Rabu, 05 Juni 2024 13:37 WIB

Mengenal Penyakit Asma

Responsive image
119
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena Hiperaktivitas rangsangan tertentu, yang mengakibatkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Pasien Asma mempunyai saluran pernapasan yang sensitif. Saat paru-paru mengalami iritasi, saluran pernapasan menyempit sehingga udara yang masuk dalam paru-paru menjadi terbatas. Kondisi itulah yang membuat pasien Asma sering mengalami sesak napas atau batuk saat terpapar asap rokok, debu, bulu binatang atau zat pemicu lain yang berpotensi mengiritasi paru-paru. Asma dapat timbul pada semua usia terutama usia muda dan tidak tergantung pada tingkat sosio ekonomi tertentu. Meskipun asma jarang menimbulkan kematian, penyakit ini sering menimbulkan masalah baik pada anak maupun dewasa. Asma dapat menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari dan gangguan emosi seperti cemas dan depresi. Asma dapat bersifat ringan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi dapat pula bersifat menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab

Belum diketahui secara pasti apa penyebab penyakit Asma. Namun, kondisi tertentu kerap terjadi saat pasien terpapar zat pencetus tertentu. Beberapa hal yang diduga faktor alergen adalah :

1.    Infeksi virus saluran napas : influenza

2.    Pemajanan terhadap alergen, debu rumah, bulu binatang

3.    Pemajanan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi

4.    Kegiatan jasmani : lari

5.    Ekspresi emosional takut, marah, frustasi

6.    Obat-obat aspirin, penyekat beta, anti inflamasi non steroid

7.    Lingkungan kerja : uap zat kimia

8.    Polusi udara : asap rokok

9.    Pengawet makanan : sulfit

10.  Lain-lain, misalnya haid, kehamilan, sinusitis

Gejala

1.    Sesak

2.    Sesak napas

3.    Batuk-batuk, terutama pada malam hari.

4.    Mengi (muncul suara siulan saat bernapas).

5.    Badan lemas dan lesu.

6.    Rasa gelisah yang tidak biasa.

7.    Sering menghela napas

Pola serangan Asma yang umum terjadi

1.      Semakin parah saat malam hari atau pagi hari.

2.      Timbul dan hilang seiring waktu pada hari yang sama.

3.      Dipicu oleh cuaca tertentu, olahraga, atau karena tertawa dan menangis.

4.      Semakin memburuk karena adanya infeksi virus, seperti pilek.

Faktor Risiko

1.      Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit asma.

2.      Menderita infeksi pernapasan, seperti Bronkitis dan Pneumonia.

3.      Kelahiran prematur

4.      Terlahir dengan kondisi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

5.      Memiliki alergi atopic.

Komplikasi

1. Henti jantung karena kekurangan oksigen.

2. Gagal napas karena saluran pernapasan melebar dan dipenuhi lender.

3. Alkalosis respiratorik, yang terjadi karena tubuh kekurangan karbondioksida karena bernapas terlalu cepat.

4. Kerusakan atau kematian otak akibat darah yang tidak mengandung cukup oksigen dalam waktu yang lama atau Hiposekmia.

5. Paru-paru kolaps atau rusak sehingga udara bocor ke ruang di antara paru-paru dan dinding dada atau Pneumotoraks.

6. Udara di paru-paru bocor ke rongga dada atau Pneumomediastinum.

7. Paru-paru tidak mampu membuang karbondioksida hingga menumpuk di dalam tubuh atau hiperkarbia yang umumnya terjadi pada pengguna ventilator.

Di sisi lain, pasien Asma juga dapat mengalami komplikasi lain yang dapat berpengaruh dalam kualitas hidup penderita Asma itu sendiri seperti :

1. Aktivitas sehari-hari terganggu, seperti bekerja, sekolah ataupun tidur.

2. Kemampuan bernapas menurun karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan secara permanen.

3. Gangguan pertumbuhan dan gangguan belajar pada anak.

4. Risiko stres, cemas dan depresi yang lebih tinggi pada orang dewasa.

5. Efek samping akibat penggunaan obat asma dalam jangka Panjang.

Pemeriksaan

1. Tes alergi untuk mengetahui apakah pasien memiliki alergi tertentu yang menyebabkan asma.

2. Tes Bronkus untuk mengukur sensitivitas saluran pernapasan.

3. Tes penunjang untuk mengetahui kondisi lain yang berkaitan dengan gejala asma.

4. EKG (Elektrokardiogram) dan rontgen dada untuk mencari tahu penyebab gejala yang dialami pasien.

Strategi Pengobatan Asma menurut GINA (Global Initiative for Asthma).

Tujuan jangka panjang dari manajemen asma adalah :

1. Kontrol Gejala : untuk mencapai kontrol yang optimal terhadap gejala dan mempertahankan aktivitas pada tingkat normal.

2. Mengurangi risiko : untuk meminimalkan risiko terjadinya eksaserbasi dan memperbaiki keterbatasan aliran udara serta mengurangi efek samping pengobatan.

Pencegahan

1. Berhenti merokok

2. Hindari paparan asap rokok, debu, polusi udara, bau- bauan yang mengiritasi seperti parfum, obat semprot, serangg, deterjen cucian.

3. Jangan memelihara hewan seperti anjing dan kucing.

4. Gunakan kasur dan bantal sintesis atau jika tidak ada, gunakan kain penutup yang terbuat dari bahan sintesis.

5. Usahakan tidak memakai karpet di dalam rumah / kamar tidur.

6. Jemur dan tepuk-tepuk kasur secara rutin.

 

Referensi  :

Manese Mercy, dkk. 2021. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Riwayat Serangan pada Penderita Asma di Kabupaten Minahasa Selatan. PSIK FK Unsrat. Jurnal Keperawatan Volume 9 Nomer 2.

Rosfadilla Puspa, dkk. 2022. Asma Bronkial Eksaserbasi Ringan-Sedang pada Pasien Perempuan Usia 46 Tahun. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Respirasi, RSUD Cut Meutia, Aceh Utara. Averrous: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Volume 8 Nomer 1.