendinitis (Bursitis).
National Health Service UK. 2018. Health A to Z. Tendonitis.
Cleveland Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Tendinitis.
Web MD. 2019. What Are the Symptoms of Tendinitis?