Kamis, 01 Februari 2024 15:47 WIB

Apa yang Terjadi Saat Pingsan?

Responsive image
781
dr. Fadhilla Umami - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Apakah Anda pernah merasakan sensasi tiba-tiba pingsan atau kehilangan kesadaran untuk beberapa saat? Jika ya, Anda mungkin mengalami apa yang disebut syncope, suatu kondisi medis yang umum terjadi pada berbagai kelompok usia. Syncope, yang secara harfiah berarti "tersungkur," adalah kondisi di mana aliran darah ke otak terganggu, menyebabkan kehilangan kesadaran sementara. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi aspek-aspek penting tentang syncope, termasuk gejalanya, penyebabnya, dan bagaimana mengelolanya.

Pingsan atau dalam istilah kedokteran disebut syncope merupakan kehilangan kesadaran ataupun kekuatan postur tubuh yang terjadi secara mendadak yang terjadi secara tiba-tiba dan bersifat sementara. Pingsan akan pulih secara spontan tanpa membutuhkan terapi khusus apabila penyebabnya ringan. Kehilangan kesadaran dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke sistem aktivitas retikuler di batang otak. Syncope bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan tanda atau gejala dari gangguan yang mendasarinya.

Tanda utama syncope adalah kehilangan kesadaran yang singkat, diikuti dengan pemulihan spontan. Namun, sebelum kejadian pingsan, seseorang mungkin mengalami gejala-gejala awal, seperti pusing, merasa lemah, mual, berkeringat dingin, pucat, atau muntah. Beberapa orang juga melaporkan adanya sensasi "berputar" sebelum kehilangan kesadaran.

Ada berbagai penyebab yang mungkin menyebabkan syncope. Salah satunya adalah refleks vasovagal, di mana tekanan darah turun tajam karena respons sistem saraf otonom terhadap pemicu tertentu, seperti stres, nyeri, atau penglihatan darah. Penyebab lain meliputi gangguan irama jantung, masalah struktural jantung, gangguan pembuluh darah, tekanan darah rendah, masalah neurologis, dan efek samping obat tertentu.

Penyebab paling sering adalah karena adanya hipotensi ortostatik yaitu terjadinya penurunan tekanan darah sistolik diatas 20mmHg atau tekanan diastolik turun lebih dari 10 mmHg pada posisi berdiri selama 3 menit. Ketika seseorang dalam posisi berdiri sekitar 500-800cc darah akan berpindah ke perut dan tungkai bawah sehingga volume darah yang masuk ke dalam jantung berkurang. Darah yang dipompakan jantung ke seluruh tubuh terutama otak akan berkurang. Karena kurangnya pasokan darah ke seluruh tubuh termasuk otak, oksigen pun akan berkurang, hal ini disebut dengan keadaan hipoksia.

Mendiagnosis syncope melibatkan anamnesis yang komprehensif, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dan enzim jantung. Pemeriksaan rekaman jantung (EKG) harus dilakukan pada setiap penderita yang mengalami pingsan. Demikian pula pemeriksaan ekokardiografi, pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah ada gangguan pada katup jantung dan gangguan aliran darah di otot jantung, pemantauan Holter, tes tilt-table, atau pemeriksaan pencitraan seperti MRI atau CT scan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan merencanakan pengelolaan yang sesuai

Tatalaksana syncope tentu sangat disesuaikan dengan penyebab dan diagnosis yang telah dibuat oleh dokter. Penderita dengan sinkop berulang perlu dikaji dan dicari tahu penyebabnya. Bagi Anda yang sering mengalami syncope penting untuk menghindari faktor-faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab pingsan, seperti panas berlebihan, dehidrasi (kekurangan cairan), posisi berdiri setelah latihan fisik, obat-obatan tertentu. Apabila syncope tetap berulang dan dirasakan berat sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter yaa.

 

Referensi:

Grossman SA, Badireddy M. Syncope. [Updated 2022 Jun 21]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442006/

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/accident-warehouse-man-floor_5578217.htm#query=faint&position=7&from_view=search&track=sph&uuid=a49ac275-a240-4141-9e7a-dab8ef0459df