Selasa, 24 September 2024 11:00 WIB

Pernikahan dan Pengaruhnya Terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular

Responsive image
16
dr. Hiradipta Ardining - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Studi oleh Hui Liu dari Michigan State University menemukan bahwa pernikahan yang tidak bahagia dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, terutama pada wanita yang lebih tua. Analisis data dari 1,200 individu yang menikah, dengan usia rata-rata 57-85 tahun, menunjukkan bahwa pernikahan berkualitas rendah memiliki dampak negatif yang lebih signifikan terhadap kesehatan jantung dibandingkan dengan pernikahan berkualitas baik. Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan selama lebih dari dua dekade pada lebih dari dua juta individu berusia 42 hingga 77 tahun menemukan bahwa pernikahan secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Artikel ini menyoroti pentingnya memahami pengaruh ikatan cinta dan pernikahan terhadap kesehatan kardiovaskular.

Tingkat Risiko pada Individu yang Tidak Menikah

Individu yang tidak menikah menghadapi risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi sebesar 42?n risiko penyakit jantung koroner sebesar 16% dibandingkan dengan mereka yang menikah.

Risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular pada individu yang tidak menikah meningkat sebesar 42%, dan risiko stroke meningkat sebesar 55%.

Dampak Perceraian dan Kematian Pasangan

Individu yang bercerai memiliki risiko penyakit kardiovaskular dan penyakit jantung koroner yang lebih tinggi sebesar 35% dibandingkan dengan yang menikah.

Individu yang menjanda menghadapi risiko stroke yang lebih tinggi sebesar 16% dibandingkan dengan yang menikah.

Risiko kematian tertinggi ditemukan pada mereka yang menjanda (peningkatan 71%), diikuti oleh mereka yang bercerai atau terpisah (peningkatan 41%), dan mereka yang tidak pernah menikah (peningkatan 40%).

Peran Dukungan Pasangan

Memiliki pasangan yang mendukung dan mendorong gaya hidup sehat dapat berkontribusi pada risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah pada individu yang menikah.

Pasien gagal jantung yang tidak menikah memiliki kemampuan diri yang lebih rendah dalam mengelola kondisi mereka dibandingkan dengan pasien yang menikah.

Manfaat Pernikahan dalam Menangani Penyakit Kardiovaskular

Peningkatan Tanggapan terhadap Masalah Kesehatan. Pernikahan seringkali meningkatkan responsivitas terhadap isu kesehatan, yang mencakup kepatuhan yang lebih baik terhadap pengobatan dan akses yang lebih baik terhadap sumber daya keuangan untuk mendukung kesehatan, yang berkontribusi pada penurunan risiko penyakit jantung dan stroke.

Dukungan Emosional dan Sosial. Dukungan emosional dari pasangan dapat memiliki dampak positif yang signifikan terhadap proses penyembuhan pasien jantung, yang menunjukkan pentingnya dukungan sosial dalam manajemen kesehatan jantung. Pernikahan menyediakan dukungan emosional dan sosial yang kuat, yang memotivasi individu untuk menjaga gaya hidup sehat dan mencari perawatan medis ketika diperlukan.

Stabilitas Keuangan dan Kesehatan Kardiovaskular. Individu yang menikah cenderung memiliki kesehatan kardiovaskular yang lebih baik dan stabilitas finansial, yang memungkinkan mereka untuk menerima perhatian medis yang cepat dan efektif.

Pengaruh Kualitas Pernikahan terhadap Kesehatan Kardiovaskular

Dampak kualitas pernikahan terhadap kesehatan kardiovaskular lebih signifikan pada wanita dibandingkan dengan pria. Kualitas pernikahan yang buruk dapat memperburuk kesehatan kardiovaskular pada wanita tetapi tidak pada pria.

Perbandingan Risiko Kematian Berdasarkan Gender

Risiko kematian akibat penyakit jantung koroner pada pria yang tidak menikah adalah 60% lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang menikah.

Risiko kematian akibat penyakit jantung koroner pada wanita yang tidak menikah adalah 65% lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menikah.

Rekomendasi untuk Penyedia Layanan Kesehatan

Penyedia layanan kesehatan disarankan untuk mempertimbangkan dampak status pernikahan terhadap kesehatan pasien dan menyediakan dukungan serta sumber daya yang tepat. Mendorong pasien untuk mencari dukungan sosial dan terlibat dalam perilaku sehat dapat meningkatkan hasil kesehatan dan mengurangi risiko kejadian kardiovaskular. Memelihara gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular.

Intervensi dan Strategi Reduksi Risiko

Pentingnya Konseling dalam Memperbaiki Kualitas Pernikahan. Konseling dan program yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pernikahan dan kesejahteraan, terutama bagi pasangan yang lebih tua, dapat berperan penting dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Dukungan untuk Pasien Penyakit Jantung Berdasarkan Status Pernikahan. Penyedia layanan kesehatan perlu mempertimbangkan status pernikahan saat memberikan dukungan dan sumber daya yang sesuai bagi pasien penyakit jantung. Pasien yang tidak menikah, bercerai, atau menjanda mungkin memerlukan dukungan sosial dan sumber daya tambahan untuk mempertahankan kebiasaan sehat.

Program Pencegahan Pernikahan Dini. Program ini bertujuan untuk meningkatkan usia pernikahan pertama, mengurangi jumlah kelahiran pertama sebelum usia 21 tahun, dan mempromosikan kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga. Strategi yang digunakan meliputi pendidikan masyarakat, konseling, dan distribusi kontrasepsi.

Ulasan ini menunjukkan bahwa pernikahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko penyakit kardiovaskular, dengan menyoroti perbedaan risiko berdasarkan status pernikahan dan gender. Studi yang dikutip sepanjang artikel memberi bukti bahwa individu yang menikah cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang tidak menikah, bercerai, atau menjanda. Hal ini menggarisbawahi pentingnya dukungan emosional dan sosial yang diperoleh dari pernikahan, serta pentingnya mengelola faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan pendekatan yang mempertimbangkan status pernikahan.

Dengan menyadari pengaruh status pernikahan terhadap kesehatan kardiovaskular, strategi intervensi, termasuk konseling pernikahan dan dukungan bagi individu yang tidak menikah, dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menargetkan penurunan risiko penyakit ini. Pengetahuan ini seharusnya mendorong individu, komunitas, dan penyedia layanan kesehatan untuk lebih proaktif dalam pendekatan preventif dan manajemen risiko penyakit kardiovaskular. Akhirnya, pentingnya penelitian lebih lanjut untuk menggali efek spesifik dari intervensi berbasis status pernikahan pada kesehatan kardiovaskular harus ditekankan, memungkinkan pengembangan strategi yang lebih efektif dan inklusif.

 

Referensi:

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180621081408-255-307686/studi-menikah-bantu-cegah-kena-penyakit-jantung-dan-strok

https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/studi-harapan-hidup-pasien-penyakit-jantung-lajang-lebih-rendah

https://www.halodoc.com/artikel/menikah-baik-untuk-kesehatan-jantung-apa-alasannya

https://www.klikdokter.com/info-sehat/jantung/mengapa-orang-yang-tidak-menikah-tak-disarankan-pasang-ring-jantung

https://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-ilmiah/serangan-jantung-lebih-berbahaya-bagi-perempuan-ketimbang-laki-laki

http://repository.unhas.ac.id/25027/2/K021181314_skripsi_07-11-2022 1-2.pdf

https://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/adiwidya/article/download/8970/4977

https://ijconline.id/index.php/ijc/article/download/385/346

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190926/5431961/empat-pilar-strategi-kemenkes-menanggulangi-penyakit-jantung/

https://dinkes.ntbprov.go.id/jurnal/jurnal-pendewasaan-usia-perkawin

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/close-up-hands-with-broken-heart_8145588.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=736a58a0-aa74-4e65-86cf-56c913e7b190